Rain Angello, seorang pembunuh bayaran yang sangat terkenal. Wanita yang bekerja dengan bayaran fantastis itu tak pernah menunjukkan identitas nya pada siapapun, termasuk orang terdekat nya.
Setiap melakukan tugas nya, Wanita yang selalu di panggil Angello itu selalu melakukan penyamaran dengan mengubah wajah nya menggunakan topeng silikon. Tentu saja dia melakukan itu agar tak ada yang mengetahui identitas nya.
Pekerjaan ini memang sangat beresiko, tapi dia nyaman dengan apa yang dia lakukan. Namun siapa yang menyangka, kehidupan nyaman nya berubah dalam sekejap mata hanya karena dia yang ingin menikmati hidup.
Mati? Masuk ke dalam tubuh orang lain? Apakah itu nyata ada nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
Morgan menatap Monika dengan tajam, "Perhatikan sikap mu, kau hanya bawahan dan tidak pantas memanggil atasan mu hanya dengan nama saja." Morgan segera berbalik, tapi sebelum kembali melanjutkan langkah nya, pria itu kembali bersuara.
"Dan juga, kita tidak sedekat itu hingga kau bisa memanggil ku dengan nama panggilan ku."
Setelah kepergian Morgan, staf yang tadi berseteru dengan Monika tertawa. Katakan lah dia tidak sopan pada sekretaris bos nya itu, tapi saat ini dia sangat puas dengan apa yang dia dengar dari mulut asisten pribadi bos nya itu.
Monika mendelik, wanita itu menatap staf yang masih tertawa kecil itu dengan sinis. "Berhenti tertawa, tak ada yang lucu." Sentak nya, tapi itu tak membuat staf itu menuruti nya.
"Hahh... Ternyata wanita yang selalu gembor-gembor mengatakan jika dia adalah kekasih gelap tuan Maximilliam, hanyalah halu. Alias mengaku-ngaku, hahahah..." Tawa staf itu semakin kencang terdengar.
"Bukan hanya kekasih gelap yang menjadi bahan olokan mu nanti, tapi juga si manusia halu." Lanjut staf itu yang langsung pergi setelah mengatakan hal yang akan membuat Monika benar-benar malu.
Monika menatap kepergian staf itu dengan tangan terkepal, wajah nya pun sudah memerah karena marah dan juga malu." Sialan, awas saja kau. Akan ku buat kau bungkam dengan sendirinya." Umpat wanita itu.
Morgan yang memang akan kembali ke kediaman setelah mengambil berkas-berkas penting, mendengar umpatan Monika. Dia hanya menggeleng - geleng kan kepala.
Lagi, saat Morgan melewati wanita itu. Monika kembali menghentikan langkah Morgan, "Tuan,..." Monika menggigit bibir bawah nya gugup.
"Apakah saya boleh berkunjung ke kediaman tuan Max? Saya..."
"Tidak perlu, tuan Maximilliam tidak membutuhkan siapapun untuk saat ini." Sela Morgan cepat dan langsung pergi setelah memberikan jawaban seperti itu.
Lagi - lagi Monika mengepalkan tangan nya dengan erat, dia kembali mengumpati orang-orang yang sudah membuat nya kesal hari ini. Morgan kembali saat jam istirahat karyawan di mulai, pria itu melewati sekumpulan karyawan wanita yang tengah bergosip ria tanpa mengetahui keberadaan dirinya.
"Astaga, benarkah?" Tanya salah satu karyawan wanita itu dengan terkejut.
"Ya, lihat lah artikel ini. Mungkin tuan Maximilliam tak masuk selama beberapa hari karena tengah menjalani proses perceraian dengan model ternama, Rain. Astaga, aku sampai tak menyangka jika seorang Rain Sallvasy Angello akan memilih tuan Maximilliam sebagai pendamping nya. Padahal mantan kekasih nya dulu sangat lah royal dan juga penyayang. " Satu dari yang lainnya menyodorkan ponsel milik nya kepada rekan-rekan nya yang lain.
Morgan melambatkan langkah nya, dia juga ikut mengeluarkan ponsel milik nya dan melihat artikel yang tengah ramai di perbincangkan. Di artikel tersebut, selain perceraian antara Maximilliam dan juga Rain. Mereka juga menjelaskan alasan mengapa Rain menggunggat Maximilliam, Morgan tak bisa membantah atau menghilangkan artikel tersebut. Karena Theodore langsung yang mengizinkan mereka untuk mengunggah berita tersebut.
"Ku kira tuan Maximilliam hanya kejam pada pekerja nya saja, tapi ternyata istri nya pun tak lepas dari kekejaman nya." Bisik salah satu nya lagi.
"Aku tak bisa membayangkan apa yang di rasakan oleh Rain selama mereka menikah. Hah... Pantas saja Rain tak lagi terlihat setelah isue pernikahan nya dengan salah satu pengusaha kaya, mungkin karena tuan Maximilliam tak ingin tubuh memar Rain di ketahui banyak orang. "
Morgan hanya bisa diam mendengar apa yang di katakan oleh karyawan wanita itu yang tengah bergosip, dia hanya berdehem untuk menghentikan pembicaraan buruk terhadap Maximilliam.
Mendengar suara deheman seorang pria, para karyawan yang tengah bergosip itu langsung menoleh dan terkejut saat melihat Morgan yang tengah berdiri di belakang mereka.
Mereka segera bangkit dari duduk nya," Selamat siang, tuan Morgan." Karyawan wanita itu kompak membungkuk sembilan puluh derajat.
"Ya, kembali lah ke ruangan kalian masing-masing. Jam istirahat sudah akan segera berakhir." Setelah mengatakan hal tersebut, Morgan langsung pergi meninggalkan para karyawan wanita itu yang salah tingkah karena sudah terpergok mengomentari tuan besar nya.
Morgan kembali ke kediaman dengan diam, pria itu tak akan mengatakan kejadian ini pada Maximilliam karena itu hanya akan menambah beban fikiran dan amarah pria itu.
Sedangkan di kediaman, Maximilliam termenung di kamar nya. Pria itu hanya bisa melamun setelah mendapat kan wejangan dari sang ayah. Selain itu, sang ibu yang tak ingin menemui nya membuat dia sedikit terpuruk.
Pria itu mengingat kembali perkataan terakhir sang ayah.
"Apakah jika aku memperlakukan ibu mu seperti kamu memperlakukan Rain, kau tak akan marah atau bahkan membenci ku? Atau bagaimana jika Janet di perlakukan buruk oleh pasangan nya nanti kau tak akan menghabisi pria yang telah melukai adik mu? Max, kita sama-sama pria. Tapi aku tahu bagaimana cara nya menghargai seorang wanita, kau adalah keturunan ku. Tapi sayang nya, sifat mu menurun dari kakek mu. "
" Dan satu hal lagi, lepaskan keluarga Rain. Biarkan mereka kembali menemui putri mereka, saat ini kau sudah tak lagi memiliki hak atas putri mereka. "
Maximilliam mengusap wajah nya kasar, pria itu kembali teringat dengan perlakuan nya terhadap Rain saat terakhir kali dia bersikap kasar pada wanita itu, sebelum sikap Rain yang tiba-tiba berubah.
"Andai aku tak menikah dengan mu, atau kau yang tak membuat masalah. Aku tak akan pernah terkena sial karena hidup dengan wanita seperti mu!"
"Kau wanita dengan banyak masalah, kelakuan mu membuat banyak orang yang di dekat mu terkena sial!! Kau bahkan tahu, aku tak pernah menyukai mu sama sekali. Semua hal dalam diri mu tak ada yang dapat menarik minat ku untuk menginginkan mu, kau hanya wanita murahan yang menjajakan tubuh dan kecantikan mu di depan semua orang!! Lebih baik kau mati dari pada terus hidup dan membuat ku semakin terkena sial."
Dan setelah itu Maximilliam menghela nafas berat, bayangan saat dia menyiksa Rain hingga wanita itu harus tinggal selama beberapa hari dirumah sakit membuat nya sedikit menyesal. Apalagi karena wanita itu, Janet bisa terlepas dari lelaki bajingan seperti Arnold.
Tok...
Tok..
Maximilliam melirik ke arah pintu yang di ketuk dari luar, pria itu segera memerintahkan orang di luar sana untuk masuk.
Pintu terbuka, dia menatap wanita tua dengan pakaian pelayan khas di rumah nya. Pria itu menatap dengan datar. "Ada apa?" Tanya nya dengan singkat dan juga dingin.
Wanita paruh baya itu menunduk, wajah sembab nya dia sembunyikan. "Ma--maafkan saya tuan," Ucap wanita tua itu dengan suara bergetar karena takut.
Maximilliam diam,, pria itu ingin mendengar kan apa yang di katakan oleh wanita itu itu.
"Bolehkah saya mengetahui kemana nona Rain pergi? Saya... Saya pelayan pribadi nona Rain yang berasal dari kediaman keluarga Sallvasy."
byangin doang udh mrinding,ngeri bgt.....
Srius angelo bsa blik lg k tbuhnya????
semangat terus Thor
brrti yg d dlm peti tu,myatnya angelo yg d awetkn????
yg d dlm peti spa dong???
krain samuel....
Abis tu orng d bongkar aibnya sm angelo,pdhl udh koar2 aja sok ga trima....skrng udh tau kn rena????
thor 😀