seorang gadis muda berusia 20 tahun,selalu membantu kehidupan keluarganya.ia berjualan kue keliling di pagi hari untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.tapi siapa sangka kalau ia akan menjadi istri Ceo yang terkenal dengan kekayaannya.
banyak orang-orang yang selalu menghina dan mencemohnya.tapi ia selalu mendapat perlindungan dari sang suami tercinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sury Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berubah pikiran
Kerlap-kerlip lampu taman menambah suasana canggung antara mereka berdua.Aira masih diam tidak mengeluarkan suara sambil menyatukan kedua jari jemarinya.Rey menghembuskan nafa berat"Apa kamu akan tetap pergi.?"
Pertanyaan Rey seolah tombak yang menikam dada Aira.matanya berkaca-kaca.perasaannya sama seperti yang Rey rasakan,tidak ingin pergi dan ingin membangun rumah tangga bersamanya.
Tapi seolah-seolah takdir tak ada yang mendukungnya."Mungkin ini memang jalan yang terbaik Mas!." Ucap aira memberanikan diri sedikit menatap ke arah Rey.
"Aku tidak ingin kamu pergi!kita berdua sudah berjanji akan hidup dan menua bersama dalam ikatan tali pernikahan.Apa kamu lupa itu.?"
Aira ingat semua itu.Tapi ia tidak ingin jika pernikahannya dengan Rey menjadi masalah di keluarga besar bagaskara.
Mata Rey sudah berembun.ia harap Aira membatalkan ke inginannya.ia melirik aira di sampingnya yang masih menunduk tak berani walau hanya sekedar menatapnya."kita berdua akan segera menikah,membina rumah tangga bersama.aku akan selalu ada untuk melindungimu dan aku akan bertanggung jawab dengan semua bebanmu."
Dada aira terasa sesak mendengar penuturan Rey.ia tau jika Rey adalah lelaki yang sangat bertanggung jawab.tapi ia tidak ingin memberikan beban padanya.Aira bingung harus bagaimana."ya allah aku harus bagaimana.?"
"Aku harap jawabanmu tidak membuat aku kecewa.!"
Setelah sekian detik ia berfikir ia sudah tau apa yang harus ia lakukan."Baiklah mas,aku tidak akan pergi."
Tubuh Rey seketika berbalik menghadap Aira.senyumnya mengembang,"Apa kamu sudah yakin tidak ingin pergi.?" tanya Rey pada aira mencoba memastikan kembali.
Aira mengangguk malu-malu."iya mas,aku sudah mengambil keputusan tidak akan ke mana-mana dan menikah dengan mu."
Jantung Rey berdetak cepat.senyumnya semakin mengembang."Kalau begitu kamu dan Adik-adikmu akan tinggal sementara di Apartemen milik ku,selama aku mempersiapkan Acara pernikahan kita!.Bagaimana apa kamu mau.?"
"Tapi mas,apa semua itu tidak terlalu merepotkan mu? Terus bagaimana dengan nyonya hana kalau dia tau aku tinggal di apartemen mu.?" Aira takut jika mami hana akan kembali mengolok oloknya.
"Aku tidak merasa di repotkan kok.Tidak usah di fikirkan.Oh iya walaupun mami tidak memberikan restunya,aku akan tetap menikahimu." Ucap rey mencoba menenangkan aira.
"Apa nggak apa-apa Mas?aku khawatir Takutnya nanti nyonya hana,jadi marah sama kamu." Ucap aira khawatir.
"Tidak!sebelum kamu pergi aku sudah menjelaskan pada mami,kalau aku akan segera menikahimu walaupun ia tak merestui pernikahan kita."
"Baiklah mas,kalau menurut kamu itu sudah yang terbaik!. Aku akan ikut kemauan mu."
"Gitu dong! Calon istriku.!" Rey terkekeh melihat wajah pasrah Aira.
Pipi aira sudah merona bak kepiting rebus."Ya sudah ayo aku antar kamu dan adik-adikmu ke apartemen."
Mereka berdua lalu berdiri dan pergi meninggalkan taman.sebelum pergi mereka terlebih dahulu menemui Riska dan Adnan yanh sedang menunggu di sebuah warung yang tak jauh dari mereka.
"Cie,cie ada yang sudah berbaikan nih.!" ucap Riska tersenyum menggoda.
wajah aira memerah menahan malu karena di goda oleh kedua adiknya."Kamu tuh Apaan sih dek.!" ucap aira yang semakin menyembunyikan rona merah pada pipi.
Melihat tingkah aira yang malu-malu.Rey tersenyum menatap Aira gemas.
Setelah beberapa menempuh perjalanan menuju apartemen.Rey membuka pintu mobil untuk Aira.
Riska dan Adnan yang baru saja turun dari mobil membelalakan mata."Apa kita akan tinggal di gedung yang tinggi ini.?" ucap Adnan dengan wajah polosnya.
Riska dan Aira sama merasa takjub melihat gedung yang menjulang tinggi itu di hadapannya."Apa mas tidak salah membawa kami kemari.?" Aira yang masih terkagum itu memberi pertanyaan di luar fikiran Rey.
"Aku tidak salah! Kamu adalah calon istri dan adik-adik mu juga sudah aku anggap sebagai adik ku juga." Rey terkekeh menatap gemas Aira dan Adiknya yang masih melongo tak percaya.
"Ayo kita masuk!,Unit apartemen ku berada di lantai 17." mereka lalu berjalan masuk kedalam gedung.
Mata Riska dan Adnan semakin membola."Astaga dek,apa kita harus naik tangga sampai lantai 17?belum naik saja kita sudah lemas duluan." ucap Riska yang berbisik ketelinga Adnan.
Telinga Rey menangkap suara bisik-bisik yang berada di belakangnya.ia hanya tersenyum sambil terus berjalan menatap ke arah depan.sedangkan aira di samping hanya menghembuskan nafas berat.
Tak seperti yang ada dalam Fikiran Riska dan Adnan,yang harus naik tangga sampai lantai 17,melainkan mereka menaiki lift untuk sampai di apartemen Rey
Tak lama kemudian mereka sudah berada di depan pintu apartemen Rey.
Rey lalu menempelkan kartu akses masuk ke handel pintu.
"Masyaallah." gumam Aira.baru saja pintu terbuka Aira sudah merasa kagum melihat isi apartemen Milik Rey.mereka melangkahkan kaki masuk kedalam ruangan yang luas itu.pandangan aira menatap semua tempat yang di isi dengan furniture mewah dan barang-barang mahal.
"Apa Tempat ini tidak terlalu mewah mas, untuk kami tempati.keluargaku hanya orang miskin dan aku rasa,kami tidak pantas berada di tempat mewah seperti ini.?" ucap Aira yang merasa rendah diri.wajar saja kalau ia dan adik-adiknya merasa kagum masuk ke dalam ruangan ini,mereka hanya dari kalangan orang miskin yang masuk ke jajaran orang kaya seperti Rey.
"Kamu ini bicara apa sih Ai.semua derajat orang yang ada di muka bumi ini sama di mata allah.tidak ada yang membedakan,dan harta itu hanya titipan dari Allah.
"Maafkan saya mas,saya hanya merasa tidak pantas." ucap Aira menundukan kepala.
Rey lalu melirik Riska dan Adnan yang duduk di sofa."Di tempat ini terdapat dua kamar,kalian boleh memilih kamar mana yang akan kalian tempati.
"Apa yang di pojok sana adalah kamar?apa aku boleh menempatinya Kak.?" ucap Riska mengarahkan telunjuknya.
Mata mengikuti arah telunjuk Riska."iya,kamu boleh tidur di kamar itu.?"
Riska tersenyum lalu membawa Tas yang berisi pakaian masuk kedalam kamar.
Bibir Adnan mengerucut tipis."lalu aku tidur mana.?" ucap adnan dengan nada manja.
Aira dan Rey menatap Adnan,lalu tertawa pelan melihat tinggak gemasnya."Kamu boleh tidur di kamar sebelah sana." Rey mengarahkan telunjuknya.
"Oke,makasih kak."
Riska dan Adnan sudah masuk ke kamar masing-masing.seketika suasana dalam ruangan itu menjadi canggung."Ayo kita duduk di sana dulu." Rey lalu berjalan menuju sofa di ikuti Aira di belakangnya."
"Apa mau aku buatkan teh hangat Mas.?" Tanya Aira pada Rey yang sedang duduk sambil menyandarkan kepalanya di sisi sofa.
"Tidak usah,aku akan segera pulang.lagi pula ini sudah larut malam,pasti kamu butuh istirahat."
"Sekali lagi terimah kasih mas,atas bantuannya."
"Iya sama-sama calon istriku." ucap Rey tanpa sadar.
Pipi Aira sudah merona mendengar ucapan frontal Rey.