NovelToon NovelToon
Benih Curian

Benih Curian

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Konflik etika / Anak Kembar / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Destiii

Menikah dengan lelaki yang dia cintai dan juga mencintainya adalah impian seorang Zea Shaqueena.
Namun impian tinggalah impian, lelaki yang dia impikan memutuskan untuk menikahi perempuan lain.

Pergi, menghilang, meninggalkan semua kenangan adalah jalan yang dia ambil

Waktu berlalu begitu cepat, ingatan dari masa lalu masih terus memenuhi pikirannya.

Akankah takdir membawanya pada kebahagiaan lain ataukah justru kembali dengan masa lalu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lamaran

Cek lek

"Ayo Ze" Ajaknya. Lisa menghela nafas saat tak mendapat sahutan dari putrinya. Ia menghampiri Zea yang masih berdiri di depan meja riasnya.

"Ze, ada apa?" Tanya mama Lisa.

Zea tak menjawab, ia menghadap mamanya menatap lalu memeluknya. Lisa mengerutkan keningnya, bingung. "Kenapa? Tanya Lisa, mengurai pelukannya.

Zea menatap mamanya dengan mata yang sudah berkaca kaca. "Ze?"

"Apa kamu gak mau menikah sama Varro?" Zea menggeleng.

"Lalu apa?"

"Ya sudah, mama akan bicara sama papa kamu untuk mebatalkan semuanya." Setelah mengucapkannya mama Lisa langsung memutar tubuhnya melangkah keluar kamar. Namun, dengan cepat Zea mencekal tangan mamanya, menghentikan langkah mama Lisa.

"Ma.." Zea menggeleng pada mamanya yang kembali menatapnya.

"Hapus dulu air matanya" Ucap Mama Lisa, Zea menurut.

"Yu"

.

Semua mata menatap kedua wanita berbeda usia yang menghampiri mereka. Termasuk Varro, ia memandang Zea lekat. Zea terlihat sangat cantik , apalagi Zea memakai dress yang ia berikan sore tadi.

Tidak banyak yang mengantar, Varro hanya datang bersama kedua orang tuanya

Zea duduk di sofa dengan di apit oleh kedua orang tuanya. Sedari tadi Zea terus menundukan pandangannya, entah bagaimana perasaannya saat ini.

"Baiklah langsung saja. Walaupun sudah jelas ditentukan, namun sebagai orang tua saya ingin meminta nak Zea dengan benar. Saya ingin melamarkan Zea untuk putra kami, Varro. Bagaimana nak Zea?" Ucap papa Varro mengatakan tujuannya.

"Sebelumnya saya ucapkan terima kasih pada Varro terutama pak Abi dan bu Sarah sudah berkenan mendatangi kami. Bagaimana Ze? Apa kamu menerima lamaran Varro?" Tama bertanya pada Zea. Semua orang menatap Zea, menunggu jawaban gadis itu.

Zea meremas kedua tangannya, lalu menganggukan kepalanya sebagai jawaban atas lamaran Varro untuknya. Semua orang menghela nafas lega.

Varro sejak tadi tidak memutuskan pandangannya pada Zea, bahkan obrolan orang tua mereka pun tidak ia hiraukan.

"Sudah jam 7.45, mari kita makan malam." Tama mengajak calon besannya ke meja makan. Obrolan kembali berlanjut di sela sela makan malamnya. Tapi tidak untuk Zea.

Sejak tadi Zea hanya berbicara seperlunya ketika ditanya, selebihnya ia hanya diam menyimak.

Melihat Zea sudah selesai dengan makan malamnya. Varro segera menyelesaikan makannya lalu meminta izin pada tama "Om, saya ada perlu bicara berdua dengan Zea."

Tama mengangguk mengizinkan. Varro segera beranjak menghampiri Zea. Ia mengulurkan tangannya pada gadis itu.

Zea menatap tangan Varro yang terulur padanya lalu mengangkat pandangannya menatap pria itu.

Varro tersenyum saat Zea menerima uluran tangannya. Varro membawa Zea ke taman disamping rumah.

Cuaca malam ini cukup dingin. Varro membuka jas nya lalu memakaikannya pada Zea. Zea terkejut dengan spontan menatap Varro bingung.

"Cuacanya dingin, pakai ini saja ya jangan di lepas."

Mereka duduk di kursi ayun yang ada disana. Hening, cukup lama keduanya terdiam.

Varro menghadap Zea menatapnya "Ze, lihat aku."

"Apa kamu bahagia?" Varro menatap kedua netra indah Zea dengan tatapan mendalam.

"Tolong jangan menyesal sudah menerima lamaranku Ze. Maafkan aku, maaf atas semua rasa sakit yang aku berikan. Beri aku kesempatan untuk kembali mengejar dan mendapatkan cinta kamu. Beri aku kesempatan untuk membahagiakan kamu. Aku janji, gak akan ada rasa sakit yang akan kamu terima. Pegang ucapanku, aku sangat mencintai kamu lebih dari aku mencintai diri aku sendiri Ze, sangat." Varro mengatakannya dengan mata berkaca kaca menatap Zea.

Bukan menjawab, Zea justru menangis. Varro langsung menariknya ke dalam pelukannya. Keduanya saling memeluk erat. "Tolong jangan menangis lagi Ze, aku sakit saat kamu menangis seperti ini. Maafkan aku, maaf."

Hampir 20 menit keduanya saling memeluk. Tangis Zea sudah berhenti. Varro mengurai pelukannya, tangannya terangkat mengusap jejak air mata di pipi Zea.

Varro memegang tengkuk Zea, mendekatkan wajahnya. Zea memejamkan kedua matanya, Varro mencium kedua mata Zea yang tertutup lalu mencium kening gadis itu cukup lama.

Varro kembali menjauhkan wajahnya dari Zea "Sudah, jangan menangis lagi. Kasihan dia kalau mamanya sedih."

Refleks Zea memegang perutnya yang sudah membuncit.

"Ze.." Zea menatap Varro.

"Boleh kah..?" Varro menatap perut Zea. Zea yang mengerti maksud Varro terdiam sebentar, lalu memegang tangan Varro membawanya untuk memegang perut buncitnya.

Zea membiarkan Varro memegang perutnya dan menyapa kedua anaknya yang ada dalam rahimnya.

Varro terlihat senang, Zea bisa melihat pancaran kebahagian di wajah pria yang merupakan ayah dari kedua anaknya.

Terus terang saja Varro sangat amat bahagia malam ini. Zea sudah mulai membuka diri padanya. Dan juga ia bahagia bisa menyapa bayi dalam perut gadis yang ia cintai ini. Selama hampir 2 bulan kebersamaan mereka di london, Varro tidak berani memegang bahkan untuk meminta kejujuran Zea mengenai kehamilannya saja Varro belum berani.

"Oh iya sayang, usia kehamilan 4 bulan kenapa bisa sebesar ini?" Tanya Varro tanpa menatap Zea.

Zea diam, merasakan dadanya berdesir hangat mendengar Varro memanggilnya dengan panggilannya seperti dulu saat mereka pacaran.

Varro yang tak mendapat jawaban dari Zea mengangkat pandangannya "Ze"

"Ha.. I-iya, me-mereka twins."

"T-twins?" Varro bertanya memastikan.

Zea mengangguk membenarkan. Bak tertimpa durian runtuh, malam ini Varro merasakan kebahagian yang datang bertubi-tubi padanya. Varro memeluk Zea erat mencium kening dan puncak kepala Zea berkali kali "Makasi sayang makasi, aku bahagia, sangat bahagia."

Zea mengangguk, ia merasakan kebahagian yang sama dengan Varro.

"Halo twins, ini papa. Terima kasih sudah hadir di perut mama ya. Kalianlah yang menyatukan mama sama papa kembali. Baik-baik di dalam sana ya, papa mencintai kalian." Varro mengecup perut Zea

Empat pasang mata menatap keduanya. Mereka ikut merasakan kebahagiaan anak-anaknya. Tama menatap keduanya dengan mata yang berkaca-kaca. Sebagai seorang ayah yang memiliki anak perempuan, tentu saja dia bahagia saat putrinya mendapatkan pria yang baik juga sangat menyayangi dan mencintai putrinya dengan tulus.

End

Bercandaaaaaa😜

Ini baru awal, bukankah kehidupan yang sebenarnya itu setelah menikah?

1
Siti Nina
Bagus cerita nya kak,,,kata"nya juga enak di baca 👍👍👍 semangat kk 💪💪💪
Enz99
bagus banget
Shinichi Kudo
Jalan ceritanya mantap!
Destiii: Jangan lupa tinggalkan jejak ya🤗❤️
total 1 replies
Rukawasfound
Setiap harinya selalu menunggu kelanjutan dari cerita seru ini 😍
Destiii: makasii ya udah baca karya aku🤗 tunggu kelanjutannya❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!