"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."
"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Mereka semua terkejut saat mendengar itu,"Aku tidak ingin dia menghamburkan uang karena aku juga tidak terlalu butuh semua itu.
"Ayo bersiap aku akan bawa anak-anak untuk jalan-jalan sekalian."ucap Azura.
"Ah baiklah."ucap keduanya yang kini bergegas membereskan barang-barang milik mereka.
Azura pun selesai memanaskan mobil tersebut dan bergegas membawa mobil itu keluar setelah itu ia mengunci pintu garasi itu.
Azura pun menunggu keduanya di luar pagar rumah, dia memang sudah siap sedari tadi, dan kini harus menunggu mereka dengan beberapa koper besar yang mereka bawa untuk pindah ke rumah seharga 24 milyar itu.
Rumah yang Azura berusaha pertahankan dengan mengorbankan dirinya sendiri demi sebuah kenangan indah yang tidak akan pernah terulang lagi.
Azura pun merasa jauh lebih baik setelah memastikan bahwa rumah itu tidak akan sepi lagi seperti selama ini.
"Woy bengong aja ayo."ucap Rakha yang kini mengagetkan mereka.
"Ayo."ucap Azura yang terlihat kaget.
Azura pun langsung tancap gas menuju kompleks perumahan tersebut, meskipun cukup jauh tapi itu adalah tempat yang selama ini Azura selalu rindukan.
Sesampainya di sana Azura melihat Jodi sudah bersiap dengan taksi yang biasa ia bawa.
"Kamu sudah bekerja lagi, bukankah Sila masih masa pemulihan."ucap Azura dari mobilnya.
"Ada Sahila, dia bisa jika sekedar memberi obat pada Sila."ucap Jodi.
"Tidak bisakah libur saja aku ingin ajak anak-anak jalan."ucap Azura.
"Justru weekend ini adalah kesempatan untuk mengais rejeki Yu."ucap Jodi.
"Ah baiklah mungkin aku harus gunakan kursi roda untuk bawa Sila."ucap Azura.
"Maaf merepotkan tapi aku benar-benar harus bekerja."ucap Jodi.
"Pergilah semoga mendapatkan banyak rejeki."ucap Azura sambil tersenyum.
Jodi pun akhirnya pergi dengan mobilnya, dan Azura memasuki area rumah nya karena pintu pagar sudah terbuka.
Disusul oleh Rakha dan yang kini sudah membawa barang-barang mereka."Kakak."ucap Sahila.
"Ayo bersiap, kita akan jalan-jalan."ucap Azura.
"Aku jaga Sila,"ucap Sahila.
"Sila juga ikut sayang."ucap Azura.
Namun saat dia sedang berada di dalam, dia bertemu dengan bibi tukang bersih-bersih karena memang itu jadwalnya bersih-bersih.
"Ah untung ada bibi aku butuh bantuan untuk menjaga anak yang sakit."ucap Azura.
"Ayu biar bibi saja yang jaga Sila, lagipula bibi sedang tidak ingin berpergian."ucap Arum yang kini lebih memilih beres-beres barang miliknya dan Rakha.
Azura pun merasa lega, setidaknya bisa bagi-bagi tugas saat ini.
"Aku kekamar dulu."ucap Azura yang kini menatap kearah lantai atas.
"Ya,nak."ucap Arum yang kini khawatir dengan keadaan Azura yang sudah pasti akan menangis.
Azura pun masuk kedalam kamar pribadinya dan mengambil sebuah topi, ada dua topi dan satu kacamata yang lupa dia bawa dari rumah barunya.
Dia langsung bergegas pergi setelah mengunci pintu kamar nya.
Dia tidak menunggu Sahila dan Ripa didalam, tapi dia menunggu di mobil karena tidak kuat menahan kepedihan.
Andaikan bisa mengembalikan kedua orang tuanya dengan menjerit keras untuk melepaskan kepedihan itu, mungkin dia akan menjerit sekeras-kerasnya untuk itu.
Sahila dan Rakha yang sudah selesai mengeluarkan barang-barang pribadinya itu pun langsung bergegas menghampiri Azura.
"Kita pergi satu mobil atau dua."ucap Rakha bertanya.
"Dua lah, lagipula hari ini kita akan merampok persediaan bahan makanan."ucap Azura ngasal.
"Ah baiklah."ucap Rakha.
Azura pun langsung bergegas pergi dengan Sahila, sementara Rakha dengan Ripa.
Keduanya saling kejar mengejar hingga tiba di pusat perbelanjaan yang biasa Azura datangi.
Mereka pun memarkirkan mobilnya di basement Mall tersebut, Rakha dan Ripa menggunakan topi yang Azura berikan, sementara Azura dan Sahila pun sama tapi mereka menggunakan kacamata dan masker.
Azura melakukan hal itu untuk menghindari orang-orang yang selama ini selalu mengganggu hidup nya.
Azura dan ketiganya sudah berada di dalam pusat perbelanjaan tersebut, ada canda tawa bahagia diantara mereka saat Ripa meraih tangan badut yang berdiri di depan pintu masuk super market terbesar itu.
Ripa bahkan mencium tangan badut itu."Ada-ada saja kamu Pa, bagaimana kalau badut itu melempar mu dari atas gedung ini."ucap Rakha.
Azura pun terkekeh."Paling jadi peyek."ucap Azura.
"Hahaha... peyek Ripa pasti gurih."ucap Sahila.
"Ih."ucap Ripa sambil bergidik.
Sontak kesempatan nya tertawa sambil membawa dua troli belanja yang cukup besar."Aku adain game mau?"ucap Azura.
"Apa itu?"ucap Rakha.
"Bagaimana kalau kita belanja menggunakan timer, kau bawa handphone bukan?"ucap Azura pada Rakha.
"Lupa di rumah."ucap nya.
"Ah baiklah kalau begitu, kita lomba siapa cepat dia dapat hadiahnya lumayan loh."ucap Azura sambil tersenyum penuh arti.
"Apa tuh?"ucap Rakha.
"Yang menang bisa dapet outfit baru lengkap limited edition."ucap Azura.
"Ah kalau itu aku suka."ucap Rakha yang kini sudah bersiap.
"Ok yang pertama Ripa dan Rakha, kalian cari produk pembersih pakaian yang aku sebutkan."ucap Azura.
"Baiklah itu hal mudah."ucap Rakha.
"Cari deterjen yang bisa meledak. Dimulai dari sekarang."ucap Azura yang membuat mereka kelabakan karena mereka baru sadar bahwa saat ini mereka sedang berada di barisan kebutuhan dapur.
"Ayo-ayo cepet-cepet."ujar Sahila yang kini mengambil alih troli belanja yang dipegang oleh Rakha.
"Ah aman sikit kita bisa belanja dengan tenang sayang."ucap Azura yang sebenarnya ingin memilih bahan makanan, kalau mereka ada pasti mereka akan merecokinya karena diantara kedua laki-laki beda generasi itu tidak suka dengan sayuran dan juga bawang .
Azura pun mulai mengambil berbagai macam sayuran dan per bumbuan juga seafood dan masih banyak lainnya, sementara sampai keranjang pertama itu terisi penuh dengan seafood dan Frozen food juga sayur mayur akhirnya Azura pun pindah ke tempat buah.
"Kemana mereka pergi ya?"ucap Sahila.
"Ah biarkan saja mereka tidak akan hilang, jika pun hilang kita bisa ke tempat pengumuman"ucap Azura sambil terkekeh bersama Sahila.
Azura terus memasukkan buah-buahan dengan komplit dibantu oleh pelayan super market tersebut.
Setelah itu ia pun langsung mengambil troli lagi untuk kebutuhan sembako lainnya seperti gula minyak beras dan masih banyak lainnya lengkap dengan kebutuhan camilan anak dan minuman yang mereka biasa minum.
Ada berbagai minuman probiotik dan susu juga aneka jus yang ada, tidak lupa kebutuhan laundry.
Mereka terlihat bersemangat hingga mereka usai memenuhi empat troli belanja tersebut, dan mereka pun mengantri di kasir untuk membayar.
...🧸🧸🧸🧸🧸...
Setelah selesai dengan belanjaan yang hampir memenuhi troli belanja, Azura langsung meminta jasa pengiriman barang ke rumah lama .
Azura baru tersadar bahwa kedua laki-laki itu benar-benar menghilang dari pandangan mereka.
Saat itu Azura mengajak Sahila untuk mencari keberadaan mereka. Mereka terus berkeliling hingga lantai demi lantai mereka kunjungi tapi Azura dan Sahila belum juga menemukan mereka.
Hingga saat Azura melihat keberadaan pria yang sudah dua hari ini tidak Azura temui. Dia pun melihat Rakha dan Ripa tengah duduk santai tidak jauh dari tempat Diego berada.
"Kalian sedang apa disini aku mencari kalian berdua kemana-mana untung saja belum lapor polisi."ucap wanita cantik yang kini menutupi wajahnya dengan masker dan kacamata juga topi tersebut.
"Sedang a"
"Honey aku ingin gaun pengantin ku dibuat oleh desainer dari Paris yang terkenal itu."ucap seorang di belakang Azura yang kini membuat Sahila dan Rakha membulatkan matanya.
"Bang Nathan!"ucap Sahila yang membuat Azura melirik kearah Nathan dan Nathan terlihat biasa saja seakan tak merasa bersalah.
"Sahila, A, Ripa ayo cari makan aku lapar."ucap Azura yang memang lupa belum sarapan sejak pagi tadi, selain itu dia juga ingin menghindar dari Nathan agar dia tidak lagi menemui nya karena sudah sangat jelas bahwa ia bukan siapa-siapa bagi pria itu.
"Ayo aku juga haus setelah hampir seharian mencari deterjen yang bisa meledak."ucap Rakha yang mulai mengerti dengan maksud Azura.
Sementara itu di sudut lain pria yang sedari tadi dibuntuti oleh Rakha merasa senang karena ternyata Nathan tidak benar-benar serius dengan pernikahan tanpa pesta itu.
"Honey kamu lihat apa?"ucap Leony yang baru saja keluar dari dalam butik.
"Tidak ada."ucap Diego yang kini bangkit dan pergi bersama dengan Leony.
"Apa masih ada lagi."ucap Diego yang kini bertanya kepada istrinya.
"Aku mau perawatan di salon yang ada di atas."ucap Leony.
"Oh ya sudah aku tunggu."ucap Diego yang biasanya tidak punya waktu untuk itu.
"Lebih baik sambil jalan, biar tidak bosan."ucap Leony.
"Aku di Starbucks saja sambil memeriksa email yang masuk."ucap Diego yang kini diangguki oleh Leony setelah Diego mengantar wanita yang kini memasuki area salon kecantikan itu.
Setelah itu Diego berjalan menuju konter handphone, dia ingin membeli sebuah handphone untuk menggantikan handphone milik Azura yang sudah tidak bisa ditemui atau di hubungi itu.
Azura pun ternyata ada di sana bersama ketiga orang yang datang bersamanya.
"Ay ini cocok untuk mu."ucap Rakha.
"Cocok sih tapi akun bank ku menolak, kau tau aku baru membetulkan mobil papah."ucap Azura.
"Kenapa tidak gunakan uang yang diberikan sebagai denda itu."ucap Rakha.
"Ah kamu fikir aku sudi gunakan uang hasil jual diri itu untuk barang suci ku."ucap Azura.
"Ah aku lupa, bahwa kamu tidak akan mencampur barang haram untuk sesuatu yang sangat kamu sayangi."ucap Rakha.
"Tuh tau, Itulah kenapa aku berencana untuk kuliah di luar, aku ingin kuliah sambil bekerja."ucap Azura.
"Disini juga banyak kampus terbaik Ay, kamu kan pinter buat desain rumah dan interior kenapa tidak menjual itu saja."ucap Rakha.
"Tidak ada yang gunakan jasa ku lagipula saat ini aku belum dapat sertifikat untuk desain rumah."ucap Azura sambil terus memilih handphone yang sedang dijelaskan kelebihan dan kekurangan nya itu.
"Saya ambil yang ini saja ci."ucap Azura.
Sementara sedari tadi Diego ada di konter sebelah sedang menatap kearahnya.
Azura langsung membayar lewat transfer, setelah itu ia pun langsung bergegas pergi meninggalkan konter tersebut dan mengajak mereka untuk pulang dan makan di jalan.
Azura sudah tiba di mobilnya, kali ini mereka tidak jadi belanja yang lainnya karena saat ini dia sedang dalam dilema, Azura hanya mengajak mereka makan pun mereka sudah sangat senang.
Dia langsung pulang ke rumah baru sementara Sahila ikut di mobil Rakha untuk pulang bersama.
Rakha tau suasana hati Azura sedang tidak baik-baik saja, dia pun berusaha untuk bisa mengerti dengan keadaan itu.
Sesampainya di rumah Azura tidak memasukkan mobil itu kedalam garasi melainkan di carport rumah nya dia bergegas masuk kedalam rumah dan menutup pintu depan cepat kemudian berjalan dengan cepat menuju kamarnya.
Hatinya begitu kalut hingga dia membaringkan tubuhnya di atas ranjang empuk itu.
Tidak lama dia bangkit kembali, dan membuka pintu lemari dia membuka laci penyimpanan yang ada di dalam sana.
Ada cincin berlian, yang diberikan oleh Diego beserta cincin berlian itu, hatinya begitu ngilu saat mengingat bahwa ia hanya dijadikan wanita simpanan tanpa sebuah ikatan.
Dia pun melihat cincin pernikahan dan akta nikahnya dengan Nathan dan sebuah kartu yang pernah Azura ambil uang nya untuk menambah kekurangan pembelian mobil tersebut.
Azura pun mengambil handphone barunya dan membuka aplikasi Bank miliknya kemudian tidak lama dia mentransfer uang ke nomor ATM tersebut, Azura kini melihat uang peninggalan kedua orang tuanya sudah menipis, dia berencana untuk menjual kembali rumah itu setelah lulus kuliah yang tinggal beberapa bulan lagi itu, dia tidak ingin uang peninggalan kedua orang tuanya habis dan sebelum itu terjadi dia harus bekerja keras.
Azura pun langsung memasukkan kedua kartu itu kedalam amplop yang berbeda dan dia mengirim keduanya ke alamat perusahan.
Azura pun langsung bergegas memasukkan beberapa pakaian kedalam tas berukuran sedang.
Azura pun berusaha untuk menghubungi Alma yang saat itu langsung mengangkat panggilan nya setelah menerima pesan yang ia kirimkan sebelumnya.
"Hi...Ayu, bagaimana kabar mu, kenapa tidak bisa dihubungi?"ucap Alma.
"Handphone ku rusak aku baru beli yang baru jalan yu."ucap Azura yang kini berencana untuk mengambil mobil miliknya di bengkel setelah semalam pihak bengkel memberitahu nya.
"Oh oke sekalian ada yang ingin aku bicarakan."ucap Alma.
"Hmm... baiklah."ucap Azura yang akhirnya langsung bergegas keluar membawa tasnya itu, dan dia pun pergi dengan taksi yang dia pesan.
Sementara Nathan saat ini merasa sangat bersalah terhadap Azura karena pernikahan mereka hanya akan disembunyikan dari semua orang karena sebentar lagi dia akan menikah dengan wanita pilihan ayahnya itu.
Ditambah lagi dengan pemberitahuan bahwa ada sebuah surat yang dikirimkan oleh Azura untuk dirinya.
Nathan yang sudah berada di lobby perusahan pun langsung bergegas masuk kedalam dan setibanya di lantai teratas gedung tersebut dia langsung memasuki ruangan tersebut.
"Dimana surat itu."ucap Nathan pada asisten pribadinya.
"Disana."ucap asisten pribadinya yang memanfaatkan waktunya untuk mendapatkan gaji tambahan itu.
"Akhir lah sandiwara tentang pernikahan kita, jangan buat hidup mu menjadi sulit sejak awal kita tidak ubahnya seperti penjual dan pembeli dan selamanya lumpur hitam akan tetap menjadi lumpur hitam tidak akan pernah bisa dibersihkan, Jika pun bisa maka air itu akan ikut tercemar dan kotor."Azura.
tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/