Naira berbalik menghadap Nauval ."wah kalungnya bagus Nai ,ada huruf inisial N," Kata Naira sambil tersenyum.
"N untuk Naira, N untuk Nauval juga, jadi di mana pun kamu nanti nya akan selalu ingat sama aku Nai ," Kata Nauval sambil tersenyum.
"Bisa aja kamu Val , makasih ya, aku akan jaga baik baik Kalung ini ,"ucap Naira senang sambil memeluk Nauval.
Nauval terdiam saat Naira memeluknya,ada rasa nyaman yang dia rasa, seakan tidak mau jauh lagi dari sahabat nya itu.dia membalas pelukan itu sambil mengusap kepala Naira .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naura Maryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Jam Istirahat
Mereka ber enam pun masuk ke dalam kelas untuk mengikuti pelajaran sampai bel sekolah berbunyi..."kring.. kring waktu jam istirahat semua siswa siswi keluar dari ruang kelas dan berlarian ke kantin.
Nauval,vino, dan Tian pun pergi ke kelas untuk menjemput para kekasih nya untuk ke kantin bareng Wah, seru ya ceritanya! Suasana sekolah pas istirahat memang selalu ramai dan menyenangkan 😄. Bayangkan, keenam teman itu fokus belajar, lalu tiba-tiba bel berbunyi "kring kring!" Semua langsung berhamburan ke kantin, heboh banget pasti! Dan Nauval, Vino, dan Tian yang romantis, mau jemput pacar mereka untuk makan siang bareng. Aduh, jadi penasaran, siapa saja sih pacar mereka dan apa yang mereka obrolkan di kantin? Lanjut ceritanya dong! Aku penasaran banget nih 😉
Naira,cia, dan putri yang melihat kekasihnya datang pun tersenyum. Nauval pun mengajak Naira untuk kekantin bareng .
Begitu pun vino " mengajak cia sang kekasih yuk sayang kita kekantin bareng, sedangkan putri hanya terdiam melihat kedua sahabatnya di ajak oleh sang pacar untuk ke kantin bersama ."
Tiba tiba Tian mengendong putri kekasih kesayangan nya " Tian turunin gak aku malu di gendong ke kantin " sedangkan Maura ,Tiara , dan Keyla hanya bisa menahan cemburu karena melihat Naira dan teman teman nya di perlakukan seperti ratu oleh pasangan nya .
Wah, cerita yang manis dan sedikit bikin cemburu ya! 😄 Bayangkan, Naira, Cia, dan Putri senyum-senyum karena pacar mereka datang. Nauval dan Vino yang romantis mengajak kekasihnya ke kantin. Sayang banget ya Putri nggak diajak, mungkin lagi sibuk atau ada hal lain? 🥺
Terus, Tian yang romantis banget sampai menggendong Putri! Duh, bikin gemas! Putri sampai malu-malu kucing gitu. Maura, Tiara, dan Keyla yang cemburu, bisa dibayangkan ekspresi mereka pasti lucu banget! 😂
Kira-kira, kenapa ya Maura, Tiara, dan Keyla cemburu? Apa pacar mereka nggak seromantis Nauval, Vino, dan Tian? Atau mungkin mereka lagi ingin diperhatikan juga? 🤔 Aku penasaran kelanjutan ceritanya nih! Apa yang terjadi selanjutnya? Apakah Maura, Tiara, dan Keyla akhirnya juga mendapatkan perhatian dari pacar mereka? Ceritakan lagi, ya! 😊
Nauval, matanya menyala amarah, melangkah cepat ke arah Maura. Raut wajahnya yang biasanya lembut kini digantikan oleh ekspresi tegas dan penuh kemarahan. Ia berdiri di antara Maura dan Naira, melindungi Naira di belakangnya seperti seekor singa yang melindungi mangsanya. Udara di sekitar mereka tiba-tiba terasa tegang, dipenuhi oleh aura permusuhan yang kuat.
"Maura! Beraninya kau menampar kekasihku?!" suara Nauval menggelegar, penuh amarah yang tertahan. Ia menatap Maura dengan tatapan tajam yang menusuk, seolah ingin membakar Maura dengan tatapannya. Naira, yang masih tertegun karena tamparan tersebut, kini merasa sedikit lega karena Nauval membelanya. Ia memegang lengan Nauval, mencoba menenangkan kekasihnya yang sedang menggebu-gebu amarahnya.
Maura, yang semula terlihat berani dan penuh percaya diri, kini sedikit ciut melihat kemarahan Nauval. Ia sedikit mundur, namun tetap mempertahankan sikapnya yang menantang. "Dia merebut ku darimu, Nauval! Aku hanya ingin dia tahu, bahwa aku masih ada!" suaranya terdengar sedikit gemetar, namun ia berusaha keras untuk tetap terlihat kuat.
Namun, penjelasan Maura tak cukup untuk meredakan amarah Nauval. "Kau tidak punya hak untuk menyakitinya!" bantah Nauval, suaranya masih keras dan tegas. "Aku sudah move on darimu, dan aku bahagia bersama Naira. Kau harus menerimanya!"
Situasi semakin memanas. Beberapa teman mereka yang menyaksikan kejadian tersebut mulai berbisik-bisik, khawatir akan terjadi perkelahian. Cia dan Putri berusaha menenangkan Naira, sementara Vino mencoba menenangkan Nauval. Namun, amarah Nauval masih belum reda. Ia masih menatap Maura dengan tajam, seolah ingin memberikan hukuman yang setimpal atas perbuatannya.
Tiba-tiba, Naira memegang tangan Nauval dan menatapnya dengan lembut. "Nauval, sudahlah," katanya dengan suara yang tenang namun tegas. "Jangan memperpanjang masalah ini. Dia hanya cemburu." Naira kemudian menatap Maura. "Aku mengerti kau masih menyimpan perasaan padanya, tapi aku dan Nauval saling mencintai. Aku harap kau bisa menerimanya."
Naira kemudian menarik tangan Nauval dan berjalan pergi, meninggalkan Maura yang terdiam sendirian di tengah kerumunan teman-temannya. Maura merasa malu dan menyesal atas perbuatannya. Ia menyadari bahwa kemarahan dan kecemburuannya hanya akan menyakiti dirinya sendiri dan orang lain. Ia harus belajar untuk move on dan menerima kenyataan bahwa Nauval telah bahagia bersama Naira. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga baginya.
Kejadian itu terjadi begitu cepat. Vino dan Cia tengah asyik berbincang, tawa Cia yang merekah seperti bunga matahari di pagi hari, membuat hati Vino berbunga-bunga. Mereka terlihat begitu serasi, seperti sepasang kekasih yang saling melengkapi. Namun, kedamaian itu sirna seketika ketika sepasang tangan tiba-tiba menjambak rambut Cia dengan kasar.
Tiara, dengan wajah merah padam menahan amarah dan cemburu, berdiri di hadapan Cia. Rambut Cia ditarik dengan kuat, membuat Cia meringis kesakitan. Vino yang melihat kejadian itu langsung memisahkan Tiara dan Cia. Ia memegang lengan Tiara dengan erat, berusaha menenangkannya.
"Tiara! Apa yang kau lakukan?!" suara Vino bergetar, dipenuhi oleh kemarahan dan kekecewaan. Ia tak menyangka Tiara akan bertindak sejauh itu. Cia, dengan rambut yang berantakan dan air mata yang berlinang, hanya bisa terisak-isak di pelukan Vino.
Tiara, yang masih dikuasai oleh rasa cemburu buta, berusaha melepaskan diri dari genggaman Vino. "Dia merebut mu dariku, Vino!" teriaknya, suaranya bergetar karena amarah dan kesedihan. "Aku masih mencintaimu!"
Vino menatap Tiara dengan tatapan yang penuh kesedihan. "Tiara, aku sudah menjelaskan berkali-kali. Aku sudah tidak mencintaimu lagi. Aku bahagia bersama Cia." Ia mengusap lembut rambut Cia, memberikan ketenangan pada kekasihnya yang sedang terluka.
Situasi semakin ramai. Teman-teman mereka berkerumun, mencoba menenangkan Tiara dan menghibur Cia. Naira dan Putri mencoba menenangkan Cia, sementara Nauval berusaha menenangkan Vino yang juga terlihat sangat kecewa dan marah kepada Tiara.
"Aku tidak mengerti kenapa kau masih bersikap seperti ini, Tiara," kata Vino dengan suara yang lebih lembut, namun tetap tegas. "Kau harus belajar menerima kenyataan. Aku dan Cia saling mencintai, dan aku tidak akan pernah meninggalkan dia untukmu."
Tiara terdiam, air matanya berjatuhan membasahi pipinya. Ia menyadari bahwa tindakannya salah, dan rasa cemburunya telah membutakan dirinya. Ia telah menyakiti Cia dan mengecewakan Vino. Rasa malu dan penyesalan memenuhi hatinya. Ia tahu, hubungannya dengan Vino telah benar-benar berakhir. Ia harus belajar untuk move on dan menerima kenyataan pahit ini. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga baginya, sebuah pengingat bahwa cemburu buta hanya akan membawa kesengsaraan.
Setelah kejadian itu, Cia dan Vino saling berpelukan, menghibur satu sama lain. Mereka menyadari bahwa hubungan mereka telah diuji, namun hal itu justru membuat ikatan mereka semakin kuat. Sementara itu, Tiara sendiri, duduk termenung di sudut ruangan, merenungkan kesalahannya dan berusaha untuk menerima kenyataan yang pahit. Ia harus belajar untuk melepaskan dan move on, memulai lembaran baru dalam hidupnya.