Menurut cerita para tetua, jika menjadi pendamping pengantin lebih dari 3 kali, akan sulit mendapatkan jodoh. Akan kah Lia mengalaminya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Kemudian Lia keluar dari ruang pak Bara. Lia melanjutkan pekerjaannya sambil memikirkan jawaban atas permintaan atasannya.
“ Jika aku menolak, ini permintaan atasanku. Akan tak enak seterusnya melihat pak Bara jika kecewa akan keputusanku. Tapi jika aku terima, ini ketiga kalinya aku jadi pendamping pengantin. Apa kata para tetua itu bisa dipercaya? “ tanya Lia dalam hati.
Lia bingung untuk mengambil keputusan.
Sore itu, Lia pulang tepat waktu, ketemu Krisa di lobi yang sedang menunggu jemputan.
“ Hai Kris, nampak semakin cantik. “ sapa Lia.
“ Ih... kamu kayak berapa tahun gak liat aku, baru tadi siang makan bareng di kantin. “ ucap Krisa.
“ Sapaan pembukaan, cantik. Jangan mudah ngambek, nanti keriput nampak di wajahmu, kurang cantik pas jadi manten. “ jawab Lia.
Krisa berencana akan menikah bulan depan.
“ Semua sudah menemukan jodohnya, aku kapan? “ jerit Lia dalam hati.
Tiba-tiba, ia teringat akan permintaan pak Bara.
“ Kris, menurutmu, benar gak sih, kalo sudah 3 kali menjadi pendamping pengantin akan sukar menemukan jodohnya? “ tanya Lia.
“ Kalo menurutku sih, itu hanya omongan orang-orang dulu, gak efek kali untuk sekarang. “ kata Krisa.
“ Oh, gitu ya. “ ucap Lia.
“ Kadang ada ucapan orang-orang dulu yang bisa di percaya tapi kebanyakan untuk sekarang itu gak berlaku, zaman sudah berubah. Mungkin dulu ada omongan itu untuk menghindari sesuatu yang sekarang mungkin bisa di minimalis keadaannya. “ jelas Krisa.
“ Terima kasih ya Kris atas pendapatmu. “ ucap Lia.
“ Sama-sama. Itu pemikiranku lho, kan tergantung orangnya sendiri. “ kata Krisa.
Tak lama mereka berpisah, Krisa sudah di jemput dan Lia pulang jalan kaki menuju kontrakannya.
Setelah membersihkan diri dan makan malam, Lia duduk di ruang tamu sambil berniat membaca novel yang baru di belinya online minggu lalu.
Tapi buku itu tak kunjung di bacanya, Lia hanya berpikir mempertimbangkan jawaban atas permintaan pak Bara.
Sambil mengambil nafas panjang, ia menghembuskannya perlahan. Dalam hati ia mengambil kesimpulan.
“ Aku akan menerima permintaan pak Bara. Selama ini aku penjadi pendamping pengantin karena ingin menolong keluarga pengantinnya agar acara dapat berjalan dengan baik. Semoga saja niat baikku tidak mempengaruhi urusan jodohku. “ ucap Lia.
“ Aku hanya berserah padamu Tuhan masalah jodohku. Tuhan pasti beri yang terbaik dan indah pada waktunya. “ doa Lia.
Keesokan harinya, sebelum istirahat siang, Lia memantapkan keputusannya untuk menyanggupi permintaan pak Bara.
“ Lia, bisa kamu ke ruangan saya, ini berkas tolong segera di disposisikan ke menejer marketing. “ kata pak Bara.
“ Baik pak. “ jawab Lia kemudian masuk ke ruang pak Bara.
Setelah berkas yang perlu ia kerjakan ada di tangannya, Lia berkata “ Pak, saya bersedia menjadi pendamping pengantin putri bapak, semoga nanti acaranya berjalan dengan baik.”
“ Wah, jawabanmu sungguh melegakan kami. Terima kasih Lia atas kesediaanmu membantu keluarga saya. Nanti saya akan hubungi istri saya. Selanjutnya kamu bicarakan dengan istri saya untuk segala keperluanmu. “ ucap pak Bara.
“ Sama-sama pak. Saya pamit dulu untuk menyelesaikan dokumen ini. “ pamit Lia berlalu meninggalkan ruang pak Bara.
Kemudian pak Bara pun menelepon istrinya, mengabarkan perihal jawaban Lia.
Hari yang di nanti tiba, besok adalah acara pernikahan putri pak Bara dengan seorang pengusaha muda yang melanjutkan perusahaan orang tuanya karena orang tuanya merasa sudah waktunya pensiun, ingin menikmati hari tua.