NovelToon NovelToon
Bukan Sebatas Istri Bayangan

Bukan Sebatas Istri Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:40.7k
Nilai: 5
Nama Author: Alisha Chanel

Setiap manusia terlahir sebagai pemeran utama dalam hidupnya.

Namun tidak dengan seorang gadis cantik bernama Vania Sarasvati. Sejak kecil ia selalu hidup dalam bayang-bayang sang kakak.

"Lihat kakakmu, dia bisa kuliah di universitas ternama dan mendapatkan beasiswa. kau harus bisa seperti dia!"

"Contoh kakakmu, dia memiliki suami tampan, kaya dan berasal keluarga ternama. kau tidak boleh kalah darinya!"

Vania terbiasa menirukan apa yang sang kakak lakukan. Hingga dalam urusan asmarapun Vania jatuh cinta pada mantan kekasih kakaknya sendiri.

Akankah Vania menemukan jati diri dalam hidupnya? Atau ia akan menjadi bayangan sang kakak selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Tok tok tok

Elsa mengetuk pintu kostan milik Vania dengan perasaan cemas.

"Kenapa Vania lama sekali membuka pintunya? Apa dia baik-baik saja?" Cemas Elsa.

Elsa begitu mengkhawatirkan kondisi sang sahabat hingga ia langsung menuju kostan Vania, bukan kostannya sendiri saat ia pulang dari restoran tempatnya bekerja.

Tok tok tok

Elsa mencoba mengetuk pintu itu lagi, namun setelah 10 menit menunggu masih hening tak ada jawaban dari Vania.

"Vania? Apa kau baik-baik saja?" Teriak Elsa sembari mengintip lewat jendela yang tirainya sedikit terbuka.

"Astaga! Kenapa di dalam berantakan sekali?" Elsa mengerutkan dahinya kala melihat isi kostan Vania yang biasanya selalu rapih, kini penampakannya tak ubahnya seperti kapal pecah saja.

"Astaga Vania?!" Teriak Elsa histeris kala melihat sang sahabat terbaring di atas lantai dengan pergelangan tangannya yang sudah bersimbah darah. Ada luka sayatan yang cukup dalam juga di tangan putih itu.

Bergegas Elsa minta bantuan pada pemilik kostan untuk membuka pintu kostan Vania dengan menggunakan kunci cadangan.

***

***

Keesokan harinya.

"Dimana aku?" Vania mengerjapkan matanya setelah pingsan cukup lama. Dan betapa bingungnya Vania karna saat Vania bangun ia berada di sebuah tempat yang asing baginya.

"Akhirnya kau sadar juga." Ucap Elsa kala melihat sang sahabat mulai siuman dari tidur panjangnya.

"Elsa, apa yang terjadi padaku? Kenapa kau menangis?" Tanya Vania, tapi sepersekian detik kemudian Vania ikut menangis histeris kala mengingat kembali semuanya.

Karna merasa frustasi dengan kehamilannya, Vania nekat untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara mengir*s pergelangan tangannya menggunakan pis*u.

"Kenapa kau menyelamatkan aku Elsa? Harusnya kau biarkan saja aku mati." Tangis Vania pecah memenuhi ruangan bercat serba putih itu.

"Jangan berkata seperti itu Vania!" Peringati Elsa.

"Aku memang tidak tahu masalah apa yang sedang kau hadapi. Tapi yang kau lakukan ini salah!" Lanjut wanita berambut coklat itu.

"Aku hidup pun akan percuma Elsa, karna mamaku pasti akan membunuhku jika tahu aku sedang hamil." Histeris Vania lagi.

"Lebih baik aku mati saja dengan begitu mama tidak akan malu karna memiliki putri sepertiku!" Vania berusaha melepaskan selang infus yang terpasang di tangannya.

Plak!

Elsa menampar Vania cukup keras hingga tangisan Vania sedikit mereda dan berubah jadi tangisan pilu.

"Apa yang kau lakukan Vania! Kau tidak boleh berpikiran sempit seperti itu!" Pekik Elsa seakan ia sedang berbicara pada dirinya sendiri, tepatnya dirinya di masa lalu.

Elsa pernah berada dalam kondisi yang sama seperti Vania. Hamil di luar nikah, terusir dari keluarga, hingga Elsa mencoba mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara menabrakan dirinya ke mobil yang sedang melaju kencang.

Nasib baik masih berpihak pada Elsa, karna pengemudi mobil itu bisa menginjak pedal rem tepat waktu sebelum sempat menabrak tubuh ringkih Elsa.

Elsa dan janinnya selamat kala itu, walaupun pada akhirmya Elsa tetap harus kehilangan janinnya karna mengalami keguguran akibat stress.

"Jangan bodoh Vania! kau sudah melakukan dosa besar dan kau tidak boleh menambah dosamu lagi!" Elsa memeluk Vania erat. karna hanya dukungan yang Vania butuhkan sekarang, bukan penghakiman.

***

***

Drrrd drrrd

"Maaf, kita jeda sebentar." Ucap Betrand kala melihat ponselnya bergetar.

"Baik tuan." Jawab semua orang patuh.

Betrand yang kala itu tengan memimpin jalannya sebuah meeting dengan kolega bisnisnya. Lebih memilih untuk mengangkat telepon dari anak buahnya yang ia tugaskan untul mencari Vania daripada meneruskan meeting.

"Hallo, apa kalian sudah menemukan Vania?" Tanya Betrand setelah sambungan telepon dengan sang anak buah terhubung.

"Kami sudah menemukan nona Vania tuan." Lapor anak buah Betrand dengan antusias, suara pria itu terdengar begitu bahagia seakan telah menemukan sebuah harta karun.

Dengan ditemukannya Vania, Betrand tidak jadi memotong bayaran mereka. Belum lagi bayang-bayang bonus yang sang bos janjikan menari-nari di atas kepala.

"Kerja bagus! Dimana Vania sekarang?" Pekik Betrand, membuat semua orang di ruang rapat itu menatap heran pada sang presdir.

Saking bahagianya Vania telah berhasil di temukan, Betrand sampai lupa sedang dimana ia berada sekarang.

"Nona Vania sedang di rawat di rumah sakit tuan, nona Vania sedang mengandung dan nona Vania berusaha untuk mengakhiri hidupnya sendiri." Lapor pria berjas hitam itu apa adanya.

"Whatt! Kirimkan lokasi Vania sekarang padaku!" Ucap Betrand dengan rahangnya yang mengeras. Setelah itu sambungan telepon terputus.

"Kita tunda meeting kali ini sampai waktu yang belum di tentukan." Ucap Betrand sembari berlalu meninggalkan ruang meeting.

"Tapi tuan---" Roy mencoba menahan sang bos agar tidak pergi, mengingat meeting kali ini sangat penting dan tidak bisa di tunda lagi. Namun usaha Roy sia-sia karna Betrand telah keluar dari ruang meeting.

"Meeting akan tetap di lanjutkan, mohon tunggu sebentar lagi." Roy tersenyum kaku saat mendapat tatapan tajam dari semua orang yang ada di ruang meeting.

Roy meraih ponselnya kemudian menghubungi pendiri perusahaan Giant group, yang tak lain adalah ayahnya Betrand.

"Hallo tuan Ferdian, tuan Betrand meninggalkan ruang meeting begitu saja sedangkan meeting kali ini tidak bisa di tunda lagi, kalau tidak kerjasama kita dengan perusahaan Galaksi group terancam akan dibatalkan." Roy terpaksa menghubungi tuan Ferdian yang sudah beberapa tahun terakhir ini pensiun dari perusahaan dan menyerahkan semua tanggung jawab perusahaannya pada sang putra.

"Shittt! Anak itu tidak pernah berubah. Semakin tua malah samakin berulah!" Terdengar umpatan tuan Ferdian dari ujung telepon. Roy sampai menjauhkan ponsel miliknya dari telinga karna kerasnya suara tuan Ferdian.

***

Rumah keluarga Fernandez

"Ada apa pah?" Tanya Hanum saat melihat sang ayah marah-marah.

"Kakakmu membuat ulah lagi." Adu Ferdian sembari memberikan Rocky sang cucu yang semula ada dalam pangkuannya kepada Hanum.

"Oh." Hanum tak terlalu terkejut, mengingat seringnya sang kakak membuat ulah.

"Rocky sayang, kita mainnya lain kali saja ya. Kakek harus pergi karna suatu urusan." Ucap Ferdian dengan lembut pada cucu bungsunya.

"Ya kakek." Balas bocah 3 tahun itu dengan wajah sendunya.

Wajah Rocky semakin di tekuk saat melihat sang kakek pergi meninggalkan rumah. Tapi walaupun begitu Rocky tetap menurut pada sang kakek, tidak tantrum seperti anak kebanyakan saat keinginannya tidak terpenuhi.

"kapan kak Betrand akan berhenti membuat ulah? Dan membiarkan papa bermain dengan tenang dengan cucu-cucunya?" Hanum bertanya pada Arnold sang suami.

"Entahlah sayang, mungkin sampai kak Betrand menikah." Arnold mengangkat kedua bahunya.

Bersambung

1
Jeni Safitri
Mampuslah mu vania otak dangkal mu akan menghancurkan hidup mu sendiri, sll berfikir dangkal hingga mengambil keputusan ngk jelas
Retno Harningsih
up
Uthie
nexxxttt 💞🤗
Jeni Safitri
Mampuslah mu vania yg dikit" kabur ngk jelas skrg semakin jelek namamu di mata kekuarga betrand
Jeni Safitri
Vania bodoh sll aja mengedepankan cinta makanya jangan bucin hingga mau aja meninggalkan anak yg masih merah, di luar seorg istri sanggup nahan derita demi anak
Jeni Safitri
Jangan" albian jadi suami yg kejam dan ganas utk kk vania
Jeni Safitri
Oo vania wasalam lah sdh jelas izin pulang cepat kembali lg dgn memberi perhatian ke org mabuk, selamat anda dapat berkah🤭
Retno Harningsih
lanjut
Cantika
waktu cepet sekali berlalu di dunia novel, baru aja kemarin kamu lahir Anzela 😁
Uthie
Wahhh.. udah 5 tahun aja koq 😀
dikira si Vania bakalan hamil lagiii tuhhh 😂😂
Si Penjahat
wkwkk lanjut Thor
Retno Harningsih
lanjut
Uthie
dikira halusinasi lagiiii 😂
Cantika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Uthie
Masih kocak dehh soal si Albian dan Khanza 😂
Uthie
kenapa ayahnya Alexa lebih setuju dengan si Jack yaa 😂😂
holipah: betran anak mmh jdi harta nya ssh d ambil 😅😅
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Cantika
Mampusss kau Al😂
holipah
paling temen nya vania
Uthie
seruuuu.... Mom Sarah telah beraksi👍😂

btw.. siapa yaa itu yg bicara terakhir??? 🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!