NovelToon NovelToon
Tuan Muda Arogan

Tuan Muda Arogan

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kim Yuna

Seorang Ceo muda karismatik, Stevano Dean Anggara patah hati karena pujaan hatinya sewaktu SMA menikah dengan pria lain.

Kesedihan yang mendalam membuatnya menjadi sosok yang mudah marah dan sering melampiaskan kekesalan pada sekretaris pribadinya yang baru, Yuna.

Yuna menggantikan kakaknya untuk menjadi sekretaris Vano karena kakaknya yang terluka.

Berbagai macam perlakuan tidak menyenangkan dari bos nya di tambah kata-**** ***** sering Yuna dapatkan dari Vano.

Selain itu situasi yang membuat dirinya harus menikah dengan Vano menjadi mimpi terburuk nya.

Akankah Vano dan Yuna bisa menerima pernikahan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Begitu sampai di rumah Vano sudah bisa menduga apa yang akan terjadi, ia melihat mobil yang familiar di depan rumahnya. Itu milik Om Adnan.

Ceklek

Glek!

Benar dugaannya.

Disana, di ruang tamu ada Yuna yang sedang menangis di pelukan ibunya. Wita menatap tajam Vano sesekali tangannya masih mengusap punggung Yuna yang menangis histeris di pelukan ibunya.

Wira melangkah dengan cepat menghampiri putranya lalu..

Plak!

"Keterlaluan kamu Stevano Dean Anggara!" teriaknya begitu kencang sampai urat-urat di kening Wira kelihatan menonjol menandakan kemarahan pria itu yang begitu besar.

"Pa .. ada apa?" dengan bodohnya Vano masih bertanya seperti itu.

"Kau! anak tidak tau di untung!"

Bugh

Bugh

Bugh

"Pa Vano bisa jelaskan-"

"Diam kamu!" Wira malu sekali pada Adnan, ia yang tengah bersantai bersama istrinya siang ini di kejutkan dengan kedatangan mantan assistennya, Wira begitu gembira awalnya sampai Adnan mengatakan hal yanh membuat Wira seperti tersambar petir saja, Adnan mengatakan putranya telah menodai Yuna, putranya! Vano!

Wira terus menghajar putranya sampai babak belur, ia baru berhenti setelah Adnan menahan dengan memeluk tubuhnya dari belakang, jangan lihat usia Wira jika tengah mengamuk tenaganya bisa melebihi orang normal.

"Lepas paman! biar aku beri pelajaran anak ini!" Wira masih berusaha lepas dari pegangan Adnan.

"Tuam sudah. Ini bisa di bicarakan baik-baik." lerai Adnan, Vano hanya diam. Pria itu menerima semua pukulan yang ayahnya layangkan padanya, ia bahkan bisa merasakan tulang rusuknya seperti retak! sakit sekali.

"Aarghh! apa yang sudah putranya perbuat! kenapa!" Wira berteriak-teriak tidak jelas dan membuat semua orang panik tentunya, Adnan yang sudah hapal langsung menenangkan. "Tuan jangan begini, jangan biarkan usaha anda untuk sembuh sia-sia, semua bisa di bicarakan dengan baik. Tenang Tuan, tenang.:

"Aku malu padamu, paman." Wira tak sanggup menatap wajah Adnan, tidak di sangka sampai sekarang ia hanya bisa membuat orang tua itu kerepotan.

"Saya akan mendengar penjelasan Tuan muda dulu Tuan, saya yakin ada yang salah di sini."

"Terserah kau paman, kepalaku sakit." Adnan memapah Wira agar duduk saja di sofa.

"Hiks, mama nggak nyangka nak! kenapa kamu tega berbuat seperti ini! siapa yang ngajarin kamu?" kini giliran Wita yang berteriak, mengamuk pada putranya.

"..."

"Jawab Vano! kenapa kamu diam! jawab mama!" Wita menangis tersedu-sedu ia juga sama malunya dengan Wira atas kejadian ini.

Stevani yang tadi sedang di atas turun ke bawah karena mendengar keributan, ia kaget melihat semua orang di ruang tamu kelihatan tegang dan ibunya... kenapa ibunya menangis? Vani menuruni tangga dengan cepat dan memeluk ibunya yang kelihatan sekali terguncang.

"Ma... ada apa ma? mama kenapa?" tanya Vani, Wita hanya menggeleng. Sungguh ia tak menyangka putranya, putra kebanggaan nya selama ini sudah membuatnya begini! Wita malu sekali!

"Ma ... bicara! jangan diam saja mama kenapa? Pa..." Vani menatap ayahnya, ayahnya juga menangis.

"Kenapa sih?"

"Ada apa?"

"Hiks apa salah mamah nak, apa!"

Vano diam, ia tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya, hanya menunduk. Belum hilang rasa sakit tubuhnya kembali ambruk kali ini menerima pukulan dari Reyhan, pria sebaya Wira itu tak bisa menahan emosi begitu mendapatkan pesan dari ibunya yang bilang adik kesayangan nya mengalami pelecehan.

Pria itu langsung datang ke kediaman Wira dan begitu melihat orang yang di tuju nya emosi nya langsung pecah.

"Reyhan! berhenti!"

"Diam pa! aku belum puas menghajar Tuan muda manja ini! ayo bangun!

Uhuk!

Vano terbatuk lalu bangkit dengan kepayahan. "Maaf."

"Kau ! bagaimana bisa kau menodai adikku!'

"Reyhan sudah!" Adnan tak tega melihat Vano yang sampai batuk berdarah, wajah tampan itu kini tampak sangat jelek, tak berbentuk, lebam dimana-mana seperti bukan Tuan muda nya. "Tapi-"

"DUDUK!" Reyhan menghela nafas kasar, ia ikut duduk di samping adiknya. Yuna langsung saja menghambur kepelukan sang kakak pertamanya dan menangis histeris. Rahang Reyhan mengeras, sungguh ia sakit melihat adiknya yang hancur seperti ini. Awas saja jika semua orang sudah pergi akan ia cekik Vano! batinnya penuh dendam.

"Vano! jelaskan pada kami apa alasan mu melakukan itu! kenapa nak!" sentak Wita.

"Ma, kenapa sih? kenapa kalian semua marah pada Kak Vano? Apa salah kakak ma..." Vani memeluk Vano melindungi kembarannya dari kemarahan semua orang.

"Jangan ikut campur Vani!"

"Ngga ma... bilang dulu apa salah kakak!" Wita tidak sanggup mengatakannya, ia menangis terus. "Ma..."

"Kakak tercintamu sudah menodai adikku nona muda!" Reyhan yang menjawab rasa penasaran Vani, Riana diam tak berkutik, ia yang menyebabkan semua ini, harusnya ia yang di salahkan. Bukan Vano.

"Apa! Kak, bilang itu nggak bener kak!" Vani meminta suara kakaknya namun Vano lebih betah menutup mulutnya.

"Kak!"

"Jawab dong! jangan diem aja! bilang itu semua nggak bener!" Paksa Vani.

"Itu bener Van... kamu bisa diam kan!" lirih Vano sambil menahan rasa sakit saat bicara, bibirnya robek dan gigi nya juga patah.

"Kak!" Vani tak percaya dengan pendengaran nya sekarang.

Plak!

Plak!

Tangan Vani pun menambah daftar luka yang Vano terima, wajahnya seperti sudah mati rasa sekarang. Yuna di tempat duduknya masih menangis, ia belum puas! Ia mau Vano paling tidak masuk rumah sakit.

"Sudah... saya mohon. Kita bisa bicarakan semua ini baik-baik." Adnan bersuara lagi, ia kenal Vano, pemuda itu sama sekali tidak tertarik dengan putrinya. Pasti ada salah paham di sini.

Vano didudukan di ruang keluarga, di depannya ada Reyhan, Adnan dan Wira yang menunggu pria itu buka mulut.

"Jelaskan Vano, sejelas-jelasnya apa alasan kamu melakukan semua ini?" kata Adnan tenang meski pria paruh baya itu juga sangat ingin mengamuk.

"Maaf Om, untuk alasannya aku tidak bisa bilang." Kata Vano membuat semua orang kian meradang.

"Kau!"

"Reyhan, tenang." Adnan menahan putranya yang emosi nya kembali tersulut.

"Kenapa tidak bisa bilang? Apa ada seseorang di balik kejadian ini?" Vano hanya mengangguk, ia tidak mau Riana di salahkan, bagaimana gadis itu nekat juga karna patah hati sudah di tolak olehnya dan ia tau gadis itu tidak punya siapapun di sisi nya selain keluarganya.

"Kenapa kau sangat melindungi orang itu? padahal ia yang sudah membuat mu celaka." tanya Adnan penasaran.

"Alasan itu, aku tidak bisa bilang om. Aku mengaku salah dan pasti akan bertanggung jawab." Adnan menghela nafas panjang, ia tidak bisa memaksa Vano agar jujur tapi ia akan mencari tahu sendiri, tidak akan ia biarkan orang yang membuat putrinya menderita hidup bahagia.

"Baguslah kau sadar! kau memang harus menikahi adikku!" sentak Reyhan, Wira berusaha menenangkan pria itu dan berjanji pernikahan Vano dan Yuna akan segera di laksanakan.

"Aku pergi pa!" Reyhan pergi lebih dulu membawa pulang adik dan ibunya dari kediaman Wira, entah bagaimana respon Alden mengetahui kejadian. Adik nya itu pasti akan menghajar Vano, sayang adiknya belum sembuh. Reyhan pernah ikut Boxing, pasti akan menyenangkan melihat adiknya menjadikan Vano samsak hidup.

Wita masih menangis di dalam kamarnya, ia tidak menyangka sama sekali. Ia memang ingin Vano segera menikah, tapi bukan begini juga caranya.

"Ma... sudah ma."

"Mama sedih Vani."

"Vani mengerti, tapi kan semua sudah terjadi, sekarang yang harus kita pikirkan adalah nasib Mba Yuna ma."

"Kenapa kakak kamu melakukan itu? mama tidak habis pikir!"

"Vani juga nggak ngerti ma.." Riana yang sedari tadi menguping di balik tembok hanya diam, ia ingin sekali membuka mulutnya, namun ia takut. Takut semua orang yang selama ini menyanyangi nya berubah membenci nya, ia tidak mau kehilangan keluarga ini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Aiysah Maharani
lanjtan ya mana 🥲
kagome
Luar biasa
atik
lanjut thor, semangat
atik
gambar Visual nya kok gak bisa kebuka ya d hp ku thor, sayang banget padahal lagi penasaran sama wajah2 mereka
Kim Yuna: saya juga bingung kirain pas update bisa di buka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!