Kisah seorang murid yang menjadikan gurunya sebagai inspirasi terbesar nya. Terjadi di dunia modern, yang semuanya serba ada namun serba sulit banyak kekurangan.
Murid yang selalu berusaha mencari perhatian sang guru. Dengan kemampuan aneh yang dimilikinya. Dan bagaimanakah kisah kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadirnya Naz
Sekolahan megah dan terkenal itu pun kini telah yg menampakkan diri dihadapan semua murid dan Bu Fastaqima.
Saat itu pula Bu Fastaqima tersenyum bangga, karena semua murid terkejut melihat sekolahannya sendiri muncul dari balik pepohonan.
Tiba-tiba, satu tarikan ke lengan baju Bintang. Membuat Bintang pun terseret, "Eh eh eh!" seru Bintang.
Satu tarikan itu membuat Bintang yang sedang fokus melihat Bu Fastaqima pun buyar. "Loh siapa kamu kok narik lengan bajuku sih?! Heh! Siapa kamu?!" teriak Bintang seketika, karena dia masih belum mengetahui siapa yang menarik lengannya.
Bintang dan perempuan yang sedang menarik lengan bajunya itu pun kini berlari ke tempat yang berbeda, tidak ada murid lainnya. Mereka malah berlari ke arah pepohonan rindang, tidak terlalu tinggi menjulang. Hingga kini benar-benar tidak tampak ada orang lain, barulah perempuan itu menghentikan langkah nya.
"Heh siapa kamu! Main tarik tarik aja!" ucap Bintang yang tak terima karena di tarik lengan bajunya tanpa pamit.
Sret.... Perempuan itu menoleh ke Bintang. Bertubuh kecil, tinggi nya lebih tinggi Bintang, dia kalau diukur hanya setinggi telinga Bintang. Dia berkulit sawo matang, manis. Hidungnya lumayan mancung, namun kedua matanya memiliki tatapan yang tajam, dia tak lain adalah....
"Naz?!" pekik Bintang, sedikit terkejut.
"Ngapain kamu narik-narik aku? Ini kita dimana lagi sekarang?! Kok seenaknya sih,"
Belum usai Bintang protes, tiba-tiba....
Naz mundur beberapa langkah, dan ....
Bintang ternyata bukan hanya sendirian, di samping kanan kirinya ada Salma, Sari, Nur, El, dan Roro. Bergerak dengan jurus silat.
"Loh loh loh!" batin Bintang. Tapi, tanpa pikir panjang dia pun mengikuti alunan musik silat yang kini tengah diputar oleh Bu Fastaqima.
Sedangkan Naz disini, dia memberikan pertunjukan silat tanding. Dia bertanding dengan Bintang. Walaupun Bintang yang awalnya benar-benar tak mengerti apa yang sekarang dia lakukan, tapi dia mengikuti saja apa yang sekarang terjadi.
Pertunjukan silat berlangsung lumayan lama, sekitar lima menitan. Setelah gerakan terakhir dari silat itu pun, Bintang sebelum bubar langsung menarik balas lengan baju Naz.
"Eh eh tunggu dulu!" ucap Bintang. Yang membuat Naz menoleh ke arahnya.
"Lepass!!!" tegas Naz pada Bintang.
Bintang pun akhirnya melepaskan tarikannya pada lengan baju Naz.
"Apa?" ucap Naz.
"Ngapain kita semua yang ikut silat tiba-tiba penampilan silat?"
"Disuruh Bu Fastaqima." singkat jelas padat jawaban dari Naz. Dengan lagaknya yang cuek dan dingin.
"Kok aku gak tau? Kapan Bu Fastaqima yang ngomong ke kita?"
"Memang gak ngomong ke kita. Tapi ngomong ke aku doang, lebih tepatnya nyuruh aku nginstruksikan hal kayak tadi itu." jawab Naz. Masih dengan gaya dinginnya. Dia memang murid terketus yang ada di kelas. Tegas, ketus, dingin, hanya ramah ke teman-teman perempuan saja.
"Alah. Gak ngerti aku! yaudah lah sana sana!" ucap Bintang kemudian. Dia tampak menyerah.
Selalu hal aneh terjadi padanya. Semakin dibuat tidak mengertilah dia dengan apa yang terjadi. Disaat yang bersamaan, tiba-tiba Salma dan Sari datang dihadapannya.
"Eh Bintang, wajahmu kenapa manyun aja?" ucap Salma padanya.
"Iya Bin....kamu itu makanya jangan melamun terus, fokus gitu loh." ucap Sari.
Salma dan Sari adalah teman sekelas Bintang juga. Salma yang sekarang ini duduknya satu bangku dengan Bintang, sedangkan Sari adalah teman dekat Salma. Anggap saja mereka besti an. Namun, mereka memang bestiannya sejak masih kecil. Karena memang juga bertetangga, rumahnya saja hanya berjarak 10 meter.
"Iya Bintang, sebenarnya tadi Bu Fastaqima bukan cuma ngomong ke Naz kok.... Tapi ngomong ke aku dan Sari juga. Ya..... sebenarnya ngomong ke kamu juga sih, tapi kamu malah diam aja melihat ke arah pohon-pohon tinggi terus. Yaudah Naz kesal sama kamu, dia tarik kamu deh." jelas Salma pada Bintang.
"Oalah....gitu .... Nah gini kek penjelasan yang bikin aku ngerti." ucap Bintang akhirnya.
"Lah Naz tiba-tiba muncul gitu aja. Main tarik aja. Ya siapa yang gak bingung." ucap Bintang lagi.
"Tapi sekarang udah gak bingung kan?" Ucap Sari.
Sari dan Salma memang teman yang pengertian. Begitu lah pikir Bintang kala itu. Karena hampir saja Bintang berpikir dia mengalami hal aneh lagi. Untung saja tidak.
...****************...
Byur!!!!
Siraman air ke wajah Bintang. Mengejutkannya. Bintang pun segera terbangun dari mimpi panjangnya.
Perlahan dia menyeka sisa air yang mengenai kedua pelupuk matanya, saat dia membuka mata, "Aduh mamak ini! Kok gak bangunin pelan sih... Ngapain pake nyiram?" ucap Bintang mengeluh.
"Kamu ini dari tadi sudah dibangunin tapi kayak orang mati! Gak ada geraknya sama sekali. Aku takut kamu mati, yaudah aku siram aja." Mamaknya pun menyeringai, menunjukkan gigi-giginya yang berwarna putih tulang.
Huft! keluh Bintang.
"Kenapa?" tanya Mamaknya. "Kamu mimpi lagi ta?"
"Iya....aku mimpi lagi, mimpi yang sama, dan sekarang mimpinya rasanya kayak nyata, kayak aku beneran masih sekolah SD." ucap Bintang.
Dia yang sekarang sudah bukan anak SD, dia hanya bisa menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal itu.
"Coba kamu ke rumah Bu Fastaqima mu itu... Mungkin aja kamu memang kangen sama gurumu itu." ucap Mamaknya.
"Iya mungkin, tapi aku malu. Sejak mondok sampai sekarang lulus, aku belum pernah silaturahim ke rumahnya."
"Nah, maka dari itu nak.... Kamu harus kesana .... jangan jangan kamu memang diharapkan untuk kesana jadi kamu mimpi gurumu terus." ucap Mamaknya.
.
.
.
Nanti lanjutannya guys 😃