Kehidupan Alexa dibuat berubah sejak kedatangan lelaki yang berhasil membuat setetes air matanya jatuh dipertemuan pertama mereka. Dalam kekosongan hidupnya, Alexa menemukan Elio lelaki yang mengubah segalanya. Bersama Elio, ia merasakan kebebasan dan kenyamanan yang tak pernah ia miliki sebelumnya. Meskipun banyak yang memperingatkannya tentang sisi gelap Elio, hatinya menolak untuk percaya. Namun, ketika sebuah peristiwa mengguncang dunia mereka, keraguan mulai merayap masuk, memaksa Alexa untuk mempertanyakan pilihannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhea Annisa Putri Sofiyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Facade
Alexa baru saja menyelesaikan bimbingan belajar bersama guru privatnya beberapa menit yang lalu. Melihat kearah jam digital yang menunjukkan pukul 19.05 sepertinya sudah cukup waktu yang Ia habiskan untuk beristirahat Ia harus segera bersiap-siap. Melangkahkan kaki keluar dari ruang belajarnya berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri melakukan ritual mandinya seperti biasa. Alexa menatap pantulan dirinya dicermin memastikan penampilannya, Ia hanya tak ingin mendapatkan komentar pedas dari sang Mama sesimpel terkait apa yang Ia kenakan ataupun riasan wajah yang menutupinya. Alexa mengenakan setelan tweed dipadukan dengan high heels serta aksesoris perhiasan. Keluar dari walk in closet turun kelantai bawah, melihat anggota keluarganya yang sudah siap menghadiri pesta.
"Pilihan yang bagus tidak mengecewakan" puji Alana Mamanya.
Disebuah hotel bintang lima didaerah Jakarta Selatan tepatnya dilantai paling atas adalah tempat acara diselenggarakan, yang dihadiri oleh bintang ternama para pengusaha, pejabat konglomerat serta profesi lainnya. Alexa berada didepan stan berisi berbagai macam jenis makanan penutup, Ia menaruh satu persatu dessert tersebut keatas piring yang Ia bawa. Sebuah tepukan pada pundaknya menghentikan kegiatannya, Mamahnya datang merebut cupcake digenggamannya dan menaruh piringnya diatas meja.
"Makanan manis bisa nambah berat badan" ucap Alana sambil tersenyum menarik lengan Alexa pergi membawanya kearah kumpulan wanita sosialita yang ada disana.
"Ini lho Alexa anak perempuanku" ujar Alana memperkenalkan Alexa pada teman-temannya.
"Oh ini toh yang namanya Alexa, yaampun cantik sekali, tinggi, langsing persis Mamanya waktu muda" puji salah satu teman Mamanya yang tak Ia kenali.
"Makasih Tante" ucap Alexa sambil tersenyum.
"Bisa dong kamu jadi model seperti Mamamu dulu" komentar teman Mamanya yang lain, berhasil membuat wajah Alana Mamanya, berubah menjadi datar untuk seperkian detik sebelum Ia menarik senyumnya kembali.
"Alexa akan ngelanjutin usahaku jadi desainer atau punya brand skincare makeup sendiri"
"Oh ya berarti kuliah nanti kamu ambil jurusan tata busana atau kecantikan?" tanya teman Mamanya yang lain.
"Emm...iya tante" jawab Alexa dengan senyum yang dipaksakan.
Sebuah fakta yang baru diketahui Alexa hari ini, kalau Mamanya dulu merupakan seorang model. Seharusnya Ia sudah tak heran lagi, mengingat bahwa Mamanya juga mantan artis, yang kini sudah pensiun dari dunia entertain tapi tetap saja fakta tersebut masih mengejutkannya.
Mobil yang Mereka tumpangi berhenti didepan sebuah restoran mewah, Papa dan Kakanya sudah turun terlebih dahulu, tersisa dua orang didalam mobil Alexa dan Mamanya. Alana berbalik menghadap Alexa yang duduk dibelakang tangannya terulur menyentuh wajah Alexa.
"Tolong jaga sikap kamu didalam, jangan makan terlalu banyak kayanya kamu gendutan" ucap Alana sebelum keluar menyusul yang lain.
Makan malam hari ini berbeda dengan yang biasanya bertambah satu keluarga yang ikut bergabung dengan malam kali ini, sepasang suami istri dan seorang anak lelaki yang Ia perkirakan seumuran dengan Axel kakaknya.
"Perusahaan gimana Dave?" tanya Alex Papanya membuka percakapan.
"Syukur lancar seperti biasa sekarang lagi ngurusin proyek terbaru disurabaya" jawab Dave.
"Kalau resto dan toko rotimu gimana sekarang Fanny?" tanya Alana pada sahabatnya itu.
"Baik juga Alana, karyawan aku yang pegang kendali aku cuman datang memantau kesana sesekali" jawab Tiffany.
"Drrrk"
Alexa bangkit dari kursi pamit izin ke toilet meninggalkan kumpulan orang yang ada diruang privat tersebut. Membuka bilik toilet yang terletak paling ujung, selama makan malam tadi Ia terus teringat akan perkataan Mamanya saat dimobil. Alexa dengan sengaja memasukkan jari telunjuknya kedalam mulut, membuatnya memuntahkan isi cairan perutnya kedalam toilet. Alexa terduduk lemas diatas closet dengan kepala yang bersender dibilik toilet. Membasuh tangan diwastafel dari sini Alexa bisa melihat pantulan dirinya dari dalam cermin dengan sorot yang sulit dijelaskan.
Baru beberapa langkah Ia keluar dari toilet kepalanya terasa pusing membuatnya jatuh terduduk dilantai. Sepasang kaki berhenti dihadapannya membuatnya mendongak keatas, tatapan keduanya bertemu tanpa sadar setetes air mata berhasil lolos keluar dari kelopak mata Alexa. Orang dihadapannya anak lelaki dari teman orang tuanya itu entah siapa namanya membungkuk mengulurkan tangan.
"Lo gapapa?"
"Gapapa Gue bisa sendiri"
Sadar akan tingkah bodohnya Alexa menyeka air mata dipipinya. Spontan Ia langsung bangkit berdiri, berjalan pelan dengan tangan yang sesekali memegangi kepala.
"Kalian pasti udah lupa sama Om dan Tante, terakhir ketemu dulu waktu Alexa baru belajar jalan, kalau Axel masih balita empat tahun kalau gasalah" ucap Dave.
"Iya sekarang pas ketemu malah buat pangling.. tinggi, ganteng sama cantik lagi" tambah Fanny.
"Om sama tante bisa aja" jawab Axel kakaknya sedangkan Alexa hanya tersenyum menanggapi.
"Oh iya tante baru tau lho kalau kalian ternyata satu sekolah juga sama Elio" ucap Fanny menambahkan
Percakapan mengalir sekitar setengah jam sebelum Mereka memutuskan untuk pulang kerumah. Kini Alexa sudah sampai didalam rumah, baru selangkah kakinya berada diunggakan tangga aktivitasnya terinterupsi oleh perkataan Mamanya.
"Jangan lupa hapus make up sebelum tidur nanti wajahmu jerawatan" ucap Alana yang tengah duduk disofa ruang tamu.
“Iya Ma” ujar Alexa.
Melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti Alexa menghela napas kasar, tentu saja Alexa akan lakukan tanpa perlu Mamanya peringatkan, kejadian yang terjadi sepanjang malam ini membuat moodnya makin memburuk pikir Alexa.