"Syifa saya bilang turun sekarang"
"nggak mau Gus gue belum puas makan mangganya, kan kata Gus nggak boleh buang-buang makanan ntar mubazir "ucapnya tak peduli dengan tatapan seorang pria di bawah sana .
"mau turun atau saya cium "
para santri mendengar itu langsung kaget mereka tak menyangka gusnya ternyata sangat so sweet ini terhadap istrinya.
"hah" mata gadis itu melotot tajam
"bugh"
"auwsshhh "ringis gadis itu saat melompat dari pohon akibat mendengar ancaman gusnya syifa syeena queenza Abimanagadis cantik dan super duper bar-bar Dia terpaksa harus menikah dengan seorang gus tampan
akankah suaminya dapat merubah sifat keberbaran istrinya dan dapat meluluhkan hatinya
kalau mau lanjutannya yuk! langsung join 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ALFI MARTIS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Gus, hari apa nih, jujur ini baru pertama kali gue dengar Gus berbicara panjang kali lebar seperti ini." ucap Syifa heboh, Gus Alwi berfikir istrinya ini akan menanyakam soal penjelasannya tadi ternyata hasilnya sangat di luar Nurul.
"Syifa kamu dengar tidak penjelasan saya." tanya Gus Alwi.
"Hehehe denger kok, Gus."
"Apa kamu paham?" tanya Gus Alwi.
"Hehe cuman dengar saja Gus, kalau soal pahamnya kagak, soalnya tadi gue salfok sama Gus yang ngomongnya panjang." ucap Syifa santai, Gus Alwi langsung mengusap wajahnya.
"Astagfirullah.. Sabar." batin Gus Alwi.
"Okey kalau begitu kamu kembali ke asrama. Tapi, ingat dengan perjanjian sehari di sini sehari di sana." ucap Gus Alwi.
"Siap Pak Gus." ucap Syifa sembari hormat.
Setelah menyalimi suaminya Syifa pun langsung pergi.
"Saya harus lebih keras lagi sama nih anak." gumam Gus Alwi.
"Wah, banyak banget mangganya coy." teriak Syifa heboh melihat mangga di dalam keranjang yang berada di teras.
"Iyah Nak, nanti kalau kamu mau makan tinggal datang saja ya.' " ucap Umi Aya.
"Siap Umi. Tapi aku boleh tidak bawah sepuluh buah ke asramanya aku, Mi?" tanya Syifa.
"Tidak boleh." ucap Vus Alwi yang baru saja datang.
"Gus kok pelit amat dah, gus harus ingat ini mangga gue yang petik." gerutu Syifa.
"Iya, tapi tadi kamu sudah
Makan lebih dari sepuluh buah Syifa." tegas Gus Alwi.
"Тар...
"Tidak ada tapi tapian." sela Gus Alwi.
"Issssh Gus Pelitttt." ucap Syifa.
"Umi, nanti aja deh ya. Tapi aku mohon ya pisain buat aku. Nanti besok datang lagi." ucap Syifa.
"Iya sayang, tenang saja. Suami mu benar kamu sudah makan terlalu banyak, kalau nambah lagi takutnya perutmu sakit." nasihat Umi Aya.
"Iya Umi, aku pergi dulu ya... Bocil gue pergi dulu ya." ucap Syifa menyalimi tangan Umi Aya dan diikuti Ning Asiyrah menyaliminya.
"Iyah Kak Syifa, yang cantik dan pemberani." ucap Ning kecil Syifa pun tersenyum bangga. Gus Alwi sungguh menahan senyum melihat kebar baran istrinya itu.
"Gus tadi kan gue udah cium, tuh tangan dua kali. Jadi nggak lagi ya... Assalamualaikum." ucap Syifa dan langsung pergi.
"Kak Syifa lucu deh, nanti kalau besar aku mau deh kaya Kak Syifa."
"Eh jangan ya." ucap Gus Alwi. Enak saja satu saja sudah bikin pusing apalagi nambah lagi.
Sekarang Syifa sudah berada di kamarnya yang berada di asrama. Di sana terdapat tiga gadis, di tambah Syifa jadi empat orang yang menempati kamar itu.
"Assalamualaikum." salam seorang gadis dengan gigil gingsul kulitnya saho matang.
"Waalaikumsalam." jawab Syifa santai.
Ketiga gadis itu pun langsung berdiri satu persatu mulai memperkenalkan namanya.
"Hai nama aku Yana." ucap gadis yang tadi menyambut Syifa pertama kalinya.
"Kalau aku, Zelia." ucap Gadis berkulit putih.
"Kalau aku, Aiffa." ucap Gadis berkulit putih juga. Ketiga gadis itu nampak cantik, dengan porsinya masing masing. Tapi tidak bisa di mengalahkan kecantikan sih gadis bar bar ini. Bahkan ketiga gadis itu sempat terpesona dengan wajahnya Syifa yang cantik Alami tanpa polesan make up sedikit pun
"Kalau gue, panghil saja Syifa." ucap Syifa dan langsung pergi ke arah tempat tidur yang bagian atas.
"Maaf Ukhti, itu tempat tidur Ana." ucap Aiffa gadis berkaca mata itu.
"Kalau gitu gue tidur di sini saja ya. Soalnya gue sukanya tidur di bagian yang tinggi tinggi." ucap Syifa. Dan dengan baik hatinya Aiffa menyetujuinya.
"Kalau begitu Ana, turuni dulu ya barang barang Ana." ucap Aiffa.
"Jangan." tolak Syifa. Membuat ketiga gadis itu bingung.
"Yaelah mukanya santai aja kale. Nggak usah tegang gitu. Gue bukan Presiden." ucap Syifa.
"Terus barang barang Ana. Apakah kamu mau pinjam?" tanya Aiffa mewakili pertanyaan kedua
Sahabatnya.
"Bukan gitu konsepnya. Maksud gue biar gue yang pindahin barang barang lo." ucap Syifa.
"Eh Nggak usah biar Ana saja." tolak Aiffa.
"Lo diam saja di sana." tunjuk Syifa pada tempat Aya dan Zelia. Aiffa pun menurut.
Dengan cekatan Syifa memindahkan semua barang milik Aiffa dan merapikan tempat tidurnya sekalian. Mungkin ini adalah sisi positifnya Syifa. Karena masing masing orang dengan sikap dan kelebihan serta kekurangannya masing masing.
"Nah beres... Kalau gitu gue istirahat dulu ya. Soalnya gue sudah capek banget nih." ucap Syifa dan langsung merebahkan tubuhnya.
Beberapa saat tertidur, diapun langsung bangun dan teriakan menganggetkan ketiga gadis yang sedang fokus menghafal kitab.
"ANJ*RR, ANAK GUE.... NGGAK, NGGAK POKONYA GUE BAKAL BAWAH DIA KE SINI. GUE NGGAK BAKAL BIARIN MAK LAMPIR MENJUALNYA. ENAK SAJA MIMPI GUE MAU JADI KENYATAAN CIH." teriak Syifa heboh karena memimpikan Harimau kesayangannya di jual
Oleh jbu tirinya itu.
"Hah, Anak? Syifa udah nikah, Terus udah punya anak?" gumam ketiga gadis itu serentak.
