Pertemuan antara lelaki bernama Saddam dengan perempuan bernama Ifah yang ternyata ibu kosnya Ifah adalah gurunya Saddam disaat SMA.
Ingin tau cerita lengkapnya, yuk simak novelnya Hani_Hany, menarik loh... jangan lupa like, komen, dan ajak para readers yang lain untuk membaca. yuks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
"De, tolong kasih tau Papa kalau sebelum lebaran akan diadakan lamaran di rumah." ucap Ifah melalui sambungan telfon.
"OK kak, Papa lagi sibuk dibelakang kak." jawab Nayla.
"Ya sudah, kakak tutup dulu nanti menelfon lagi kalau papa gak sibuk." ucap Ifah lalu menutup telfonnya.
"Semoga semua lancar." batin Ifah.
Tiba saatnya lamaran maka Ifah pulang kampung terlebih dahulu untuk menyiapkan segala sesuatunya.
"Bismillah. Tepat pada 12 Mei 2018 aku lamaran semoga dimudahkan dan dilancarkan." batin Ifah.
"Kelengkapan berkas nikah sudah?" tanya sang papa bernama Abdullah.
"Sudah siap pa." jawab Ifah sambil menyiapkan buah untuk persiapan lamaran.
"Itu mau dipakai apa?" tanya papa lagi.
"Acara lamaran disini pa tapi aku yang siapkan. Ibu mengirim uang ke aku untuk dibelikan perlengkapannya sekalian dari pada bawa dari sana jauh nanti mobil hanya penuh dengan perlengkapan lamaran." jelas Ifah dan papa hanya manggut² saja.
"Ya sudah, jangan terlalu capek karena besok acara lamaranmu. Masak bawaannya dari sini kan lamarannya disini?" tanya papa heran.
"Mau dititip di rumah Om pa! Nanti aku bawa kesana atau besok pagi² sekali." ujar Ifah semangat. Papa hanya manggut² saja lalu keluar kamar Ifah dan Nayla.
"Emang gak apa apa kak kalau yang siapkan semua ini kakak sendiri?" tanya Nayla yang sedang bantu Ifah mengemas kue dan buah lamaran.
"Gak de, insya Allah aman. Nanti atau besok pagi-pagi bantu kakak ya bawa ke rumah om. Karena nanti keluarga kak Saddam turun disana. Ok." ucap Ifah menjelaskan semangat.
"Ok. Aman itu kak tenang saja!" ucap Nayla.
Mereka mengadakan lamaran di kampung Ifah lebih tepatnya di rumah ibu Tiri Ifah karena papanya sudah menikah lagi ketika mamanya meninggal tahun 2013 lalu. Papa Ifah bernama Muhammad Abdullah, mamanya bernama Humairah (almarhumah) meninggal Januari 2013. Kemudian papa Abdul menikah lagi pada tahun 2015 bulan Februari. Jadi saat lamaran di rumah mami tiri bernama Narti Putri.
Usai mengemas kue dan buah untuk lamaran, Ifah dan Nayla istirahat mereka memutuskan untuk tidur karena lelah beraktivitas seharian mulai beli ayam, pesan ikan, udang, dan sayuran segar hanya untuk menyambut calon mertua beserta keluarga Saddam.
"Besok saja de dibawa ke rumah Om, sudah malam juga. Lebih baik kita tidur capek!" ajak Ifah.
"Iya kak." jawab Nay singkat karena memang dia juga lelah karena banyak membantu.
Mereka tidur satu kamar berdua, sekitar pukul 23.00, bagaimana mungkin mau membawa barang² ke rumah omnya jika sudah hampir tengah malam begitu?
Pagi menjelang, suara kicauan burung terdengar, ayam jantan pun telah bersuara untuk membangun kan manusia yang asyik terlelap.
"Hhmm dah jam 5 pale." gumam Nayla seraya duduk bersandar pada dasbor.
"Jam berapa de?" tanya Ifah dengan suara seraknya.
"Jam lima kak. Bangun lah!" ucap Nayla.
"Iya." jawab Ifah singkat lalu duduk dengan mengucek kedua matanya.
"Aku mau ke kamar mandi, ikut gak?" ajak Nay. Dia tau jika Ifah penakut jika berada di rumah mami tirinya, entah lah mungkin serem pikirnya!
"Boleh lah bareng." ucap Ifah lalu turun dari ranjang mengekor dibelakang Nayla. Dia memang pemberani, bahkan di rumah sendiri dia berani.
Mereka bergantian menunggu di depan kamar mandi untuk buang air kecil lalu berwudhu, terdengar suara papa Abdul membaca surat² pendek dalam al-Qur'an kemungkinan beliau sedang shalat berjamaah dengan mami Narti.
"Ayo de." ajak Ifah karena sudah selesai. Mereka berdua berjalan beriringan menuju kamar lalu menyusul shalat berjamaah di mushola.
Paginya mereka segera bersiap untuk menyambut tamu, ada beberapa keluarga datang untuk membantu begitu juga dengan tetangga yang pandai memasak.
"Ayo de temani aku bawa barang ke rumah om, sambil cek keadaan disana sudah siap atau belum ruangan untuk istirahat." ajak Ifah pada sang adik.
"Iya kak. Ayo! Ini sudah selesai kok." Nayla bertugas mengelap, menghitung dan menyusun piring serta sendok yang dibutuhkan. Sedang ksn adik tiri Ifah bernama Indah menyapu dan mengepel lantai lalu menyiapkan karpet untuk duduk.
"Dua kali kayaknya de, cukup banyak ini!" ujar Ifah sambil memilih barang yang akan diangkat.
"Iya kak. Aku bawa ini dulu." Nayla membawa sekitar 4 box sedang berisi buah alpokat, apel, jeruk, dan buah pir. Ifah membawa 4 box juga berisi kue bolu, roti gulung, dadar gulung, dan donat.
"Masih sisa 4 box lagi de." ucap Ifah lagi, yang tertinggal ada buah anggur dan lengkeng, serta kue apang dan risol.
"Gak apa kak, nanti balik lagi." ucap Nayla lalu melangkah keluar menuju rumah om Umar, adik dari sang papa yang tidak terlalu jauh makanya mereka jalan kaki.