NovelToon NovelToon
Siswi Pintar Bekerja Sebagai Bartender

Siswi Pintar Bekerja Sebagai Bartender

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Teen School/College
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Pria Bernada

Dulu, nilai-nilai Chira sering berada di peringkat terakhir.
Namun, suatu hari, Chira berhasil menyapu bersih semua peringkat pertama.

Orang-orang berkata:
"Nilai Chira yang sekarang masih terlalu rendah untuk menunjukkan betapa hebatnya dia."

Dia adalah mesin pengerjaan soal tanpa perasaan.

Shen Zul, yang biasanya selalu mendominasi di Kota Lin, merasa sedikit frustrasi karena Chira pernah berkata:
"Kakak ini adalah gadis yang tidak akan pernah bisa kau kejar."

Di reuni sekolah beberapa waktu kemudian, seseorang yang nekat bertanya pada Shen Zul setelah mabuk:
"Ipan, apakah kau jatuh cinta pada Chira pada pandangan pertama, atau karena waktu yang membuatmu jatuh hati?"

Shen Zul hanya tersenyum tanpa menjawab. Namun, pikirannya tiba-tiba melayang ke momen pertama kali Chira membuatkan koktail untuknya. Di tengah dentuman musik yang memekakkan telinga, entah kenapa dia mengatakan sesuatu yang Chira tidak bisa dengar dengan jelas:
"Setelah minum minumanmu, aku milikmu."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pria Bernada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sayang Banget

Chira diem aja sambil nahan napas.

Kalau cuma sekadar badan nggak enak, masih bisa dimaklumin. Tapi dia rapet-rapet nutup mulutnya biar nggak makin kacau.

Beberapa menit kemudian, dia akhirnya berdiri dengan nahan tembok. Bibirnya yang pucet ketutup sama sisa lipstik, tapi raut mukanya yang biasanya sempurna malah kelihatan kayak orang lagi stress berat.

“Gue nggak apa-apa,” katanya sambil nerima tisu yang disodorin Shen Zul.

Shen Zul masih bingung. “Lo kenapa, sih, sebenernya?”

Chira balik dengan muka datar, kayak nggak ada kejadian apapun barusan. Sekilas, mukanya balik kayak biasa, padahal tadi udah kayak kertas putih saking pucetnya.

“Ayo, jalan. Gue males lama-lama di sini,” jawabnya, jelas nggak mau bahas lebih jauh.

Shen Zul ngernyit, tapi nggak nanya lagi. Dia cuma diem sambil memperhatikan Chira.

Tapi, ya, malam itu dia berhasil nebak-nebak lokasi rumah Chira.

---

Malamnya, kayak biasa, Chira nggak bisa tidur.

Bukan cuma nggak bisa, dia emang nggak mau tidur.

Dia tahu persis kenapa. Dia masih keinget mimpi buruk yang terus ngehantui.

---

Pas weekend, Sabtu-Minggu, dia ngisi waktu dengan kelas reguler dan kegiatan bebas.

Nabila ngajak jalan-jalan, tapi dia nolak. Sayangnya, dia nggak bisa ngindarin Shen Zul.

Kalo ngomongin skill investigasi, Shen Zul ini udah kayak detektif.

Jumat malam, waktu Chira nganter dia balik sampai depan gerbang sekolah, dia langsung nganalisis area sekitar. Dari arah mobil Chira pergi, dia ngeh banget sama kompleks perumahan deket situ.

Dan... bener, lokasinya deket banget.

Deket sampai cuma butuh 10 menit jalan kaki dari kompleks itu ke sekolah.

Pagi Minggu, Chira yang lagi santai bangun tidur turun buat buang sampah. Dia masih pakai piyama pink, kelihatan nyantai banget.

Pas sampai depan gerbang kompleks, dia liat ada sepeda keren yang kelihatan familiar banget parkir di situ.

Firasat nggak enak langsung muncul.

Dan bener aja, detik berikutnya dia denger suara ketawa di belakangnya.

Ketawa kenceng, jelas banget lagi ngejek.

Chira nggak ketawa. Dia nunduk, ngeliat piyama yang dia pake, terus merasa citranya sebagai cewek elegan langsung hancur.

“Nona Chira.”

Dia cuma bisa tutup mata sambil pura-pura mati.

Nggak nyangka aja, bakal ada hari di mana dia kepikiran hal kayak gini.

Shen Zul beneran cowok yang bahaya.

“Kenapa? Lo bahkan nggak mau liat gue?” Baru beberapa detik Chira tutup mata, suara itu udah kedengeran dari jarak kurang dari satu meter.

Mau nggak mau, Chira muter badan. Langsung tatap-tatapan sama Shen Zul.

Dan, bener aja, Shen Zul langsung ketawa ngakak. “Pffft... hahaha!”

Cewek di depannya lagi pake piyama Hello Kitty pink, lengkap sama topi telinga kucing. Rambutnya acak-acakan, muka belum dicuci, plus pake sandal jepit.

Bener-bener kocak.

“Lo ngapain di sini?” tanya Chira dengan muka datar. Dia inget hari itu masih ada jadwal kelas pagi. Tapi buat Chira, kelas pagi bisa diikutin dari mana aja, jadi habis begadang semalaman, dia memutuskan buat skip.

Tapi Shen Zul? Dia nggak ada urusan buat dateng ke tempat ini pagi-pagi gini.

Apalagi ini baru jam tujuh pagi!

Shen Zul sendiri keliatan keren banget. Dia pake outfit hip-hop: celana kargo hijau army, kaos hitam grafiti, plus sneakers. Dengan muka setampan itu dan badan proporsional, dia bener-bener kayak manekin jalan.

Mata Shen Zul yang jahil kelihatan berkilauan penuh tawa. Walau ini masih pagi, tatapan dia kayak nyimpen “bintang” di dalamnya.

Pasang mata kayak gitu, ditambah wajah kayak dia? Rasanya kayak Tuhan terlalu baik sama dia. Sia-sia banget.

“Cabut kelas,” Shen Zul ngomong santai sambil senyum lebar, deretan gigi putihnya kelihatan banget.

Chira ngeliatin dia dengan muka datar. “Terus, ngapain lo di sini?”

“Mau nyari lo.”

“?”

Shen Zul nunjuk ke sepeda yang parkir di depan gerbang kompleks. “Hari ini gue ngajak lo cabut kelas. Mau ikut nggak?”

Chira: “...”

Anjir, ngajakin jadi anak bandel nggak perlu setransparan ini kali ya?

Muka Chira yang penuh penolakan keliatan banget, sampe Shen Zul nggak butuh jawaban buat tahu hasilnya.

“Nona Chira, lo masih Chira yang kemarin perhatian banget sama gue, kan?” Nada suara dia tiba-tiba mellow. “Masa temen baik ngajak santai malah ditolak.”

“...”

Fix, ini cowok drama king.

“Aku pagi ini mesti ngerjain soal fisika, kimia, sama tiga bacaan bahasa Inggris.” Chira ngomong tegas, terus nambahin, “Terus, lo mau ke mana?”

“Warnet.”

“...”

“Tunggu gue 15 menit,” kata Chira, terus langsung ngeloyor balik ke rumah, ninggalin Shen Zul di tempat.

Bukannya nggak sopan, tapi ya mereka belum sedeket itu sampe Chira nyaman ngebiarin dia masuk rumahnya. Lagian, dia tinggal sendirian. Bawa cowok baru kenal sebulan masuk ke rumah? No, thanks.

Rumah Chira juga bukan apartemen mewah bertingkat. Sekali Shen Zul tahu, gampang banget buat dia ngelacak unit mana yang Chira tinggali.

Chira udah ngerasa semua gerak-geriknya sekarang kayak ada di bawah radar cowok tampan tapi nggak tahu malu ini.

Perasaan kayak gitu jelas nggak enak, kayak bakal ada masalah gede dateng.

Selama dia ganti baju, cuci muka, dan nyikat gigi, kepala Chira mulai pusing.

---

Beneran 15 menit kemudian, Chira keluar rumah dengan tas punggung hitam. Dia pake kulot hitam, kaos merah polos, sama sepatu kanvas putih. Gaya santai banget, nggak neko-neko.

Rambut panjangnya diiket rapi. Meski tanpa makeup, kulitnya yang putih mulus tetep bikin dia keliatan menawan.

Pas Chira keluar, Shen Zul tiba-tiba keinget semua mantan-mantannya.

Ya gimana ya, mereka semua seumuran, dan dulu dia pacaran cuma buat coba-coba aja. Penampilan selalu jadi faktor utama.

Tapi kalau diinget lagi, dia bahkan udah lupa wajah beberapa dari mereka.

Terus dia ngeliat Chira. Cewek ini cantik banget, kayak bikin dia nggak bisa berkedip.

Persetan sama sebutan temen baik.

Dia nggak mau pake alasan itu lagi.

Chira, tentu aja, nggak tahu apa yang ada di kepala Shen Zul.

Meskipun dia nggak polos-polos amat, urusan percintaan dia masih kosong melompong. Banyak sih cowok yang ngejar dia, tapi nggak ada yang sekeren Shen Zul soal akting.

---

Chira ogah duduk di boncengan sepedanya Shen Zul. Dia pilih bawa motor sendiri, si "domba kecil."

Dia bawa motornya pelan-pelan, biar seimbang sama kecepatan sepeda Shen Zul.

Tujuh menit kemudian, mereka sampai di warnet.

Shen Zul sengaja milih tempat yang sepi, terus nyewa dua komputer. Tapi yang dia nggak nyangka, meskipun berhasil ngebawa Chira ke warnet, dia gagal menarik perhatian cewek itu sepenuhnya.

Baru duduk, Shen Zul ngeliat Chira ngeluarin isi tasnya satu per satu: soal fisika, soal kimia, kertas coretan, sama alat tulis.

Shen Zul: “...”

Ini apaan sih?!

Ngeliat muka bingung Shen Zul, Chira ngomong santai, “Pertama, jadwal gue udah fix dan nggak bisa diganggu gugat. Kedua, gue udah cukup baik hati mau nemenin lo ke sini.”

Maksudnya? Kalau Shen Zul berani ganggu dia ngerjain soal, siap-siap ditinggal.

1
Pria Bernada
tenang kak proses😍😘❤️🔥
Sol Ronconi
Thor, kapan update lagi nih?
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Saya sangat terkesan dengan perkembangan karakter yang konsisten.
Rizky Mwe
Terima kasih kepada author, sudah menyajikan cerita indah yang menghibur hati ini.
Yoseph Bambang: ayo mulai bacanovelnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!