NovelToon NovelToon
BETWEEN THE NUMBERS

BETWEEN THE NUMBERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / BTS / Cinta pada Pandangan Pertama / Office Romance
Popularitas:653
Nilai: 5
Nama Author: timio

Satu digit, dua, tiga, empat, lima, hingga sejuta digit pun tidak akan mampu menjelaskan berapa banyak cinta yang ku terima. Aku menemukanmu diantara angka-angka dan lembar kertas, kau menemukanku di sela kata dan paragraf, dua hal yang berbeda tapi cukup kuat untuk mengikat kita berdua.

Rachel...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sakit Tapi Enak

Hingga Vano merasakan sesuatu yang terlepas didalam sana, diikuti air mata Rachel yang meleleh disudut matanya, Vano terus mengucapkan kata sayang dan Terima kasih sambil terus terengah.

"Gua ngga nyesal, sama sekali ngga. Bahkan gua bahagia gadisnya gua diambil sama pria ini. Untuk semantara ini gua ingin bahagia. Sejenak aja, gua mau egois dan bahagia. Gua juga mau di sayang-sayang sebentar aja. Apalagi orangnya kak Vano, gua ngga berani berharap lebih. Gua sadar. diri, tapi gua mau kayak pasangan lain, yang lagi bucin, yang bahagia bersama meskipun itu karena sesuatu yang ngga penting. " Batin Rachel yang kemudian terlelap karena kelelahan.

"Sah sudah, dia milikku. Ngga ada siapapun lagi yang boleh sembarangan nyentuh gadisku ini, gadis? Eh ngga gadis lagi, uga gua ambil heheh. "

Lama sekali Vano memandangi wajah yang terlelap itu. Sesekali ia mengecupnya, sesekali menyugar anak rambut yang menghalangi di keningnya.

Betapa ia mengagumi ciptaan Tuhan dihadapannya ini. Bagaimana kesayangannya itu bisa tumbuh dengan baik dan secantik ini. Bagaimana rupa orang tuanya? Sehingga pahatan anak mereka sesempurna ini.

"Yaang... Terus bertahan disamping aku apapun yang terjadi ya." Bisik Vano sembari membetulkan selimut Rachel.

🍀🍀

"Akh... Ashhh... ", ringis Rachel ketika ia mengubah posisinya sembari mengangkat kakinya. Pangkal pah4 dan int! nya nyeri sekali. Matanya tiba-tiba terbuka lebar dan mengingat momen seru semalam suntuk yang ia kerjakan dengan Vano.

"Aduh... ", peliknya menyembunyikan dirinya didalam selimut. Lalu ia melirik jam dinding. Sudah jam 10. "ANJIR... NEPTUNUS....! ", buru ia mencari ponselnya.

"Sumpah lama-lama gua beneran lupa diri ini." Pekik Rachel kembali berguling-guling. "Godain ah...".

"Ngga kuat jantung gua ah, niat mau godain eh malah gua yang pengen nyungsep liat dia balesin. Aohhh... ".

🍀🍀

Hari yang aneh terjadi lagi di Numbers Institute, Revano, direktur tampan, perfeksionis, spek kulkas dua pintu seperti kesurupan setan yang sedang berbunga-bunga. Ia memulai pagi itu dengan kopi yang di antarkan oleh truk ke Numbers Institute dan dibagikan ke seluruh staff gedung yang jumlahnya mencapai 150 orang itu. Tidak lupa juga ia menyapa semua orang yang berpapasan dengannya.

"Merinding banget." Seru Kris tiba-tiba muncul dan berhenti di meja Mikhaela.

Gadis itu hanya tersenyum, karena sedikit banyak ia sudah tahu apa penyebab perubahan direktur mereka selama lima bulan terakhir ini.

"Rachel kok belum datang ya? Biasanya juga udah isi absen di meja gua." Seru Jacky.

"Iya ya tumben." Timpal Kris.

Lalu mereka semua membungkuk serentak memberi hormat melihat siapa yang akan lewat didepan mereka.

"Siang, Kak Vano."

"Iya, siang. Oh iya, hari ini Rachel ngga masuk ya, sakit katanya. Mikh, hubungin Ms Jenny jadi asisten aku buat hari ini aja."

"Baik, Kak."

"Selamat bekerja. Semangat buat hari ini, Numbers One...! ", seru Vano semangat mengepalkan kedua tangannya di udara.

"NUMBERS ONE....!!!", seru semua orang yang ia temui dengan senyum yang aneh mengikuti gerakan Vano, lalu direktur mereka itu pergi dengan senyum lebar.

Kris dan kawan-kawan saling tatap sepeninggal Vano masih dengan tangan mereka yang terkepal di udara.

"Wahhh... Kayaknya Numbers bener-bener harus dilakuin exorcism ngga sih, hantunya kayaknya meraja lela ini. Direktur aja kayaknya udah kerasukan itu."

Sementara Mikhaela hanya terkekeh kecil. Otaknya sudah travelling kesana kemari, karena setahunya Rachel sesakit apapun ia akan tetap bekerja, masa dimana kakinya berlubang dan harus memakai tongkat saja bukan masalah besar baginya. Bisa-bisanya Rachel yang ia lihat sehat walafiat kemarin tiba-tiba sakit hari ini, sangat tidak mungkin.

.

.

.

TBC... 💜

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!