Banyak wanita muda yang menghilang secara misterius. Ditambah lagi, sudah tiga mayat ditemukan dengan kondisi mengenaskan.
Selidik punya selidik, ternyata semuanya bermula dari sebuah aplikasi kencan.
Parahnya, aparat penegak hukum menutup mata. Seolah melindungi tersangka.
Bella, detektif yang dimutasi dan pindah tugas ke kota tersebut sebagai kapten, segera menyelidiki kasus tersebut.
Dengan tim baru nya, Bella bertekad akan meringkus pelaku.
Dapatkah Bella dan anggotanya menguak segala kebenaran dan menangkap telak sang pelaku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DYD16
Langit malam tampak begitu polos, kali ini bintang-bintang tidak menemani sang rembulan yang bersembunyi di balik awan gelap.
Suhu malam ini begitu sejuk, rintik-rintik hujan juga perlahan membasahi atap-atap rumah dan ratusan pepohonan di kota kecil itu.
Wanita berpoles lipstik merah, menatap manja pria yang duduk di hadapannya. Sepertinya ia sangat terpesona akan paras tampan milik pria bermata elang, yang tengah menatapnya dengan tatapan dingin.
"Ada apa, Dav?" tanya pria itu. Bibirnya menyunggingkan senyuman tipis.
Davina menggeleng salah tingkah, tersenyum malu-malu. "Kok manggilnya Dav, sih? Gak bebeb aja?"
Wanita itu menatap nakal, kemudian beranjak dari duduknya. Dengan pinggul melenggak-lenggok, Davina menarik kursi di samping pria itu dan meluruhkan bokongnya di sana.
"Tatto kamu bagus banget, aku suka." Ujung telunjuk Davina meraba pergelangan pria itu dengan gerakan menggoda. Sang pria diam saja, wajah dinginnya semakin tak berekspresi.
CUP!
Davina memberanikan diri untuk mengecup pipi si pemilik kulit seputih susu, dengan tatapan penuh gairah. Ia berharap pria di sampingnya ini akan membalas kecupannya dengan sebuah ciuman panas. Namun, sang pria hanya bergeming di kursinya.
Dengan wajah ayu yang ia miliki, tentu saja Davina penuh akan rasa percaya diri. Apalagi selama ini tak ada satupun pria yang menolak bibir ranumnya.
Malam ini, ia harus berusaha keras untuk menaklukkan pria yang ia kenal dari aplikasi kencan ternama. Menurutnya, kapan lagi wanita yang berasal dari keluarga kurang mampu sepertinya, bisa memiliki peluang untuk bersuamikan seorang dokter. Anak dari pemilik rumah sakit yang cukup besar di kota itu pula.
CUP!
Sekali lagi, Davina memberanikan diri untuk memberikan kecupan kedua. Jantungnya kini berdegup kencang kala bola mata pria yang sejak tadi menikmati potongan steak, sekarang menatapnya dengan ekspresi yang tak bisa ditebak.
Wanita itu sedikit membuka bibirnya, agar tampak semakin menggoda. Pasti pria tampan itu akan jadi miliknya, pikir Davina.
'Ayo cium aku, ayo!' seru Davina di dalam hati.
Namun, apa yang terjadi selanjutnya tak sesuai ekspektasi.
JLEB!
Bola mata cokelat terang milik Davina membelalak ketika pisau pemotong steak dalam genggaman pria itu sudah menancap di bawah dagu dan menembus lidahnya.
"Berani sekali bibir kotor mu itu mengecup wajahku ...," ucap pria itu dengan tenang dan sorot mata yang dingin. Sigap ia menyambar sehelai tissue di atas meja dan membersihkan bekas kecupan bibir Davina.
Davina mengerang, tetapi, pisau yang menancap di rongga mulutnya membuat ia tak mampu berteriak.
Tubuh seksinya bergetar hebat, ia semakin membelalak saat pria itu mengarahkan ujung garpu ke bola matanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
DRAP!
DRAP!
DRAP!
Di bawah derasnya air hujan yang membasahi kota kecil nan terpencil. Davina berlari sekencang-kencangnya dengan napas terengah-engah. Darah segar yang menetes di bawah dagunya tak ia hiraukan.
Rasa sakit yang mendera di dalam rahangnya, tak sebanding dengan rasa takutnya kini. Pikirnya, ia harus berlari sejauh mungkin dari rumah megah kuno di dalam hutan itu.
'Aku harus ke mana ini?!' batinnya sambil mengedarkan pandangan, menatap gulita nya hutan.
Ia terus berlari tanpa henti, jaraknya dengan pria yang mengejarnya dengan sebilah pisau semakin terpangkas jauh.
'Aku harus selamat!' harap Davina dalam hati.
Sampai akhirnya, setelah menghabiskan banyak tenaga untuk berlari, wanita itu dapat bernapas lega kala melihat secercah harapan di depan mata.
Tak jauh dari kedua kakinya menjejakkan diri, tampak ada beberapa cahaya kecil yang berasal dari pemukiman warga.
'Syukurlah!' jeritnya dalam hati.
Davina kembali berlari saat pria yang berpakaian serba hitam nyaris berhasil mengejarnya.
"Berhenti ...!" jeritan pria itu diabaikan oleh Davina. Wanita itu terus berlari, melintasi jalanan terjal.
Sampai akhirnya langkah Davina berhenti tak jauh dari sebuah mobil jeep hitam, yang terparkir di depan sebuah rumah antik.
Davina berlari, mendekati dan memukul-mukul kaca mobil tersebut. Seseorang di dalam sana terbangun dan terkejut melihat penampilan wanita itu.
"Hey, kau baik-baik saja, Nona?" Taufik keluar dari mobil dengan wajah ngantuk, lalu meringis melihat pisau yang tertancap di bawah dagu Davina.
Wanita dengan tubuh basah kuyup itu tak sanggup mengucapkan satu patah kata, rasa syukur membuat Davina menangis sejadi-jadinya. Kini perih di dagunya semakin terasa.
"Ayo, saya antarkan ke rumah sakit terlebih dahulu," ajak Taufik.
Davina menggeleng kepala dengan cepat, ia berontak dan menangis histeris. Davina menggosokkan kedua telapak tangannya di depan dada, seolah berkata untuk tak membawanya ke sana. Davina benar-benar ketakutan, ia takut akan bertemu pria itu di rumah sakit.
"Baiklah -- baiklah, aku mengerti. Ayo masuk ke mobil, aku akan membawamu ke tempat yang aman," kata Taufik.
Davina menuruti perkataan pria di hadapannya, lekas saja ia masuk ke dalam mobil. Taufik pun juga langsung masuk dan duduk di kursi kemudi.
Pria itu menyetir dengan kecepatan sedang, Taufik berusaha untuk bersikap tenang.
Sementara itu, di balik pohon, Tommy menatap mobil yang mulai menjauh dari pekarangan rumahnya.
Begitu kendaraan roda empat yang dikendarai Taufik tak lagi terlihat, Tommy lekas masuk ke rumahnya dengan sebilah pisau dalam genggaman. Rahangnya tampak mengetat.
*
*
*
Edwin psikopat yang udah ... entahlah sulit menjelaskannya 😀
Keren kamu Kak❤️
tolong triple up 🤭
jantungku kicep tor 😩
udah kyk nonton film Hollywood.
sama film horor korea, yg cowoknya jatuh ke dalam peti yg ada pakunya itu looo, lgsg nancep ke muka 😩