NovelToon NovelToon
Di Paksa Menikahi Putri Miliarder

Di Paksa Menikahi Putri Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Ahli Bela Diri Kuno / Pendamping Sakti
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Siska Kubur

Menceritakan seorang pemuda berasal dari kampung yang mencoba mengadu nasib ke kota, namun sampai di kota dia tidak sengaja melihat seorang gadis yang akan di culik orang berbaju serba hitam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

...

Di dalam kamar.

Nayla sangat senang di perlakukan seperti ratu oleh syahid, mengambilkan ini itu keinginannya, dan syahid juga sangat perhatian padanya.

" nay, maaf ya gara gara aku kamu jadi kesulitan seperti sekarang." Ucap syahid, menyadarkan lamunan nayla yang sedang duduk di sofa dalam kamarnya.

" nggak apa apa, harusnya aku berterima kasih sama kamu, karena sudah menolong aku dan merawat aku sekarang." Jawab nayla, tersenyum mendengar ucapan nayla yang sangat lembut hari ini.

" tidak perlu berterima kasih nay, semua suami akan melakukan hal yang sama saat istrinya sedang dalam bahaya, dan keadaan seperti sekarang." Ucap syahid, nayla mengangguk dan ingin bertanya tapi dia malu. Namun setelah dia yakin akhirnya bertanya pada syahid dengan nada terbata.

" hemm.. A-apa ka-kamu cinta sa-sama aku.?"

Syahid yang mendengar kaget, dia berjalan dan mendudukkan diri di samping nayla.

" hufft.. Entah lah nay, aku masih takut, memang jantung ku berdetak kencang saat bertatapan atau bersentuhan dengan kamu, tapi untuk mencintai kamu sepenuh hati aku masih takut, takut akan terluka seperti dulu." Jawab syahid menghembuskan nafas, nayla yang mendengar tersenyum namun nayla penasaran dengan ucapan syahid.

" apa yang membuat mu takut, harusnya aku yang takut jika kamu hanya memanfaatkan harta papah ku." ucap nayla, syahid yang mendengar menatap nayla.

" aku takut, jika sudah betul betul mencintai kamu kedepannya aku tidak bisa memenuhi keinginan kamu, dan asal kamu tau, aku tidak ada niat sedikit pun memanfaatkan harta papah nay." Jawab syahid, nayla yang mendengar menatap mata syahid mencari kebohongan atas jawaban syahid, namun nayla tidak menemukannya, justru nayla melihat kekecewaan yang terpancar dari mata syahid.

" maaf kalau ucapan ku membuat mu kecewa." Ucap nayla, menundukkan kepalanya. Syahid yang melihat pun mengernyit.

" aku tidak kecewa atau pun marah sama ucapan mu tadi nay, justru aku senang mendengar kamu yang sudah mau jujur." Jawab syahid, nayla kembali menatap syahid.

" apa yang membuat mu ragu, untuk mencintaiku.?" Tanya nayla mengingat ucapan syahid sebelumnya.

" aku dulu pernah mencintai seorang wanita, awalnya dia bersikap manis sama aku, tapi setelah lama kelamaan dia meminta sesuatu yang sulit untuk aku penuhi, samapi pada akhirnya wanita itu pergi meninggalkan aku dengan pria yang lebih mapan dan kaya dari ku yang lebih mampu memenuhi keinginannya. Bahkan dia terang terangan berselingkuh di depan ku." Jawab syahid, matanya menyorotkan kekecewaan yang mendalam, nayla yang melihat dan mendengar pun ikut merasakan sakit.

" apa kamu menganggap aku sama, dengan mantan kamu itu.?" Tanya nayla, syahid yang mendengar langsung menggeleng.

" tidak nay, aku hanya masih takut, tapi aku tidak menganggap semua wanita itu sama." Jawab syahid.

Nayla mengangguk membenarkan, sedetik kemudian mereka sama sama terdiam, menatap satu sama lain, entah siapa yang memulai terlebih dulu, sekarang bibir mereka sudah menempel.

Syahid dan nayla sama sama menutup mata mereka, menikmati ciuman yang lama kelamaan menjadi lumatan hingga decapan suara ciuman mereka memenuhi isi kamar.

" nay." Ucap syahid memundurkan kepalanya, menatap nayla dengan penuh kelembutan.

" hemm."

Hanya berdehem untuk menetralkan perasaannya, nayla sedikit kecewa sebab syahid mengakhiri ciuman mereka, syahid sendiri tidak mau h4sratnya memuncak seperti semalam dan memaksa nayla melakukan hal seperti semalam, mengingat jika bagian intim nayla masih membengkak.

" kamu membangunkan dia." Ucap syahid menunjuk juniornya, nayla tersenyum namun sedetik kemudian dia bergidik ketika celana olah raga syahid menonjol keatas.

" a-apa pe-perlu me-melakukan se-seperti se-semalam." Jawab nayla tergagap menawari syahid, namun syahid menggeleng dan tersenyum.

" tidak perlu nay, aku takut akan bertambah menyakiti punya mu, aku bisa mengatasinya sendiri." Ucap syahid sambil berdiri berjalan menuju kamar mandi, sedangkan nayla tersenyum mendengar ucapan syahid yang sangat mengerti kondisinya, dan tidak lama nayla mendengar suara gemercik air dari kamar mandi.

Tidak lebih dari sepuluh menit, nayla melihat syahid yang keluar dari kamar mandi dengan muka yang sudah segar dari sebelumnya.

" ma-maaf aku tidak bisa membantu mu." Ucap nayla menyesal, sedangkan syahid tersenyum dan kembali duduk di samping nayla.

" tidak apa apa, aku juga tidak mau memaksa kamu." Jawab syahid, nayla tersenyum mendengarnya dan memeluk syahid. Dengan senang hati syahid membalas pelukan nayla.

" terima kasih, kamu sudah mengerti, aku lihat aja udah geli apa lagi harus pegang." Ucap nayla, sedangkan syahid mengernyit sebab semalam dengan lincahnya nayla memainkan juniornya dengan mulut dan tangannya.

" andai saja aku rekam kejadian semalam, pasti kamu kaget saat melihat dengan lincahnya kamu memainkan junior ku." Ucap syahid, nayla yang mendengar langsung melepaskan pelukannya dari syahid.

" itu kan sedang dalam pengaruh obat, awas saja kalau kamu berani merekam." Ucap nayla kesal, syahid yang melihat terbahak.

" iya iya, tapi kamu jago banget loh semalam, aku aja dengan susah payah mengimbangi permainan kamu." Jawab syahid menggoda nayla, nayla yang mendengar langsung memerah pipinya.

" issh, kamu jangan ingatin aku lagi, aku malu kalau sedikit ingat." Ucap nayla mencubit pinggang syahid kesal, syahid hanya terbahak kembali melihat muka nayla yang memerah malu.

Namun saat nayla mencubit pinggang syahid, dia menyadari jika syahid masih terluka, dengan cepat nayla membuka baju syahid.

" hufft.. Aku kira aku cubit yang ada luka ya." Ucap nayla melihat ternyata luka tusukan syahid ada di sisi lain.

" bukan yang kiri tapi yang kanan, lagian kalau lukanya kamu cubit pasti aku teriak." Jawab syahid, nayla mengangguk sambil menatap luka syahid.

" apa masih sakit.?" Tanya nayla, syahid mengangguk.

" masih, tapi sebentar sudah kering 1 minggu lagi pasti juga akan sembuh." Jawab syahid. Nayla pun hanya mengangguk.

Saat mereka sedang mengobrol, terdengar suara ketukan pintu kamar, membuat mereka menghentikan obrolan mereka, dengan cepat syahid berdiri menuju pintu.

" mamah." Ucap syahid setelah membuka pintu, ternyata bu ningrum yang mengetuk tadi.

" boleh mamah masuk.?" Ucap bu ningrum, syahid mengangguk dan tersenyum.

" boleh mah, silahkan masuk." Jawab syahid, bu ningrum tersenyum dan berjalan memasuki kamar, bu ningrum melihat nayla yang sedang duduk di sofa.

" mah, ada apa mamah kesini.?" Tanya nayla saat melihat bu ningrum.

" kamu sudah minum obat.?" Tanya bu ningrum.

" obat apa mah, aku nggak sakit.?" Ucap nayla berpura pura tidak tahu apa yang sedang bu ningrum maksud. Bu ningrum hanya tersenyum dan berjalan duduk di samping nayla. Begitu juga dengan syahid yang ada di belakang bu Ningrum dia menyadari kemana pertanyaan bu ningrum.

" mamah pernah muda, mamah juga dulu pernah mengalami hal seperti kamu, jadi hanya melihat cara berjalan tadi pagi saja mamah tau apa yang sudah terjadi." Ucap bu ningrum, nayla yang mendengar menunduk malu.

" coba mamah lihat obat yang tadi lagi kamu minum." Lanjut bu ningrum, nayla yang mendengar mengarahkan pandangan pada syahid.

Syahid mengerti jika nayla ingin dia mengambilkan obatnya dan memberikan pada bu ningrum, syahid pun segera berjalan menuju meja rias nayla dan mengambil obat yang tadi dia letakkan di sana.

" ini mah, tadi pagi aku minta tolong sama yoga beliin obat ini." Ucap syahid memberikan sebuah plastik yang berisi obat pereda nyeri pada bu ningrum setelah mengambilnya.

Bu ningrum tersenyum dan membuka isi obat itu, ternyata berbeda dengan yang dia bawa sekarang, bu ningrum pun mengeluarkan obat yang baru saja dia beli dari sakunya.

" kamu minum yang ini saja, baru saja dokter wilona mengantarnya, kata dokter wilona obat lebih cepat dari obat pereda nyeri yang lain." Ucap bu ningrum memberikan obat yang ternyata dari dokter wilona dokter keluarga mereka.

Nayla mengangguk tersenyum malu dan menerima obat dari tangan bu ningrum, sedangkan syahid hanya diam dan tersenyum melihat bu ningrum yang sangat perhatian.

" terima kasih ya mah." Ucap nayla, bu ningrum tersenyum dan mengangguk.

" sama sama sayang, semoga kalian cepat memberi mamah cucu, mamah sudah tidak sabar ingin menggendong cucu." Jawab bu ningrum, syahid mengaminkan ucapan bu ningrum, begitu juga dengan nayla walaupun dari dalam hati karna dia malu.

Bersambung...

1
Rasmel Nasrun
ceritanya bagus, lanjut...
Hasrie Bakrie
Lanjut
Rasmel Nasrun
wah, kenapa baru sekarang saya dapat cerita s bagus ini???
Rasmel Nasrun
yah, jalan ceritanya masih terbilang bagus jugalah sama seperti awal cerita...
Rasmel Nasrun
sampai disini ceritanya saya beri nilai 99 dari 100. Jalan ceritanya bagus sekali...
Hasrie Bakrie
Lanjut
Hasrie Bakrie
Assalamualaikum mampir ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!