NovelToon NovelToon
Menikah Kontrak Dengan Bos Mafia

Menikah Kontrak Dengan Bos Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikah Kontrak / Romansa / Roman-Angst Mafia / Pernikahan rahasia
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Absolute Rui

Elle, seorang barista di sebuah kedai kopi kecil di ujung kota, tanpa sengaja terlibat perselisihan dengan Nichole, pemimpin geng paling ditakuti di New York. Nichole menawarkan pengampunan, namun dengan satu syarat: Elle harus menjadi istrinya selama enam bulan. Mampukah Elle meluluhkan hati seorang mafia keji seperti Nichole?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Absolute Rui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24: Cahaya di Tengah Kegelapan

Langit pagi memerah seperti luka terbuka, mencerminkan keadaan dunia di bawahnya. Meski mereka berhasil membawa data penting, suasana di rumah aman tetap tegang. Victor memeriksa dokumen yang berhasil diretas oleh Nichole, matanya penuh fokus sementara anggota tim yang lain menjaga perimeter dengan senjata siap di tangan.

Di sudut ruangan, Nichole duduk di kursi, membalut luka di bahunya yang kembali terbuka akibat pertempuran malam sebelumnya. Elle berdiri di sampingnya, mengamati dengan cemas.

“Berhenti bergerak,” tegur Elle lembut, tangannya menggenggam perban.

Nichole menghela napas. “Aku baik-baik saja. Ini hanya luka kecil.”

“Luka kecil yang hampir membuatmu kehilangan nyawa,” jawab Elle, sedikit kesal. Tapi nada suaranya dipenuhi perhatian, dan itu membuat Nichole tersenyum tipis.

“Aku berjanji padamu, bukan? Aku tidak akan membiarkan apa pun memisahkan kita,” kata Nichole sambil menatap langsung ke mata Elle.

Elle berhenti, tangan yang sedang membalut luka Nichole gemetar. Tatapan Nichole membuatnya lupa sejenak akan kekacauan yang terjadi di luar. “Aku hanya tidak ingin kehilanganmu,” jawab Elle pelan, hampir seperti bisikan.

Nichole mengangkat tangannya, menyentuh pipi Elle dengan lembut. “Kau tidak akan pernah kehilanganku. Kau adalah alasan aku bertarung. Jika aku jatuh, itu hanya karena aku tahu kau akan ada di sana untuk menarikku kembali.”

Keduanya terdiam, waktu seolah berhenti saat mereka saling memandang. Sebelum salah satu dari mereka sempat mengatakan sesuatu, Victor memanggil dari ruang tengah.

“Kalian berdua, kemari. Kalian perlu melihat ini.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di meja besar yang dipenuhi kertas, peta, dan laptop, Victor menjelaskan temuan yang ia dapatkan dari data yang diretas. Wajahnya serius, dan nada bicaranya menunjukkan bahwa apa pun yang ia temukan, ini bukan kabar baik.

“Dengarkan baik-baik,” katanya sambil menunjuk layar laptop yang menampilkan diagram kompleks. “Data ini mengonfirmasi apa yang selama ini kita curigai. Perang ini bukan hanya tentang kekuasaan atau balas dendam. Ada organisasi besar yang bergerak di balik layar, menggunakan kita semua sebagai bidak dalam permainan mereka.”

Nichole menyipitkan mata, mencoba memahami apa yang ia lihat. “Organisasi besar? Apa tujuan mereka?”

Victor menghela napas. “Mereka tidak hanya menginginkan kontrol atas kota ini. Mereka mengincar seluruh jaringan kekuatan di kawasan ini—politik, ekonomi, teknologi. Mereka menciptakan kekacauan untuk melemahkan semua pihak, sehingga mereka bisa masuk dan mengambil alih tanpa perlawanan.”

“Siapa mereka?” tanya Elle, suaranya penuh ketegangan.

Victor menunjuk sebuah nama pada layar. “Kita menyebut mereka Umbra. Selama ini mereka hanya bayangan, legenda yang hampir tidak dipercaya oleh siapa pun. Tapi data ini membuktikan bahwa mereka nyata, dan mereka ada di belakang semua ini.”

Nichole mengepalkan tangan. “Kalau begitu, kita harus menghentikan mereka. Apa langkah kita berikutnya?”

Victor menatap Nichole dengan tegas. “Ada satu markas utama mereka di luar kota, tempat mereka mengoordinasikan operasi ini. Jika kita bisa menghancurkan tempat itu, kita bisa memutuskan rantai kendali mereka. Tapi ini akan menjadi misi bunuh diri. Mereka memiliki pengamanan ketat, dan kita hanya memiliki segelintir orang.”

“Kalau begitu, kita harus memastikan bahwa setiap langkah kita berarti,” kata Nichole tanpa ragu. “Aku akan pergi.”

“Tidak sendiri,” potong Elle cepat. “Aku ikut.”

Nichole berbalik, menatap Elle dengan kaget. “Elle, ini terlalu berbahaya.”

“Aku sudah bilang, aku tidak akan tinggal diam sementara kau mempertaruhkan nyawamu. Aku bisa membantu. Kau tahu itu,” jawab Elle dengan nada tegas.

Victor mengangguk, meskipun ia terlihat ragu. “Baik. Tapi kita harus merencanakan ini dengan sangat hati-hati. Ini adalah kesempatan terakhir kita.”

***

Malam itu, sebelum mereka berangkat ke markas Umbra, Nichole dan Elle duduk di luar rumah aman, menikmati udara malam yang dingin. Suara jangkrik menjadi latar belakang saat mereka berbicara.

“Elle,” kata Nichole pelan, “aku tahu kau ingin membantu. Tapi aku benar-benar tidak ingin melihatmu terluka.”

Elle tersenyum kecil, menatap bintang-bintang yang bersinar redup di langit. “Aku tahu, Nichole. Tapi kau harus mengerti, aku merasa hidupku baru dimulai sejak aku bertemu denganmu. Kau memberi arti pada segalanya. Jadi, jika aku harus menghadapi bahaya bersamamu, aku akan melakukannya tanpa ragu.”

Nichole terdiam, kata-kata Elle membuat hatinya bergetar. Ia menggenggam tangan Elle dengan lembut. “Aku tidak pernah tahu apa itu cinta, sampai aku bertemu denganmu. Kau adalah kekuatanku, Elle. Dan aku berjanji, kita akan melewati ini bersama.”

Elle tersenyum, matanya berbinar meskipun ada air mata yang menggenang. “Kau tahu, kau bisa sangat romantis jika kau mau.”

Nichole tertawa kecil, untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Malam itu, meskipun singkat, menjadi momen yang tidak akan mereka lupakan.

***

Fajar menyingsing, dan tim kecil mereka bergerak menuju markas Umbra. Perjalanan mereka penuh ketegangan, tapi setiap orang tahu bahwa ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk mengakhiri perang ini.

Ketika mereka mendekati markas, suara helikopter dan kendaraan berat mulai terdengar. Markas Umbra berdiri megah di tengah hutan lebat, dilindungi oleh pagar listrik dan tentara bayaran yang bersenjata lengkap.

Victor memberikan instruksi terakhir melalui radio. “Kelompok satu, alihkan perhatian mereka di sisi timur. Kelompok dua, serang dari sisi barat. Nichole, Elle, dan aku akan masuk melalui terowongan bawah tanah.”

Nichole mengangguk, menggenggam senjata di tangannya. “Kita siap.”

Mereka memasuki terowongan yang gelap dan pengap, bergerak dengan hati-hati untuk menghindari jebakan. Di ujung terowongan, mereka menemukan pintu baja besar.

Victor memotong kabel pengaman dan membuka pintu itu dengan hati-hati. Ketika mereka masuk, mereka menemukan ruangan besar yang dipenuhi layar monitor dan server-server raksasa.

“Kita harus menghancurkan ini,” kata Victor sambil menyiapkan bahan peledak.

Namun, sebelum mereka sempat bergerak lebih jauh, alarm berbunyi. Tentara Umbra masuk ke ruangan itu, senjata mereka diarahkan pada Nichole dan yang lainnya.

Nichole dan Elle segera berlindung di balik meja, membalas tembakan sambil mencoba melindungi Victor yang masih sibuk memasang bahan peledak. Pertempuran sengit terjadi di dalam ruangan itu, suara tembakan dan ledakan menggema di udara.

Nichole bergerak cepat, melumpuhkan musuh satu per satu dengan ketepatan yang luar biasa. Elle, meskipun tidak seberpengalaman Nichole, tetap berjuang dengan keberanian yang mengagumkan.

Akhirnya, Victor berhasil menyelesaikan tugasnya. “Bahan peledak sudah siap! Kita harus keluar sekarang!”

Mereka berlari keluar ruangan, melawan waktu untuk mencapai jarak aman sebelum ledakan terjadi. Ketika mereka berhasil keluar dari terowongan, suara ledakan besar mengguncang tanah di bawah mereka. Markas Umbra runtuh dalam kobaran api, menghancurkan semua yang ada di dalamnya.

Namun, ketika mereka berdiri di luar terowongan, Victor menyadari sesuatu. “Ini belum selesai. Mereka masih memiliki cadangan kekuatan. Ini hanya salah satu markas mereka.”

Nichole menatap puing-puing yang terbakar, matanya penuh dengan tekad. “Kalau begitu, kita akan terus melawan. Sampai mereka benar-benar hancur.”

Elle menggenggam tangan Nichole, memberikan dukungan tanpa kata-kata. Mereka tahu bahwa perjalanan ini masih panjang, tapi mereka juga tahu bahwa selama mereka bersama, tidak ada yang tidak bisa mereka hadapi.

...To be Continued...

1
Sunarmi Narmi
Sampai sini aku pham kok tak ada kritik dn saran membangun..
Aku membaca sampai Bab ini...alurnya bagus cuma cara menulisnya seperti puisi jdi seperti dibuat seolah olah mencekam tpi terlalu..klo bahasa gaulnya ALAY Thor...maaf ya 🙏...Kisah yg melatar belakangi LN dn itu soal cium" ketua mafia hrsnya lebih greget ngak malu"... klo di Indonesia mungkin sex tdk begitu ganas krn kita mengedepankan budaya timur..ini LN sex hrnya lbih wau....dlm hal cium mencium..ini mlah malu" meong 🤣🤣🤣🤣🤣
Bea Rdz
Ceritanya mengaduk-aduk perasaanku, jempol di atas👍
Regrater
Inilah kenapa saya suka baca, karena ada novel seperti ini!
Shinichi Kudo
Ga tahan nih, thor. Endingnya bikin kecut ati 😭.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!