Badai besar dalam keluarga Cokro terjadi karena Pramudya yang merupakan putra pertama dari keluarga Cokro Tidak sengaja menodai kekasih adiknya sendiri, yaitu Larasati.
Larasati yang sadar bahwa dirinya sudah tidak suci lagi kalut dan berusaha bunuh diri, namun di tengah usahanya untuk bunuh diri, ia di kejutkan dengan kenyataan bahwa dirinya sedang hamil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuning dianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keresahan pram
Pram mengikuti langkah papanya keluar dari gedung H yang khusus untuk memproduksi rokok rokok filter.
Pram tidak terlalu banyak bicara, karena ia tau situasi hati papanya itu sedang tidak baik.
" Adikmu akan cuti bulan depan. Persiapkan dirimu." ujar Cokro tiba tiba, sembari terus melangkah.
Pram tidak menjawab, ia terus mengikuti langkah papanya.
" perkiraan kapan Laras melahirkan?"
" Minggu depan pa. bisa maju atau mundur." jawab Pram akhirnya.
" Kita usahakan Laras melahirkan sebelum adikmu pulang.
papa tidak tau bagaimana caranya, hubungi dokter.
saat elang datang, Laras sudah harus kembali seperti semula."
Langkah Pram langsung terhenti, raut wajahnya yang awalnya tenang itu kini berubah,
Laki laki itu tampak tidak bisa menerima kata kata papanya kali ini.
Menyadari dirinya tidak mendapatkan jawaban dari putranya, langkah Cokro terhenti, ia berbalik dan menatap putranya yang berdiri sekitar dua meter darinya itu.
Terlihat jelas bahwa Pram sedang menahan rasa tidak terimanya.
Laki laki berkemeja navy bergaris putih itu bahkan tidak mau menatap Cokro.
" Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Cokro,
" kau tidak terima dengan kata kata papa?" tanya Cokro lagi,
Namun Pram masih diam, sepertinya laki laki itu sedang berusaha payah untuk menjaga lisannya agar tidak sampai menyakiti hati papanya.
" Tidak pa." jawab Pram dengan suara datar.
" Laras itu kekasih adikmu, kau lah yang muncul menjadi orang ketika dalam hubungan mereka.
Meskipun itu kau lakukan tanpa kau sengaja tetap saja kau penjahatnya Pram.
Aku tidak ingin kau berperang dengan adikmu.
Kalian berdua adalah putraku.
Yang terbaik adalah menempatkan semua di posisi semula.
Laras kembali pada Elang, dan kau carilah ibu yang baik untuk anak anakmu,
Bukankah itu baik Pram?" cokro menatap putranya tegas, dalam hatinya sungguh tidak ada hal yang lebih baik dari pada apa yang sudah ia putuskan.
" ini keputusan sulit Pram, papa harap kau mengerti,
Elang sedang mas pendidikan,
Kalau dia tau apa yang sudah terjadi, dia bisa hancur.
Apa kau ingin menjadi penyebab hancurnya hidup adikmu?"
Pram tertunduk, namun tangannya terkepal menahan diri.
" kau laki laki yang dewasa dan kuat.
Kau lebih tangguh dari elang karena itu aku memilihmu untuk meneruskan perusahaan ini kelak.
Apa jadinya jika kuserahkan perusahaan ini pada adikmu yang sama sekali tidak tertarik bisnis itu?"
Cokro berkata seakan akan dirinya begitu menyayangi dan perduli pada Pramudya.
Namun Pramudya bukanlah orang yang bodoh, ia menyadari ketimpangan kasih sayang papanya.
Andai saja Elang mau terjun ke dunia bisnis,
Mungkin Pram tidak akan berdiri di belakang papanya seperti sekarang, namun akan berdiri jauh di belakang papanya, sementara yang memegang kekuasaan di bawah papanya sudah pastilah Elang.
Pramudya benar benar tau, kalau dirinya hanyalah sebagai pengganti dan pelengkap.
_____
Saat Pram kembali ke kantornya, disana sudah ada pak Suryo yang menunggu Pram.
Pram sedikit kaget,
" Apa bapak sudah lama menunggu saya?" tanya Pram saat melihat Suryo sudah duduk di sofa panjang yang terletak ditengah ruangannya.
" Tidak akan ada yang mendengar kita disini pram," sahur Suryo dengan wajah tenang.
Mendengar itu Pram mengangguk pelan, lalu duduk di hadapan Suryo.
" Ada apa om?" tanya Pram dengan wajah serius,
" aku sudah bicara dengan Laras Pram, soal bagaimana ke depannya kalian berdua," ujar Suryo.
" ke depannya kami?" Pram mengerutkan dahinya.
" jangan berpisah Pram, hiduplah bersama sama dan besarkan anak anak kalian dengan baik.."
Pram terlihat terkejut dengan kata kata Suryo,
Ia sungguh Tidak pernah menyangka,
Suryo adalah bawahan papanya yang paling setia, bahkan tidak pernah menentang perintah papanya, apapun itu.
Lalu sekarang, kenapa Suryo mengatakan hal yang mungkin bisa menyebabkan perpecahan antara dirinya dan papanya.
" Aku sudah banyak berpikir Pram, aku memang bawahan papamu,
aku juga sudah bekerja lama sekali dengannya,
Tapi...
Laras adalah putriku Pram,
Dan kedua bayi di perut Laras adalah cucuku..
Bagaimana aku tega mereka tumbuh besar tanpa ibu kandungnya..
Bukankah aku terlalu kejam jika bekerja sama dengan papamu untuk memisahkan anak anak dan ibunya?" tatapan Suryo terlihat sedih saat mengatakan itu.
Pram membisu, ia tertunduk sembari memegangi kedua wajahnya cukup lama.
Dalam hatinya sempat terbersit keinginan itu, untuk terus hidup bersama Laras dan anak anaknya.
Bohong jika ia tidak ingin hidup bahagia seperti orang lain dengan keluarga yang utuh.
Tapi jika ia memilih itu, ia harus bersiap siap berperang dengan papa dan adiknya.
" Kau adalah anak yang baik Pram, aku tau kau akan berpikir ribuan kali untuk menentang papamu aku sangat tau itu Pram..
Tapi pikirkan lah kedua anakmu..
Sanggupkah kau membesarkan mereka tanpa Laras?"
ruangan kantor yang memang selalu hening itu kini terasa lebih hening,
Dinding berwarna putih itu menjadi saksi betapa resahnya Pram selama ini.
Meski laki laki itu lebih banyak diam, lebih banyak berpikir tanpa mengungkap kan apa yang ia rasakan pada orang lain.
" Apakah Laras mau hidup dengan saya om?" akhirnya Pram bertanya di tengah keresahannya,
" Saya bisa menentang siapapun, asal Laras mau hidup dengan saya,
Tapi jika hati Laras masih tertambat pada Elang..
Sungguh saya tidak mau memaksanya om,
Meski dengan alasan anak anak..
saya tidak mau memaksa dia untuk berada disamping saya demi saya dan anak anak..
Mungkin anak anak akan menderita, begitu pula saya..
Tapi kami akan bertahan dan pulih seiring waktu.." jawab Pram dengan tatapan yang dalam.
" jujur saja, saya sudah mempersiapkan banyak hal semenjak saya lulus kuliah dan mulai duduk di bawah pimpinan papa.
Saya berpikir untuk tidak selamanya berada di dalam naungan papa,
Karena saya tau benar papa tidak sepenuh hati pada saya.
Apalagi sekarang saya akan mempunyai dua orang anak om,
Saya harus menjaga masa depan mereka.
Dan sepintar apapun orang menyembunyikan rahasia, Elang pasti akan tau suatu saat..
saya sudah mempersiapkan diri untuk berdiri sendiri om,
Hanya saja persiapan saya belum matang.
Jika diperlukan, saya bahkan sudah siap untuk pergi jauh bersama anak2..
biarkan saya yang pergi om,
Sehingga Laras bisa tenang dengan Elang kelak..
Sungguh kebahagiaan Laras adalah yang utama bagi saya om.." ujar Pram.
Hari Suryo seperti di sayat sayat mendengar itu,
Dalam hati dirinya sedih juga marah, ia kesal pada Cokro yang hanya mementingkan putra keduanya,
Dan ia sedih dengan Pram yang terus terusan mengalah dan mengabaikan perasaannya.
" jika Laras mau untuk bersamamu, apakah kau bersedia Pram?" tanya Suryo,
" saya kira tidak semudah itu Laras melupakan Elang om.."
" jawablah Pram, apakah kau mau jika Laras mau?"
Pram sempat terdiam sejenak,
Namun ia mengangguk setelahnya,
" Kebahagiaan Laras penting untuk saya om.." jawab Pram dengan suara dalam.
langsung main todong aja si bapak nih
apalagi bininya pake acara yg terencana hanya demi anak keduanya si Elang
heran sama modelan orang tua gini