Cerita hanya fiksi dari author yang ingin menemani kegabutan kalian, jangan cari bacaan berfaedah disini karena ga akan ada😁
Larisha Mevia mahasiswi cantik berusia 19 tahun itu mengalami kemalangan saat Dev Limson yang merupakan kekasihnya harus meninggal dunia ketika tengah bersamanya.
Lebih parahnya lagi! Tuan Lan seorang milyarder yang memiliki banyak bisnis legal maupun bisnis ilegal, dia laki-laki berusia 40 tahun yang merupakan ayah dari Dev Limson, Tuan Lan yang sangat arogan dan terkenal sangat kejam terhadap siapapun.
Tuan Lan menganggap Larisha adalah penyebab Dev Limson anaknya harus meregang nyawa diusia muda. Dendam membara dalam diri Tuan Lan dan sumpahnya akan membuat hidup Larisha menderita bahkan melebihi sebuah siksa kematian, membuat Tuan Lan menjadikan Larisha sebagai Tawanan Kamar Tuan Lan.
Lalu apakah Larisha berhasil untuk keluar dari jerat kekejaman Tuan Lan? Ikuti ceritanya tanpa skip, oke🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Tuan, kau sudah kembali?" tanya Larisha.
"Lan, lama tidak terlihat?" sama Fred.
"Larisha, adikmu akan segera sembuh!" kata Tuan Lan.
"Kau tau Tuan?" tanya Larisha.
"Fred yang menelepon ku, dan aku langsung kemari! Fred aku baru kembali setelah mengurus pekerjaanku yang bermasalah," kata Tuan Lan.
"Baiklah Lan, ikutlah ke ruangan ku! Biar aku jelaskan lebih detail," kata Dokter Fred.
"Baiklah!" kata Tuan Lan yang pergi ikut dengan Dokter Fred untuk mendapatkan penjelasan mengenai transplantasi itu.
Didalam ruangannya, Dokter Fred menjelaskan secara detail, dan pihak keluarga tinggal menyetujuinya, namun Dokter Fred menjelaskan bahwa si pendonor tidak ingin keluarga pasien mengetahui tentang identitas si pendonor, jadi pihak rumah sakit terpaksa menyetujuinya yang terpenting adalah Laluna segera dioperasi.
Tuan Lan pun kembali ke ruangan Laluna, dan langsung disambut oleh Larisha karena rasa penasarannya.
"Bagaimana Tuan?" tanya Larisha.
"Transplantasinya akan dilakukan besok pukul 11 siang, aku sudah menandatanganinya dan sudah membayar seluruh biayanya! Tapi," kata Tuan Lan.
"Tapi apa Tuan?" tanya Larisha.
"Pendonor itu meminta pihak rumah sakit untuk tidak memberitahukan identitasnya pada kita!" kata Tuan Lan.
"Apa Tuan? Kenapa begitu? Lalu bagaimana cara aku berterimakasih pada orang tersebut Tuan?" tanya Laluna yang langsung terkejut mengenai si pendonor yang dirahasiakan.
"Iya Tuan, aku sangat ingin menemuinya! Pendonor itu sudah menyelamatkan nyawa adikku Tuan," kata Larisha.
"Sudahlah jika itu keinginan si pendonor, yang terpenting dia mau mendonorkannya," kata Tuan Lan.
Meskipun sangat kecewa dengan tidak diberitahukannya pendonor itu, namun Laluna dan Larisha pun tidak bisa berbuat apapun. Yang terpenting mereka akan selalu mendoakan si pendonor agar hidupnya selalu bahagia.
Tuan Lan pergi keluar ruangan Laluna untuk menghirup udara segar! Disusul oleh Larisha yang sebetulnya ingin bertanya kenapa dimalam pengantin hingga berhari-hari kemudiannya Tuan Lan tak kunjung pulang.
"Kenapa kau mengikuti ku?" tanya Tuan Lan.
"Tuan, em, anu aku hanya ingin tau dimana Tuan Tan berada? Kenapa dia tidak terlihat sejak aku sampai di rumah sakit?" tanya Larisha, yang mengurungkan niatnya untuk bertanya tentang perginya Tuan Lan selama berhari-hari.
"Dia menggantikan aku mengontrol bisnisku yang sempat kacau malam itu!" kata Tuan Lan, padahal Tuan Lan sendiri tidak mengetahui dimana Tan berada saat ini.
"Oh begitu!" singkat Larisha.
"Ingat sebentar lagi adikmu akan sembuh! Kau harus tepati janjimu untuk memberikanku keturunan," kata Tuan Lan.
"Lalu setelah aku memberikan mu keturunan, apa yang akan terjadi padaku selanjutnya Tuan?" tanya Larisha.
"Aku akan langsung menceraikan mu! Lagipula para tetangga mu sudah mencabut laporan atas hilangnya kamu dan adikmu, setelah mereka menerima foto-foto pernikahan kita dan juga hampers yang anak buah ku kirimkan!" kata Tuan Lan.
"Baiklah Tuan! Akan aku pastikan, aku akan pergi sejauh-jauhnya setelah melahirkan keturunan untukmu!" kata Larisha.
"Itu terserah denganmu! Kau mau angkat kaki dari hidupku, atau kau akan tetap tinggal di istana ku namun bukan sebagai isteriku!" kata Tuan Lan.
Setelah mengatakan hal demikian pada Larisha, hati Tuan Lan ikut sakit melihat expresi dari wajah gadis yang kini selalu menggetarkan hatinya!
"Padahal aku ingin sekali berkata, bahwa setelah melahirkan anak untukku aku ingin kau tetap disisiku, tapi aku selalu terbayang atas kematian Dev, sadarlah Lan! Gadis yang saat ini berada disamping mu adalah gadis yang memberikan pengaruh buruk pada Dev, dia yang bersama dengan Dev dimalam Dev mengonsumsi alkohol dan nar ko ba hingga kecelakaan." Batin Tuan Lan berkecamuk, antara hati kecilnya yang mulai menyadari perasaannya terhadap Larisha, namun kebenciannya terhadap Larisha pun tak kalah besarnya mempengaruhi pikirannya setiap hari.