Roxana, sudah 8 kali dia mati dan ini adalah kehidupannya yang ke-9.
Setiap hidupnya dia pasti merasuki tubuh seorang wanita dengan berbagai posisi dan karakter. Tapi nahasnya setiap usianya mencapai 25 tahun pasti dia mati.
Pada kehidupannya kali ini pun sama, tapi kali ini dia hidup di tubuh seorang ibu yang sangat ditakuti. Bukan karena wajahnya tapi perangai dan sikapnya.
Akankan ia lagi-lagi harus mati saat usianya mencapai 25 tahun?
Atau dia akan menggunakan semua kemampuan yang pernah ia miliki untuk bisa bertahan hidup lama kali ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Duke Utara 16
Sementara itu di kamar Lili.
Leoric terus menerus menciumi Roxane. Padahal Lili masih tidur di sana. Hasrat pria beristri yang sudah lama tidak menyentuh istrinya itu membuncah.
Roxane merasa Leoric begitu menggebu. Ia tentu tahu kemana arah semua kecupan bibir yang Leoric tujukan di wajah dan leher miliknya. Bahkan tangan Leoric sudah mulai menyusup ke dalam gaun tidur dan mulai menggenggam dada milik Roxane yang membuat wanita itu mengeluarkan suara desahann.
" Leo, kita harus berhenti. Jika tidak emhhhh Lili ... Lili akan bangun dan salah paham."
" Eumhhh, aku ingin lebih Roxane. Aku merindukan ini semua. Ini ... ini ... dan ini, aku merindukan semuanya. Apa kau tahu, aku sangat tersiksa setiap melihatmu," ucap Leoric sambil menyentuh semua bagian sensitif milik sang istri.
Cesss
Bagai disiram es, hati Roxane merasa dingin mendengar ucapan Leoric. Satu sisi dia merasa senang tapi di sisi lain ia merasa curiga. Tentu saja keberadaan Melanie membuat Roxane bertanya-tanya. Wanita itu datang sebagai selir yang berarti dia juga istri Leoric. Jadi, apakah Leoric juga mengunjungi kamar melanie?
Tiba-tiba sebuah rasa yang ia tahu sebagai cemburu itu hadir. Awalnya dia tidak memiliki rasa seperti itu, sampai pada tahap benar-benar intim sekarang.
Leoric menghentikan kegiatannya saat merasa bahwa istrinya itu tidak merespon. Dan malah bersikap diam. Ia langsung tahu kalau Roxane saat ini tengah memikirkan hal lain.
" Kenapa sayang? Apa yang mengganggu pikiranmu?"
" Melanie, wanita itu. Apa kamu juga tidur dengannya?"
Mata Leoric langsung membulat sempurna tapi sedetik kemudian ia tersenyum. Ia suka ketika Roxane merasa begitu, dengan kata lain istrinya saat ini sedang cemburu dan curiga kepadanya.
" Aku suka kamu begini. Tapi, aku tidak pernah sekalipun menyentuh wanita itu. Memang dia dikirim kemari untuk menjadi selir, namun aku tidak pernah menganggapnya begitu. Aku hanya menganggap dia seorang bocah yang dititipkan kemari. Haah, sudahlah. Keinginanku jadi hilang karena membahas wanita itu. Mari kita segera mencuci muka lalu turun untuk sarapan. Kita sudah sangat terlambat untuk makan pagi."
Roxane tersenyum. Rasanya begitu lega mendengar Leoric menegaskan bahwa ia tidak pernah menyentuh Melanie. Itu tentu mempermudahkan dirinya dalam bersikap kepada putri dari keluarga Ethelwyn.
Setelah Leoric melenggang keluar kamar, Roxane membangunkan Lili dan menyiapkannya untuk segera sarapan. Pun dengan dirinya, dan kini mereka bertiga tengah menikmati sarapan bersama tanpa Melanie pastinya.
" Lady Melanie tadi sudah sarapan lebih dulu Paduka," ucap Fillmore memberi tahu, tapi Leoric acuh dan tidak memberikan tanggapan apapun.
" Apa yang terjadi selama aku tidak ada di rumah," tanya Leoric kepada ajudannya.
" Ehmm, itu. Anu ... ."
" Ceritakan saja Tuan Oland, Anda tidak perlu takut padaku."
Gluph!
Oland menelan saliva nya dengan susah payah. Bagaimana bisa dia melaporkan orang yang saat ini duduk di satu meja bersama. Terlebih dia juga merupakan istri dari sang penguasa.
Oland mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Dia lalu mulai mengawali laporannya dengan Roxane yang mendobrak pintu Melanie dan mengacungkan pedang.
Siapa sangka reaksi Leoric biasa saja, malah terlihat begitu senang dan bangga kepada Roxane. " Kerja bagus sayang, sudah sepantasnya kamu melakukan itu."
Oland memutar bola matanya, sepertinya sang tuan benar-benar telah tersihir cinta kepada istrinya. Tapi Oland senang karena kastel ini seperti kembali berwarna dengan membaiknya hubungan mereka yang sudah diketahui oleh semua penghuni kastel.
***
Hari demi hari berlangsung dengan penuh kejutan bagi para penghuni kastel. Bagaimana tidak, Grand Duke Leoric Carrington yang biasanya gila bekerja saat ini lebih suka bersama istri dan anaknya dari pada berada di ruang kerjanya.
Ada baiknya tapi ada buruknya juga, pasalnya Oland lah yang menerima akibat buruk dari perubahan sikap Leoric. Pekerjaan yang sudah terbengkalai selama seminggu saat ditinggal peninjauan wilayah kini harus mengonggok lagi di meja dan tidak tersentuh oleh si tuan.
" Haaah, ini lah resiko anak buah. Harus mengerjakan semuanya sendiri di saat sang tuan sibuk dengan keluarganya. Kasihan sekali diriku yang masih sendiri dan tidak memiliki kekasih." Oland hanya bisa menggerutu di ruang kerja sendirian.
Selain itu keadaan Benca, pelayan dari Melanie sudah jauh membaik. Pemulihannya cepat karena memang ia hanya kelelahan dan kekurangan nutrisi. Saat ini ia sedang berada di kamar Melanie untuk kembali melayani .
" Cih, gara-gara kamu akan hampir mati kelelahan karena harus mengerjakan semuanya sendiri. Lihat! tanganku menjadi kasar. Uungh sungguh sangat menyebalkan. Rasanya aku ingin sekali memukulmu, tapi jika ketahuan si jalangg itu, pasti urusannya akan jadi kacau."
" Ma-maafkan saya Nona. Sa-saya tidak akan mengulanginya."
Melanie sebenarnya ingin sekali melayangkan pukulan terhadap Benca, tapi ia harus menahannya. Dan sebuah ide masuk ke dalam otak wanita itu.
" Untuk menebus kesalahanmu, kau harus melakukan sebuah tugas untukku. Ketika tengah malam, masukkan ini ke kamar Roxane. Tapi sebelumnya kau harus memastikan bahwa Roxane berada di kamar. Jangan sampai ini menjadi sia-sia."
Benca terkejut melihat benda itu. Meskipun dia tidak tahu secara detail, tapi jelas sekali itu adalah benda sihir. Dan melihat warnanya benda sihir itu pasti diperuntukkan untuk hal yang tidak baik.
" Ta-tapi Nona."
Greeeb
Melanie meraih rahang Benca lalu mencengkeramnya dengan erat. matanya menatap tajam dengan ekspresi wajah yang mengeras. " Jangan berani membantah atau membocorkan hal ini jika kamu mau ibu dan adikmu aman. Jika sampai Roxane tahu maka aku akan meminta ayah untuk menghabisi keluargamu itu."
Degh!
Mata Benca membelalak, tentu saja ia sangat terkejut dan tidak menyangka bahwa Melanie akan mengancam dirinya melalui ibu dan adiknya. Akhirnya ia hanya bisa pasrah dan menyetujui perintah Melanie.
" Baik Nona, s-saya akan melakukan apa yang Anda perintahkan."
" Bagus, memang seperti itu lah seharusnya. Anjing harus setiap kepada tuan yang memberikannya makan dan menggonggong kepada musuh dari tuannya."
TBC
.