Hai ketemu dengan karya mommy terbaru lagi.
happy reading.
Yolanda Fox, wanita bersuami Mikel Smit sudah lima tahun bahtera rumah tangganya harus tergoncang dengan kehadiran orang ketiga yang di nikahi oleh suaminya tanpa sepengetahuannya.
"Kenalkan dia adalah Nikita istriku yang kedua," dengan santai Mikel berucap.
"KAU! TEGA!" marah, kesal, kecewa, hancur hatinya menjadi satu saat di paksa hadir ke rumah orang tua suaminya. di kira mau di cemooh atau di omong mandul seperti biasanya.
"Tunggu, Ola! Jangan buat seolah aku salah besar! Ini suamuanya karena kamu! Kamu tidak bisa hamil!" bentaknya.
Yolanda dengan menyeka air matanya dan menghempaskan tangan suaminya yang menenahannya lalu keluar dari rumah itu tanpa pamit lagi.
"Kamu tega!!!!!!!!" teriaknya di dalam mobil yang masih di halaman itu.
"Aku tidak terima!!!! aku harus membalas ini!!!!" amarah yang membuncah dalam dirinya.
Bagaimana kisah kelanjutan Yolanda? Apakah mampu memisahkan madunya? atau dia memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16: Damai dan Rencana yang Tersusun
Ola duduk di ruang tamu kecilnya, memandangi Lei yang sedang bermain dengan boneka boneka kecilnya. Tawa anaknya yang riang mengisi ruangan, membuat hatinya hangat dan tenang. Lei, yang kini sudah mulai tumbuh menjadi balita aktif, menunjukkan perkembangan yang pesat. Kata kata pertama mulai terucap dari mulut mungilnya, meski masih terdengar cadel. Setiap detik bersama Lei adalah kebahagiaan yang tidak bisa diukur oleh apapun.
“Ma... mama,” panggil Lei dengan suara lucu, tangannya mencoba meraih mainan yang lebih besar dari tubuhnya. Ola tersenyum, berjalan mendekat dan membantu Lei.
“Iya Sayang, mama di sini. Kamu suka mainannya?” tanya Ola lembut, sambil menyisir rambut halus Lei dengan jari jarinya.
Lei mengangguk antusias.
“Cuka! Paman Axel mana, Ma?” tanya Lei dengan mata yang berbinar, seolah menantikan kedatangan Axel, yang selalu menyenangkan hatinya.
“Paman Axel akan datang sebentar lagi, sabar ya,” jawab Ola, tersenyum melihat keakraban yang sudah terjalin antara Axel dan Lei. Axel sudah seperti sosok ayah bagi Lei, walaupun Lei hanya memanggilnya Paman. Kehadiran Axel selalu memberi ketenangan pada Ola, dan di balik semua keceriaan ini, ada rencana besar yang sedang mereka susun.
Lei berlari kecil di sekeliling ruang tamu, tertawa gembira. Setiap langkah kecilnya adalah pengingat bagi Ola akan kekuatan yang ia temukan sejak melahirkan Lei. Hidupnya kini terfokus pada anaknya, memberikan segala yang terbaik untuk Lei. Ia tidak pernah merasa bahwa anaknya kekurangan kasih sayang, meski tanpa kehadiran seorang papa kandungnya.
Ola menghela napas panjang, rasa damai mulai menyelimuti hatinya. Hidupnya kini terasa lebih teratur dan damai. Axel dan Helda, dua sahabat terbaiknya, selalu mendukung dan memastikan dirinya serta Lei tetap aman dari bayangan masa lalu, terutama dari Mikel.
Namun, di sisi lain, kabar tentang Mikel semakin membuat Ola yakin untuk menjaga jarak. Mikel kini semakin terpuruk, menghabiskan malam malamnya dengan mabuk mabukan di bar. Perseteruannya dengan Nikita sudah menjadi rahasia umum, dan rumah tangga mereka di ambang kehancuran. Namun, meski begitu, Mikel masih menolak menandatangani surat cerai yang diajukan Ola. Bahkan, menurut informasi Axel, Mikel sering ditemukan dalam keadaan mabuk dan frustrasi.
***
Pintu rumah Ola tiba-tiba terbuka, dan Axel masuk dengan senyum ramah.
"Halo, Lei!" sapa Axel penuh semangat.
Lei langsung berlari ke arah Axel dengan tangan terbuka lebar.
"Paman Axel! Paman Axel!" teriaknya dengan tawa riang.
Axel mengangkat Lei ke udara, membuat anak itu tertawa semakin keras.
"Kamu sudah besar sekarang, Lei! Semakin kuat, ya?" ucap Axel.
Ola tersenyum melihat pemandangan itu. Lei tampak sangat nyaman dengan Axel, seolah Axel memang sosok papa baginya. Namun di balik semua keceriaan ini, ada sesuatu yang lebih serius yang ingin disampaikan Axel. Dia tahu bahwa Axel tidak pernah datang tanpa alasan, dan malam ini, Axel tampak lebih serius dari biasanya.
Setelah beberapa saat bermain, Axel duduk di sofa, meletakkan Lei yang sudah mengantuk di pangkuannya.
"Ola," panggil Axel lembut, suaranya serius kali ini.
Ola menoleh, menangkap nada yang berbeda dalam suara Axel. "Ada apa, Axel? Kamu terlihat cemas." Tanya Ola.
Axel menghela napas panjang, sepertinya harus pelan atau hati hati untuk mengucapkannya.
"Aku baru saja mendapatkan informasi penting tentang Nikita dan Michelle," ucap Axel dengan nada rendah.
"Michelle? Anak dari Mikel dan Nikita?" ucap Ola merasa terkejut.
Axel mengangguk, namun ekspresinya terlihat berat.
"Ya, tapi ada sesuatu yang lebih besar dari itu, Ola. Ini bukan hanya tentang Nikita dan Michelle. Ada rahasia yang baru aku temukan, dan ini bisa mengubah segalanya." ucap Axel yang melihat wajah Ola. Ola menatap Axel, menunggu penjelasan lebih lanjut.
“Apa maksudmu, Axel? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Ola memastikan. Sementara Axel menatap Ola dalam dalam.
“Michelle bukan anak kandung Mikel.” ucap Axel.
Ola terperanjat mendengar pernyataan itu.
"Apa maksudmu? Bagaimana mungkin? Lalu... siapa papa kandung Michelle?" tanya Ola terkejut. Axel menunduk sesaat sebelum melanjutkan.
"Papa kandung Michelle adalah Marsel, ayah Mikel." jawab Axel.
Hah!
Ola hampir tak bisa bernapas mendengar itu. Rahasia besar ini benar benar di luar dugaannya.
"Papa Marsel? Ayahnya Mikel?" Ucap Ola memastikan, berusaha memastikan apa yang baru saja didengarnya.
"Ya, Nikita menjalin hubungan rahasia dengan Marsel sebelum menikah dengan Mikel. Itulah sebabnya Marsel bersedia memberikan saham dan warisan untuk Michelle. Dia tahu bahwa Michelle adalah darah dagingnya, bukan cucunya." ucap Axel dengan menganggukkan kepalanya.
“Jadi, Nikita selama ini memanfaatkan Mikel... dan Papa Marsel tahu tentang ini?” ucap Ola memejamkan mata, mencoba mencerna semuanya.
"Sepertinya ya. Itulah mengapa Nikita berani meminta sebagian besar saham keluarga Smit sebagai kompensasi ketika dia memutuskan untuk pergi. Dia tahu bahwa Marsel tidak akan bisa menolaknya karena Michelle adalah anaknya sendiri." jelas Axel.
What!!!! Bagaimana bisa??? Tega sekali Papa Marsel lakukan ini pada anaknya sendiri! Batin Ola.
Ola merasa perutnya mual mendengar semua ini. Dunia seolah berputar lebih cepat di sekelilingnya.
“Dan Mikel? Apakah dia tahu tentang ini?” tanya Ola lagi.
"Tidak. Dia tidak tahu dan belum tahu. Mikel masih hidup dalam bayang bayang kebohongan Nikita dan mencari kamu, berusaha mempertahankan rumah tangga yang sebenarnya sudah hancur sejak awal." jelas Axel.
Ola terdiam lama, merasakan campuran emosi yang mengaduk aduk hatinya. Ia pernah sangat terluka oleh Mikel, tetapi apa yang dia dengar sekarang menambah lapisan baru dalam rasa sakit dan dendamnya.
“Bagaimana kamu mendapatkan informasi ini?” selidik Ola.
"Aku sudah menyelidiki gerakan Nikita. Saat itulah aku menemukan beberapa dokumen rahasia yang menunjukkan hubungan antara Marsel dan Nikita, serta bukti bahwa Michelle bukan anak kandung Mikel." jawab Axel yang memberikan sedikit bukti.
Ola menggelengkan kepala, hampir tidak percaya apa yang ia dengar dan meraih beberapa lembar dari Axel.
"Lalu, apa rencana Nikita sekarang?" tanya Ola yang mulai melihat isi dokumennya.
"Nikita berencana membawa Michelle pergi ke luar negeri. Dia ingin menjauhkan Michelle dari Mikel dan menggunakan status anak Marsel untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di tempat lain. Tapi jika Mikel mengetahui kebenaran ini, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya." jawab Axel.
“Aku tidak tahu harus bagaimana, Axel. Aku ingin balas dendam pada Mikel, tapi aku juga tidak ingin Michelle terjebak dalam semua ini. Dan sekarang, dengan rahasia ini...” ucap Ola yang sudah membaca dokumennya.
"Kita akan menemukan cara, Ola. Kita akan memastikan bahwa Michelle tidak menjadi korban dari kebohongan Nikita. Dan pada saat yang sama, kita akan memastikan Mikel merasakan akibat dari perbuatannya." ucap Axel dengan menatap penuh keteduhan.
Ola menatap Lei yang tertidur dengan damai di sofa. Meskipun ia masih merasakan sakit dan dendam, hatinya mulai bimbang. Namun, satu hal yang pasti kebenaran ini harus diungkapkan pada saat yang tepat.
"Baiklah, Axel," ucap Ola akhirnya.
"Kita akan susun rencana. Tapi untuk sekarang, aku hanya ingin melindungi Lei dan memastikan Michelle tidak jatuh ke tangan yang salah. Dan ingin Mikel mengetahui ini." lanjut Ola.
"Aku akan selalu mendukungmu, Ola. Kita akan pastikan semuanya berjalan sesuai rencana." ucap Axel dan menganggukkan kepalanya.
"Pastikan Nikita tidak bisa pergi dan Mikel segera mengetahui ini. Bagaimana reaksinya?" senyum Smirk Ola.
...****************...
Hai semuanya tinggalkan jejak kalian disini ya.
Keren banget 🔥😍