[Support, Like, dan Komen ya untuk karya baruku gengs] Bulan Desember seharusnya terasa menyenangkan. Bonus tahunan akan cair, cuti panjang di depan mata, liburan yang tak perlu dilewatkan, dan hadiah natal yang akan didapatkan. Tapi, Catalina malah mendapatkan pengkhianatan dari Delon kekasihnya dan perpisahan ini berpeluang menghancurkan banyak rencana yang sudah dia siapkan jauh - jauh hari. Demi tetap menjalankan rencana mereka Catalina dan Delon akan bersama setidaknya sampai melewati Hari Natal. Bagaimanakah kelanjutan kisah 2 orang asing yang sudah tidak bersama tapi terpaksa menjalani momen indah bersama karena keadaan? Kisah romantis, lucu, dan sedih dari pasangan ini siap menemani hari - hari anda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Bawah Pengaruh Alkohol
Hati yang sakit membawa Talin dan Aaron ke bar terdekat. Karena ini hari biasa bar tidak terlalu ramai oleh pengunjung. Mereka mengambil duduk di meja untuk 2 orang. Talin memesan 1 botol vodka dan 1 botol whisky. Perempuan cantik itu menyeka air mata yang belum berhenti.
“Sebenernya kamu kenapa, Catalina?” Tanya Aaron lagi. Aaron tau kalau perempuan itu tidak baik - baik saja dan dari tadi dia mendapat jawaban yang tidak memuaskan.
“Saya nggak apa - apa, Pak” Talin menopang wajahnya dengan telapan tangan dan terus menenggak minuman yang disediakan.
Aaron menyesap sedikit vodka yang ada di gelanya. Jujur dia tidak menyukai minuman seperti ini. Aaron lebih suka sesuatu yang manis. Sejujurnya, Talin benci minuman keras yang terasa pahit dan membakar kerongkongannya. Tapi, rasa sakit di dalam hatinya butuh diredakan. Alkohol adalah penyelamat paling cepat saat ini. Aaron hanya terdiam memandang Talin yang minum bagaikan orang kesurupan.
“Saya tau kamu nggak baik -baik saja”
Talin yang memang dari tadi minum banyak mulai merasa mabuk. Apa lagi toleransi alkoholnya tidak tinggi. Talin mulai merasa sangat sedih. Kali ini dia merasa berkali - kali lipat lebih sedih.
“Pak, menurut kamu aku kurangnya apa?” Talin memandang Aaron.
“Kamu nggak kurang apa - apa” Jawab Aaron setelah berdeham.
“Kalau gitu kenapa aku diselingkuhin… hiks…hiks. Kenapa aku diselingkuhin sama perempuan itu?” Talin menangis makin keras.
Penyanyi yang ditugaskan untuk menghibur pengunjung sudah menaiki panggung. “Selamat malam!” Sapanya ceria. Penyanyi itu langsung memulai pertunjukan dengan menyanyikan lagu dari grup band Dewa 19.
“Talin, udah minumnya” Aaron mengambil gelas Talin mencegah perempuan itu minum lagi. Dia sudah terlihat mabuk berat.
Memang dasar Talin yang sudah mabuk berat. Talin lansgung mengambil botol dan menenggaknya langsung. Aaron sampai terdiam melihat kelakuannya. Yang Aaron tau Talin itu anggun dan lemah lembut.
“Siapa yang malam ini lagi putus cinta?” Tanya penyanyi yang memang bertugas menghibur di sana.
Talin langsung berdiri dan mengangkat tangannya. “Akuu.. aku mbak.. aku yang putus cinta… hiks”
Aaron benar - benar speechless melihat kelakuan Talin. Tapi, Talin benar - benar lucu malam ini. “Talin, duduk” Aaron menoleh kanan dan kiri melihat reaksi orang - orang sekitar.
“Tenang aja, Mbak. Mati satu tumbuh seribu. Itu sebelahnya jangan dianggurin” Kata si penyanyi.
Aaron memejamkan matanya. Dia sungguh merasa malu.
Penyanyi itu mengambil kontrol lagi. “Aku punya lagu buat kamu” lagu Seandainya dari Viera berkumandang.
Seandainya kau tau ku tak ingin kau pergi. Meninggalkan ku sendiri bersama bayanganmu.
Tangis Talin makin kencang membuat Aaron makin bingung. ”Talin udah ya. Kita pulang sekarang” Aaron berdiri dan meminta pelayan membawakan bill kepadanya. Aaron mengeluarkan debet dan membayar pesanan Talin. Whisky yang tidak sempat diminum perempuan itu sampai dibungkus oleh Aaron.
Talin masih berdiri dan bergoyang - goyang mengikuti lagu sambil menangis. Tidak tahan dengan kelakuan Talin. Aaron meletakan tangannya di kedua bahu Talin dan menuntunnya keluar.
“Kita mau kemana? Aku masih mau di sini” Lirih Talin.
“Kita pulang Talin. Saya antar kamu”
“Nggak mau” Talin menggelengkan kepalanya kencang. “Nggak mau”
“Kamu udah terlalu mabuk” Aaron menatap Talin. Aaron meraih kedua tangan Talin. “Kita pulang ya”
Pengaruh alkohol terkadang makin parah seiring waktu. Talin memejamkan matanya dan hampir terjatuh. Aaron langsung menangkap tubuh mungil Talin dan membawanya ke dalam mobil.