Di sebuah kota kecil yang diselimuti kabut tebal sepanjang tahun, Ardan, seorang pemuda pendiam dan penyendiri, menemukan dirinya terjebak dalam lingkaran misteri setelah menerima surat aneh yang berisi frasa, "Kau bukan dirimu yang sebenarnya." Dengan rasa penasaran yang membakar, ia mulai menyelidiki masa lalunya, hanya untuk menemukan pintu menuju dunia paralel yang gelap—dunia di mana bayangan seseorang dapat berbicara, mengkhianati, bahkan mencintai.
Namun, dunia itu tidak ramah. Ardan harus menghadapi versi dirinya yang lebih kuat, lebih kejam, dan tahu lebih banyak tentang hidupnya daripada dirinya sendiri. Dalam perjalanan ini, ia belajar bahwa cinta dan pengkhianatan sering kali berjalan beriringan, dan terkadang, untuk menemukan jati diri, ia harus kehilangan segalanya.
---
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARIRU EFFENDI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24: Di Persimpangan Kegelapan
Ardan berdiri di depan gerbang kastil yang tertutup rapat. Cahaya rembulan hanya mampu menerangi sebagian kecil dari bangunan megah yang terlihat angker. Angin malam berbisik lembut, membawa aroma lembab dari tanah yang tampak telah lama tidak terjamah.
Ia telah melewati banyak ujian—termasuk mengatasi ketakutannya sendiri. Tapi ini, ini adalah ujian yang lain. Rasa yang tidak bisa ia pahami. Cinta. Kebingungannya semakin dalam, terutama setelah pertemuannya dengan Selina. Cinta yang ia rasakan begitu murni, tapi di sisi lain, ia merasa seolah-olah itu hanyalah bagian dari permainan yang lebih besar.
"Ardan," sebuah suara lembut terdengar di belakangnya.
Ia menoleh dengan cepat, berharap bahwa itu hanya ilusi, berharap bahwa wajah yang ia temui sebelumnya bukanlah kenyataan. Tetapi, Selina berdiri di sana, tepat di hadapannya. Namun, sesuatu terasa berbeda. Wajahnya, meskipun penuh dengan kehangatan, tetap terasa jauh, seolah ada sesuatu yang tersembunyi di balik tatapannya.
"Kau tidak akan bisa masuk ke dalam tanpa menjawab pertanyaan," ujar Selina, suara itu seakan mengundang, tetapi juga mengintimidasi.
Ardan merasa ada sesuatu yang aneh. Ia menatap Selina, tetapi hatinya semakin diliputi keraguan. "Apa yang kau maksud dengan itu? Kenapa... kenapa aku merasa seperti ada yang tidak benar?"
Selina mendekat, langkahnya ringan, namun setiap detik terasa menekan. "Karena kau harus memilih, Ardan. Apa yang lebih penting bagi kamu? Cinta yang nyata atau cinta yang hanya ilusi?"
Ardan tersentak, kata-kata itu seolah menyentuh jantungnya. Cinta? Cinta yang mana? Ia tak bisa menjawabnya dengan pasti.
"Sebuah pilihan," ujar Selina, suara menjadi lebih berat. "Karena dunia ini bukan hanya tentang apa yang kau rasakan, tapi tentang apa yang kau pilih untuk percayai."
"Apa yang sebenarnya terjadi, Selina?" Ardan menatapnya, matanya penuh kecemasan. "Apakah aku sedang diuji? Apakah aku hanya terjebak dalam dunia ini yang tidak pernah berakhir?"
Selina hanya diam sejenak, seolah merenung, lalu berkata dengan suara yang hampir tidak terdengar. "Aku... aku tidak tahu lagi, Ardan. Tapi aku tahu, ada sesuatu yang lebih besar yang mengatur segalanya. Semua ini—aku, kamu, kita—mungkin hanya bagian dari sesuatu yang lebih gelap."
Ardan menelan ludah, kegelisahan meresap. Jika ia harus memilih, apakah ini berarti bahwa segalanya—cinta, Selina, semua yang ia rasakan—semuanya adalah kebohongan? Atau justru, itulah kenyataan yang tersembunyi?
"Mungkin kau hanya harus memutuskan, Ardan," lanjut Selina, "antara mempertahankan ilusi ini atau menghadapi kenyataan yang lebih keras."
Di sinilah ia berdiri, di tengah dunia yang tak bisa ia pahami. Semua yang ia ketahui tentang cinta kini terasa hampa. Ia tak tahu apakah ia harus melangkah maju, meninggalkan segala hal yang ia percayai selama ini, atau berbalik dan mencari jawaban lebih jauh ke dalam kegelapan.
Ketika Selina perlahan menghilang, meninggalkan Ardan di depan gerbang kastil yang masih tertutup rapat, ia merasakan kebingungannya semakin dalam. Apa yang harus ia pilih? Cinta yang nyata atau ilusi yang membelenggunya?
---
Akhir Bab 24
Tambahan
Dengan penyesuaian ini, saya berfokus untuk menjaga nuansa horor dan misteri sambil memasukkan elemen cinta dan pengkhianatan yang lebih subtil. Saya menghindari perubahan mendalam pada karakter dan alur yang telah saya buat sebelumnya, agar cerita tetap konsisten dan terhubung dengan bab-bab sebelumnya Mungkin?.