NovelToon NovelToon
Menantu Buruk Rupa Menjadi Mafia

Menantu Buruk Rupa Menjadi Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Menantu Pria/matrilokal / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:2.5M
Nilai: 5
Nama Author: DF_14

Sungguh malang nasib seorang pria miskin nan buruk rupa. Jonatan selalu dihina oleh sang mertua dan dia tak pernah mendapatkan cinta dari sang istri yang sudah satu tahun dia nikahi, bahkan mereka selalu tidur dengan terpisah.

Suatu hari, Jonathan tidak sengaja membunuh seorang preman demi melindungi sang istri, sehingga Jonathan harus dipenjara dan divonis hukuman mati. Nasib Jonathan semakin memilukan ketika dia harus kehilangan adiknya yang mati dengan cara yang sangat mengenaskan.

Disaat perjalanan dari pengadilan menuju lapas, tiba-tiba terjadi sebuah kecelakaan yang membuat Jonathan telah dikira mati, padahal sebenarnya dia ditolong oleh seorang pria yang mengaku bahwa dia adalah kepercayaan ayahnya.

Lima tahun berlalu, Jonathan kembali ke Indonesia mengubah identitasnya menjadi Rafael Wilson. Menantu yang dulu buruk rupa kini telah berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan. Dan dia adalah sang penguasa di dunia kegelapan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

"Luna, kamu dimana? Mengapa kamu mengingkari janjimu?" lirih Jonathan dengan nada pelan.

Pria itu tengah duduk di sudut sel tahanan, tangannya terkepal erat, seolah menyalurkan amarah luar biasa yang menggelayuti perasaannya. Perasaan kecewa yang luar biasa. Semua janji yang diucapkan oleh Luna kepadanya telah diingkari wanita itu. Bahkan mungkin saja Luna telah mengingkari janjinya untuk menjaga Vanya.

Sungguh saat ini hati Jonathan sangat merasa tidak tenang, pria itu begitu gelisah sangat mengkhawatirkan kondisi adiknya. Kemarin adalah jadwal Vanya pulang dari rumah sakit, apakah Vanya masih berada di rumah sakit? Ataukah dia sudah pulang ke rumah milik sang istri sementara Luna saat ini sedang berada di luar negeri? Lalu siapakah yang menjaga adiknya?

Nafas pria itu pun memburu, menahan emosi yang menggebu di dalam dada, rahangnya mengeras. Sesuatu di dalam dirinya ingin meluapkan semuanya.

Sama sekali tidak ada yang mempercayainya bahwa dia tidak membunuh Bima. Bahkan Luna pun satu-satunya saksi mata yang bisa meringankan hukumannya, wanita itu seakan bersikap tidak peduli sama sekali padanya.

Jonathan menyadari selama dia menikah dengan Luna, Luna memang hanya mengganggap dirinya sebagai seorang pelayan di rumah dan juga sebagai seorang OB di kantor, karena dia hanyalah sebatas suami bayaran untuk Luna.

Walaupun Luna tidak pernah menganggap dia sebagai suaminya, tapi setidaknya Luna harus menghargai apa yang telah dia korbankan. Demi menolong Luna dia kini telah dijebak dan kini dia harus berada di dalam penjara.

"Siapapun yang telah menjebakku, aku pasti akan membalas perbuatannya kalian!" Jonathan berkata dengan penuh kebencian.

Jonathan melihat ada seorang penjaga lapas berdiri di depan sel jeruji tempat dia ditahan, "Saudara Jonathan, barusan kami mendengar kabar dari rumah sakit tempat adik anda dirawat."

Jonathan tercekat begitu mendengar perkataan penjaga lapas tersebut yang ingin memberikan kabar tentang sang adik yang sangat dia khawatirkan itu. Pria itu segera berdiri, dia berjalan mendekati sang penjaga lapas.

"Ada apa dengan Vanya? Apa dia sudah pulang dari rumah sakit?" tanya Jonathan sambil memegang pintu jeruji besi.

Terakhir Jonathan bertemu dengan sang adik, kondisi Vanya sudah membaik, karena itulah dia telah mendapatkan izin dari dokter untuk pulang ke rumah, dan jadwal Vanya pulang ke rumah adalah hari kemarin.

Penjaga lapas tersebut nampak menghirup nafas sebentar, sepertinya dia begitu berat untuk mengatakan kabar buruk tentang adik dari sang narapidana dihadapannya itu. Kemudian dia pun menjawab pertanyaan dari Jonathan. "Kami mendengar kabar dari pihak rumah sakit, bahwa adik anda telah meninggal dunia pada pukul sembilan pagi."

Jonathan nampak mematung mendengar kabar tersebut, rasanya dia tak dapat mempercayai dengan apa yang dia dengar. Padahal kondisi Vanya sudah mulai membaik, bahkan terakhir dia bertemu dengan Vanya, Vanya terlihat begitu ceria dan mengajukan beberapa permintaan kepada Jonathan jika sang adik telah sembuh nanti.

Vanya selalu berusaha keras untuk melawan penyakitnya, dia memiliki keinginan besar untuk melanjutkan hidupnya. Bahkan dia memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dokter.

Jonathan menggoyang-goyangkan pintu jeruji besi yang dia pegang, dia menatap tajam kepada sang penjaga lapas yang ada dihadapannya itu. "Tidak mungkin, bagaimana mungkin adikku meninggal? Terakhir aku bertemu dengan dia, kondisinya baik-baik saja. Dia sudah mendapatkan izin untuk pulang. Bagaimana mungkin adikku meninggal?"

"Tenangkan dirimu dulu, saudara Jonatan. Adikmu meninggal setelah mengalami serangan jantung ketika mendengar kabar buruk tentang anda. Jika seandainya anda tidak berbuat kejahatan, jika seandainya anda tidak membunuh orang. Mungkin saja adik anda akan baik-baik saja sampai saat ini. Jika anda ingin menyalahkan seseorang, salahkan diri anda sendiri." Setelah berkata seperti itu, penjaga lapas itu pun pergi meninggalkan Jonathan yang hatinya sangat terluka.

Jonathan terduduk pasrah, dia memegang erat pintu jeruji besi. Tangisan pria itu pun pecah. Sungguh hatinya sangat merasakan sakit yang teramat dalam, adiknya harus meninggal gara-gara dirinya. Rasanya dia sangat membenci dirinya sendiri. Bahkan dia tidak bisa menemani Vanya, disaat-saat terakhirnya.

Saat itu Jonathan memang telah meminta izin kepada Luna untuk tidak masuk bekerja selama adiknya dirawat di rumah sakit. Tapi sang adik menyuruhnya untuk masuk bekerja di hari peristiwa pembunuhan itu terjadi.

"Lebih kak Jo kerja hari ini. Aku baik-baik aja kok. Buktinya aku sudah bisa tersenyum dan sudah bisa menonton film kesukaan aku." ucap Vanya kala itu.

Jonathan pun menggelengkan kepalanya. "Gak, dek. Kakak sudah meminta izin sama kak Luna untuk menjaga kamu sampai kamu pulang."

"Jangan mentang-mentang kak Luna CEO di tempat kakak bekerja, kakak bisa seenaknya meminta izin. Sudah satu minggu lho kak Jo gak masuk kerja. Aku gak enak sama kak Luna. Lagian nanti lusa aku sudah diizinkan untuk pulang. Ingat ya permintaan aku, kak Jo jangan melupakannya." Vanya berkata dengan begitu ceria.

Jonathan pun tersenyum tipis, dia merasa apa yang dikatakan oleh Vanya ada benarnya. "Kamu yakin gak apa-apa kalau kakak bekerja hari ini?"

"Gak apa-apa lah, kak. Dokter dan suster disini begitu baik padaku."

Jonathan pun menganggukan kepalanya, dia mengusap dengan lembut rambut sang adik. "Hm ya sudah kakak kerja dulu ya, nanti sore kakak balik lagi kesini."

"Apa kak Luna akan ikut?"

"Gak tau, dia sangat sibuk, dek."

Vanya pun memanyunkan bibirnya, dia sangat ingin bertemu dengan kakak iparnya itu. Luna memang sangat sibuk dengan pekerjaannya, sehingga sang kakak ipar baru tiga kali menengok dirinya. Tapi Vanya harus bisa memahami dengan pekerjaan sang kakak ipar yang memang sangat padat sekali.

Sayangnya Jonathan tidak bisa menepati perkataannya yang akan kembali ke rumah sakit pada sore hari, karena tiba-tiba saja sang mertua meminta dirinya dan Luna untuk makan malam di mansion keluarga. Sehingga malam itu setelah pulang dari mansion terjadi sebuah pengeroyokan yang dilakukan oleh tiga orang preman terhadap dia dan Luna, yang berakhir dengan peristiwa penjebakan atas kematian seorang preman bernama Bima yang seolah telah dibunuh oleh Jonathan.

"Vanya, arrrgghh... Vanya!" Jonathan menangis memanggil nama sang adik yang kini telah tiada, dia masih memegang erat pintu jeruji besi sambil terduduk di lantai yang dingin.

"Maafkan kakak, Vanya. Maafkan kakak!" Jonathan sangat merasakan hidupnya hancur, satu-satunya orang yang paling penting di dalam hidupnya kini telah tiada. Sang adik yang selalu dia jaga dengan sepenuh hati sedari kecil kini telah benar-benar meninggalkannya.

Kemudian pria itu pun mengepalkan tangannya, kini tatapan matanya begitu mengerikan. Di dalam hatinya dia bersumpah akan menghancurkan siapapun yang terlibat di dalam rencana penjebakan atas dirinya. Termasuk Luna yang telah mengabaikan dirinya, wanita itu sama sekali tidak memiliki hati nurani, membiarkan dia dipenjara, padahal dia mengetahui dengan jelas bahwa Jonathan tidak bersalah.

Seandainya dia tidak menolong Luna malam itu, nasib buruk ini tidak akan pernah terjadi di dalam hidupnya. Dan dia tidak akan pernah kehilangan Vanya. Seorang wanita yang telah dia lindungi dengan sepenuh hati begitu tega mengabaikannya dan memilih pergi ke luar negeri untuk menjalankan bisnisnya.

1
setyo adi
Luar biasa
lily
duh kalo diposisi Luna , aku gk bakalan bisa nutupi kegugupan deh ,,, krna panikan
lily
langsung penjaraaa
lily
seorang ketua mafia tuan Steven masa gak diselidiki dulu calon menantu pilihannya haish gak banget
lily
gosong dong kalo kesambar petir
lily
kasian Luna
lily
Pepet terusss sel,,, setlh dpt mafia Arga la ini mau ngincer mafia lgi 😂
lily
banyak banget yg dipelajari sama Jonathan oiya Jonathan latian bahasa Itali berapa taun
lily
anakmu aja masih koma pak
lily
bantu anakmu biar jadi pria gagah berani pak
lily
haduh kesalahpahaman yg nantinya bikin ribet dan sampe betahun tahun mungkin
lily
masih penasaran,,,, ada gambar nya gak sih
lily
maaf ya Thor,,, kan Jonathan ekonominya jelek kan kok bisa sih gendut ,,, setahuku kalo kaya gtu biasanya jarang makan tpi hrus kerja banting tulang kalo kurus ceking tinggi dan wajah jelek percaya banget aku mah ,,,,
ahmad affandi
Luar biasa
Yoga Jmt
lumayan menarik
Isayanti Hernanur
good ceritanya terbaik
Maulida Hayati
Luar biasa
Astrid Bakrie S
Suka banget ceritanya, makin seru
Astrid Bakrie S
Ya begitulah nasib jadi wong kere ,miris banget 😢
Astrid Bakrie S
Nyimak dulu ya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!