Apa arti hidup bagi Ashkar...
Sepanjang perjalanan di kehidupan ini, tidak ada hal baik terjadi...
Seakan dunia tidak pernah menerima dirinya...
Keadilan tidak pernah datang untuk menyelamatkan...
Dan orang-orang hanya menganggap bahwa hidupnya adalah kesalahan...
Memang apa yang salah dengan hidup sebagai seorang pengangguran...
Hingga kematian datang dan iblis memberi penawaran...
"Bantu kami mengalahkan para pahlawan...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shina Yuzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kadal berduri
Langit kembali bercahaya, Ashkar tetap terjaga meski harus menahan sakit semalam penuh, tapi dia benar-benar bisa bertahan hidup.
Setelah melawan para An*jing hutan dia harus bersembunyi dan melarikan diri dari para binatang predator lain yang mustahil untuk dikalahkan.
Rasa lelah setelah melewati kondisi hidup mati, terluka parah dan hampir tewas, kini Ashkar bisa sedikit bernafas lega untuk kembali ke sungai demi membasuh diri dari sisa-sisa darah yang ada di tubuhnya.
Duduk sejenak melepas lelah selagi mengeringkan tubuh, Ashkar mulai melamun.
"Yang benar saja, mereka menjanjikan hidup baru dengan kekuatan luar biasa, tapi aku harus berjuang setengah mati." Ashkar menggerutu kesal.
"Kalau begini, apa bedanya mereka dengan anggota-anggota dewan yang berkampanye tentang kesejahteraan masyarakat. Sedangkan masyarakat tetap hidup dalam kesengsaraan."
"Aku bisa membayangkan mereka disana sedang menikmati waktu dengan duduk ngopi dan baca koran pagi."
(Di alam surga, Mordred : huh apa ? Apa ada yang sedang membicarakan ku ?.)
"Aku seperti orang yang kena tipu investasi bodong."
Ashkar mengambil sebuah batu dalam genggaman dan melempar keras ke sebrang sungai. Namun kesialan seakan mengikuti dari belakang.
Tepat batu itu jatuh di kepala seekor monster berwujud kadal besar dengan duri tajam yang tiba-tiba saja muncul.
Ahhhh.... si*al...
Cepat Askar melarikan diri karena dia kini sedang dalam masalah. Kadal itu menyebrangi sungai dan mulai mengejar.
"Apa tidak ada waktu untukku bersantai lebih banyak."
Berbeda dari an*jing-an*jing hutan yang masih berukuran normal seperti pada umumnya, kadal satu ini lebih seperti gajah walau pun tidak memiliki belalai.
Tidak peduli ke arah mana Ashkar harus pergi, melompati batu, batunya hancur dihantam kepala kadal. Naik ke atas pohon, pohon pun tumbang hanya dengan satu kibasan ekor. Masuk kedalam sungai, dia bisa berenang cepat, gaya kupu-kupu pula, Masuk ke lubang galian, ternyata itu adalah sarangnya.
Bahkan ketika berpura-pura menjadi orang lain, tapi kadal itu mudah mengenali wajah Ashkar, lebih dari pada dirinya sendiri.
Mencoba melawan pun mustahil, di satu kesempatan Ashkar mencakar betis belakang kadal itu, hanya membekas goresan kecil yang mungkin cukup untuk mengurangi rasa gatalnya karena tidak bisa menggaruk.
Kulit keras seperti batu, sisik duri tajam dan lebih berbahaya adalah kekuatannya, di mampu menumbangkan pohon lebih besar dari ukuran tubuh ketika tidak sengaja tersenggol.
Tidak bisa dibayangkan mana kala Ashkar diinjak, sudah pasti nyawa akan lunas.
Pasrah Askar mendapati dirinya kini terhimpit diantara tebing dan jurang, entah harus pilih kiri yang artinya lompat tanpa ada kepastian bisa selamat bahkan persentase kematian lebih besar. Atau pun memilih kanan dengan melawan sekuat tenaga, itu jelas lebih mudah mengantarkan dia bertemu kembali dewa jahat di akhirat untuk komplain tentang berkah mereka berikan.
"Aku benci jika harus memilih."
Pada akhirnya kedua pilihan itu hanya mengarahkan ke satu jawaban, Mati.
Tanpa tahu harus berbuat apa, dia melihat kadal berjalan semakin dekat dan menatap tajam dengan marah.
"Si*alan..."
Tapi plot armor masih melindungi Ashkar dari kematian, mana kala dia sudah tidak memiliki kesempatan menyelamatkan diri.
Secara ajaib, siapa yang menyangka dan tanpa diduga-duga, kilat cahaya datang menyilaukan mata saat sebuah tombak melesat lurus menghujam tubuh kadal berduri itu dengan keras.
Raungan kadal menggema dan hentakan kaki menggetarkan tebing seakan-akan tanah di sekitar tempat mereka bisa runtuh.
Tombak yang kini menancap di pan*tat kadal, memang masih belum cukup membunuhnya dalam satu serangan, tapi terlihat bahwa tombak tersebut mampu memberi luka walau kulit kadal seperti batu.
Siapa disana ?.
Ashkar bertanya-tanya tentang kehadiran siapa pun yang memberinya bantuan.
Alangkah terkejut ketika mendapati sesosok makhluk yang berdiri dengan dua kaki keluar dari balik bayangan pepohonan.
Makhluk yang Ashkar lihat serupa dengannya memiliki postur tubuh tinggi besar, hampir dua kali lipat tinggi badannya dan juga kuku cakar tajam disertai otot lengan bersisik hitam.
Apa dia juga ras iblis ?.
Pertama kali bagi Ashkar melihat iblis lain di hutan ini.
Mengetahui bahwa kadal mendapat ancaman, dia berbalik dan berlari ke arah iblis tersebut.
Tidak tinggal diam, sosok iblis sudah siap melawan dengan sebilah pedang yang diambil dari balik punggung.
Namun ada hal mengejutkan yang Ashkar lihat, bahwa dari telapak tangan iblis tercipta lingkaran berwarna ungu terang dengan coretan-coretan simbol aneh.
Kemudian letupan Api muncul dari tengah lingkaran, ledakan besar menghantam tubuh kadal.
Ashkar hanya diam di tepian jurang dan hampir terpanggang oleh serpihan api yang tanpa sengaja lewat di sampingnya.
Kadal masih berdiri tegak meski telah menerima serangan sihir api, kulit berduri sekeras batu seakan melindungi tubuh dari efek panas dan ledakan.
Jelas sekali bahwa kadal berduri bukan binatang tingkat rendah seperti an*jing hutan seperti lawan Ashkar sebelumnya.
Tapi di sisi lain, iblis yang menyerang pun bukan petarung amatiran.
Ashkar melihat kepulan asap putih transparan keluar dari tubuh si iblis dan memberi kesan kuat melalui tekanan udara di sekitar tempatnya berdiri.
Langkah kaki berlari cepat iblis menuju kadal berduri dengan ayunan pedang ke arah kepala. Namun kadal itu tidak tinggal diam untuk menerima luka tanpa perlawanan.
Dari arah samping, Kibasan ekor kadal berayun cepat, mudah bagi iblis itu melompat dan menghindar, dia cukup lincah dalam gerak akrobatik, kemudian menahan kibasan ekor kedua dengan pedang.
Suara nyaring seperti dua benda keras saling berbenturan, tapi Ashkar melihat satu hal tidak biasa, dimana tidak ada tanda-tanda bagi iblis mengimbangi kekuatan kadal tersebut, hingga beberapa saat kemudian, tubuh kadal terdorong mundur secara paksa.
"Apa itu tadi ?."
Ashkar bisa merasakannya, bahwa ada energi lain yang berasal dari asap putih transparan milik tubuh iblis itu menghasilkan efek gelombang.
Kesempatan terlihat jelas.
Tepat ketika kadal hilang keseimbangan akibat gelombang energi, serangan iblis datang secara cepat, dimana pedangnya menusuk leher kadal meski hanya lapisan luar.
Sekuat tenaga, tangan iblis mendorong semakin dalam dan mulai merobek lebih lebar. Tapi hantaman ekor yang tiba-tiba saja datang, melempar tubuh iblis hingga terpental jauh ke belakang.
Mereka menerima luka bersama-sama, Ashkar memperhatikan dengan seksama, serangan ekor kadal memberi hantaman keras yang membuat iblis kini pincang dan lagi, pedang itu masih tertinggal di leher si kadal.
Ini menjadi hal buruk, entah untuk iblis atau pun Ashkar, karena jika penolongnya kalah, sama artinya dia akan kembali terancam.
Giliran kadal berduri berlari maju dengan kecepatan tinggi, iblis berusaha menghindar, namin gigitan mulut di penuhi lendir beracun mengoyak betisnya. cepat tangan itu meraih pedang yang masih tersangkut di leher.
Menciptakan lingkaran sihir di tangan kanan yang memegang pedang, seketika muncul percikan cahaya dan ledakan keras. Gigitan keras kadal tidak mau lepas, tanpa peduli racun menyebar cepat masuk kedalam tubuh.
Iblis berulang kali menggunakan sihir ledakan api hingga kepala kadal pun putus dan terlempar jatuh ke tanah.
Wajah penuh kesakitan dan kaki yang di penuhi darah menunjukkan gejala racun hingga membuat daging di sekitar melepuh.
Ashkar melihat bahwa tidak mungkin kadal masih bisa hidup tanpa kepala di tubuhnya, dia pun segera berlari mendekati si iblis.
"Tuan, apa kau baik-baik saja." Pertanyaan bodoh Ashkar yang tidak perlu dijawab.
"Ambil pedangku dan potong kaki ku, cepat."
Askar menuruti perintahnya dan mengambil pedang yang masih tersangkut di pangkal leher mayat kadal.
Tanpa pikir panjang, dia mengayunkan pedang sekuat tenaga hingga kaki iblis pun terpisah.
oiya kapan2 mampir di ceritaku ya..."Psikiater,psikopat dan Pengkhianatan" makasih...