NovelToon NovelToon
Miss Troublemaker

Miss Troublemaker

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Egha sari

Bintang, CEO muda dan sukses, mengajukan kontrak nikah, pada gadis yang dijodohkan padanya. Gadis yang masih berstatus mahasiswa dengan sifat penurut, lembut dan anggun, dimata kedua orang tuanya.
Namun, siapa sangka, kelinci penurut yang selalu menggunakan pakaian feminim, ternyata seorang pemberontak kecil, yang membuat Bintang pusing tujuh keliling.
Bagaimana Bintang menanganinya? Dengan pernikahan, yang ternyata jauh dari ekspektasi yang ia bayangan.
Penuh komedi dan keromantisan, ikuti kisah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Egha sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16.

"Saya sudah dikampus. Kenapa ponsel istriku, belum aktif?"

"Maaf, pak. Katanya, non Sera sudah pulang sama temannya."

"Apa?"

"Iya, pak. Saya juga baru tahu."

Bintang mematikan sambungan telepon secara sepihak. Bahkan melempar ponselnya, diatas kursi.

"Tidak asisten, tidak majikan, sama saja."

"Kenapa, Pak?"

"Jangan banyak tanya, kita pulang saja."

"Baik, Pak."

Reza kembali menyalakan mesin mobil, padahal mereka baru tiba beberapa menit yang lalu. Sepanjang jalan, penumpang dibelakang masih membisu, hanya helaan napasnya saja yang terdengar.

Sementara di tempat Sera berada, Wita baru saja menerima telepon dari Bintang. Ia tampak ketakutan sudah berbohong, karena tersudutkan oleh keadaan. Sementara, si sumber masalah masih berorasi, tanpa tahu sesuatu sedang menunggunya.

"Bagaimana kalau pak Bintang, tahu?"

"Sudah, kamu tenang saja. Nanti kalau ketemu non Sera, kamu ceritakan semua. Lagian kamu berbohong, untuk keselamatannya juga."

"Iya sih, Pak. Tapi, tetap saja, saya takut. Apalagi, wajah pak Bintang itu menakutkan."

"Menakutkan, bagaimana? Orang tampan begitu."

"Biar tampan, kalau ndak pernah senyum, terus cara liatin kita kayak mau ditelan hidup-hidup, belum lagi ngomongnya, bikin tertekan. Hilang semua itu ketampanan."

"Hahaha..... kamu ini."

Keduanya langsung hening, setelah memperhatikan keadaan diluar sana. Tampak kondusif, sebab beberapa pendemo diijinkan masuk.

"Makan dulu lah, sudah jam setengah dua," ujar pak Herman."

"Iya, Pak."

Wita membuka bungkusan makanan. Sebelum mengikuti Sera, mereka sempat membeli makanan untuk dibungkus. Karena pengalaman mengajarkan, berapa lama mereka akan menunggu. Pernah suatu hari, keduanya harus kemalaman, bahkan harus menyiapkan alasan paling bagus untuk majikan mereka dirumah.

Tepat pukul tiga sore, massa mulai membubarkan diri. Wita memperhatikan mobil pick up yang ditumpangi Sera, berjalan ke arah mereka.

"Pak, ikuti mobil non Sera. Kayaknya, udah mau bubar."

Pak Herman segera menyalakan mesin mobil dan mengikuti mobil pick up tepat didepan mereka.

"Kok aku deg-degan ya, Pak?"

"Aku juga, Wit. Bagaimana jika pak Bintang masih menunggu disana?"

"Jangan nakutin dong, Pak."

Pak Herman terjebak diantara banyaknya kendaraan. Ia melaju seperti kura-kura yang merayap. Maju perlahan, lalu berhenti. Kadang membunyikan klakson, agar kendaraan didepan mau bergerak.

"Kalau seperti ini, bisa kemalaman kita, Wit."

"Mati aku!" Wita memperhatikan Sera, yang berada di mobil pick up. "Non Sera malah ketawa ketiwi disana."

Wita frustasi, ia terus memperhatikan jam di ponselnya. Sebentar lagi akan senja, ibu Bella meminta mereka segera pulang. Tapi, melihat situasi sekarang akan sangat sulit.

Dijalanan yang sama, Reza dan Bintang juga terjebak macet. Reza frustasi karena salah mengambil arah. Sementara, Bintang menatap asistennya seperti sebilah pisau yang siap melesat.

"Sudah dua jam, kita disini. Apa kau tidak bisa mencari jalan lain?"

"Maaf, Pak."

Reza memperhatikan jalanan dijalur kanan sebelah trotoar, yang memiliki keadaan sama. Namun, pandangannya terfokus pada mobil pick up. Ada gadis yang berdiri di antara banyak pria, terlihat mirip dengan istri sang direktur.

Reza mengucek kedua matanya, berulang kali. Lalu, kembali memperhatikan gadis itu. Mirip, meski ia tidak menggunakan make up dan cara berpakaiannya yang berbeda.

"Pak," panggil Reza.

"Hmm."

"Saya melihat gadis yang mirip istri Anda, di mobil pick up."

"Mana?" Bintang menoleh kanan kiri, namun pada tidak melihatnya.

"Dijalur kanan, Pak."

Bintang mengikuti arah yang dimaksud Reza. Dan benar saja, tampak seorang gadis seperti yang dikatakan asistennya. Mirip, meski tidak berdandan dan cara berpakaiannya yang bersebrangan dengan Sera.

"Kau pikir, istriku akan ikut berdemo dan naik di mobil seperti itu."

"Maaf, Pak. Saya hanya bilang mereka mirip."

"Mirip apanya? Kau tidak lihat, dia gadis tomboy dan seperti pencari masalah. Sedangkan, istriku seperti bayi yang belajar duduk."

"Hah?" Reza bingung dengan perumpamaan yang dibuat atasannya. Seperti, tidak nyambung atau dia yang tidak mengerti.

"Kau tidak mengerti?"

"Tidak, Pak."

"Kalau tidak mengerti, ya sudah."

Reza kembali fokus menyetir, meski mobil mereka lebih banyak diam di tempat. Sementara, Bintang masih memperhatikan gadis itu, padahal ia sendiri sudah menyangkal.

"Hoh," Reza tiba-tiba melihat seseorang yang ia kenali.

"Kenapa lagi?"

"Bukannya itu supir pribadi istri Anda, Pak?" tunjuk Reza.

Bintang memperhatikan sebuah mobil dengan jendela kaca terbuka. Ia melihat pak Herman, tepat dibelakang mobil pick up. Bintang mengerutkan alisnya, lalu memperhatikan gadis itu kembali. Apa mungkin hanya kebetulan? pikirnya.

"Kenapa mereka belum pulang?"

"Sepertinya, mereka kembali ke kampus, Pak. Apa perlu, kita buntuti?

"Kau bisa terbang?"

"Tidak, Pak."

"Terus?"

"Maaf, Pak. Saya lupa kalau kita terjebak macet."

Bintang menggelengkan kepalanya. Lalu, kembali menoleh memperhatikan gadis itu. Ia penasaran, tapi akal sehatnya tidak menerima. Lagi pula, mustahil anak penurut, yang memakai rok tiap hari, akan berdiri diatas mobil pick up.

Kendaraan mulai melaju dengan lancar. Bintang memperhatikan ponselnya, ternyata pesan yang ia kirim belum dibaca oleh Sera. Bintang tidak mau ambil pusing, lagian pernikahan mereka hanya sebatas perjanjian. Kalau bukan karena sang ibu, untuk apa dia menyusahkan diri untuk menjemput Sera dan terjebak seperti sekarang.

Pukul lima sore, Bintang baru bisa tiba di kediamannya. Dihalaman rumah, ada sebuah mobil terparkir yang ternyata milik mertuanya.

"Sore, Ma."

"Kau sudah pulang? Mana istrimu?"

"Aku terjebak macet dan tidak bisa menjemputnya."

"Sudah, jeng. Sera punya supir dan asisten, mereka pasti pulang sebentar lagi," sela Bella.

Bintang meninggalkan mereka dan masuk dalam. kamar yang berada di lantai dua. Ternyata, kamar miliknya mengalami sedikit perubahan. Ada beberapa tambahan barang dan pakaian dalam walk in closet.

Sekitar pukul enam sore, Sera baru tiba dikediaman sang suami. Seperti biasa, penampilannya sudah kembali seperti sediakala, saat meninggalkan hotel, pagi tadi. Ia disambut oleh orang tua dan sang mertua.

"Kau pasti lelah, sebaiknya kau naik ke kamar," ujar sang ibu mertua.

"Maaf, Ma. Aku terjebak macet."

"Sudah tidak apa-apa. pergilah istirahat, makan malam masih lama."

Sera menurut saja, ia berjalan ditemani seorang ART yang menunjukkan kamarnya berada.

"Disini, kamar Anda."

"Terima kasih."

Baru saja Sera, membuka pintu kamar. Ia disambut sang suami yang berdiri depan pintu dengan tatapan tajam dan menyilangkan kedua tangan di depan dada.

"Kau dari mana?" Bintang maju selangkah demi selangkah.

"Aku ke rumah teman." Sela mundur, mengikuti langkah suami yang maju mendekatinya.

"Untuk?"

"Kami membentuk kelompok magang, ditiap perusahaan."

"Lalu?" Bintang menyudutkan Sera dipintu, mengurungnya dengan kedua tangannya.

"Lalu, apa?"

"Kenapa kau tidak membaca pesanku?"

"HP aku lobet, Kak."

Bintang mundur dua langkah, memperhatikan Sera kaki ujung kaki hingga rambut. Ia sedang membandingkannya dengan gadis yang dilihatnya sore tadi.

"Apa kau pernah pakai jeans?"

🍓🍓🍓

1
Metal Black
bagus
Hintalo Babanam
🥰🥰🥰
dreams
Terima kasih, Kak.
Hintalo Babanam
Cerita yg bagus 😊
Hintalo Babanam
hanya bisa secangkir kopi ya thor, dan secangkir lgi untuk bab selanjutnya 😉
Andar Oss
Semangat otor...lanjut ya...
ceritanya bagus, jadi ga sabar nunggu up
dreams
Mudah-mudahan cerita ini menarik buat kalian. terimakasih
Rian Moontero
mampir thooor,,yuukk up lagi,,smangaaaat💪💪🤩🤩🤸🤸
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!