NovelToon NovelToon
Midnight Rain

Midnight Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Kaya Raya / Angst / Romansa / Roman-Angst Mafia
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: AYZY

Pada mulanya, sebuah payung kecil yang melindunginya dari tetesan hujan, kini berubah menjadi sebuah sangkar. Kapankah ia akan terlepas dari itu semua?



Credits:

Cover from Naver

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYZY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

He Hit Me and It Felt Like A Kiss

Saat aku sudah berada di ruang ganti bersama Andrew, ia langsung mendorong tubuhku sembari menutup pintu di belakangnya. Tanpa mengucapkan sepatah kata, ia menarik kedua tanganku ke atas dan mencengkeramnya hanya dengan menggunakan satu tangan. Aku sangat khawatir. Aku tidak tahu mengapa ia begitu marah sampai-sampai urat di lehernya terlihat dengan jelas. Rahangnya mengetat dan ia sedikit menggertakan giginya dengan pandangan mata yang tajam.

"Bagaimana kau bisa bersikap seperti itu, hah?!"

"Apa maksudmu, Andrew?"

"Jawab aku."

"Itu adalah bagian dari pekerjaanku."

"Apakah kau harus seperti itu? Mematuhi perintah mereka seperti seekor anjing yang tidak punya harga diri?!"

Aku tercengang mendengar perkataannya. Tanpa sadar air mata sudah menetes di pelupuk mataku. Perkataannya sungguh melukai batinku lebih dari sikap mereka yang selama ini berbuat semena-mena padaku.

"Apa kau malu denganku?" tanyaku lirih. Kali ini ia semakin mengeratkan cengkeramannya terhadap pergelangan tanganku sembari mendorong tubuhku ke belakang sampai menabrak dinding.

"Daripada malu, aku lebih tidak suka melihatmu seperti itu."

"Kalau begitu cepat putuskan aku!"

"Shut up!"

Penglihatanku buram.

"Lepaskan aku!" Aku menggerak-gerakkan tanganku, namun sia-sia saja karena tenaganya lebih besar.

"Lepaaas!" Aku berteriak.

"Andrew, kubilang lepas!"

Andrew menahan usahaku dengan mengerahkan seluruh tenaganya. Kemudian ia merogoh sakunya untuk mengeluarkan ponsel. Ia sedang menelpon seseorang.

"Johan, datang ke ruang ganti dan bawakan obat bius yang ada di dalam mobil. Cepat, aku tidak menerima penolakan."

"APA YANG AKAN KAU LAKUKAN?"

"Aku akan membuatmu pingsan." Andrew menyimpan ponselnya kembali ke dalam saku.

"Kau gila!"

"Ya, aku memang gila."

"Andai dulu aku bersama Sean. Pasti aku tidak akan menderita seperti ini," gumamku tanpa sadar. Aku sudah lelah. Aku kehilangan banyak tenaga. Semua yang dia lakukan padaku hanyalah untuk menyakitiku. Dan kini aku tersadar betapa bodohnya diriku menganggap cinta akan menyembuhkan segalanya.

"Benarkah? Atau jangan-jangan selama ini kau bermain dengannya di belakangku?!" Ia menatapku sinis.

"Iya, kami cukup sering bertemu semenjak aku memelihara kucing. Beberapa hari ini aku memintanya datang untuk memeriksanya...."

"Ke rumahmu? Dia? Apa saja yang sudah kalian lakukan, huh?" Andrew mencengkeram leherku, dia memang orang gila. Napasku rasanya sesak sekali.

"Jawab aku! APA YANG SUDAH KALIAN LAKUKAN?"

"Memangnya apa yang kau pikirkan? Mungkin saja aku dan Sean sudah—"

Detik itu juga, Andrew menghempaskanku ke belakang. Aku merasa kepala bagian belakangku menghantam sesuatu yang keras dan rasanya luar biasa sakit. Refleks mataku terpejam akibat rasa sakit yang tak kunjung reda.

"You're bastard!" umpatku sembari berusaha untuk mendorong tubuhnya dengan sekuat tenaga. Namun itu semua sia-sia saat ia mengurung tubuhku menggunakan kedua tangannya seperti itu. Apa sebenarnya yang ada di dalam pikirannya sampai tega membuatku seperti ini?

Detik berikutnya, ruang ganti itu dibuka oleh seseorang. Itu adalah Pak Jo dengan raut wajah terkejut.

"Andrew, apa yang kau lakukan padanya?"

"Jangan ikut campur Johan. Berikan saja padaku!" Suaranya terdengar menuntut.

"Tapi apa tidak bisa dengan cara lain? Wajahnya tampak pucat...."

Aku menggelengkan kepala pada Pak Jo. Berharap ia mau membelaku kali ini.

Namun semua itu terlambat. Dalam sekejap tubuhku serasa akan roboh disusul dengan penglihatanku yang mulai menghitam.

~*~

Johan mendesah lelah begitu masuk ke dalam mobil. Di sisi lain, Andrew sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda frustasi. Stella terpejam di atas pangkuannya. Gadis malang itu benar-benar tidak tahu apa yang telah menjerat tubuhnya sendiri.

"Andrew, apa kau tidak kasihan padanya?" Johan melirik cermin mobil sembari menyetir—membelah jalanan beraspal yang lengang.

"Dia juga tidak mengasihani dirinya sendiri," gumam Andrew malas—tatapannya jatuh ke arah bangunan-bangunan yang tampak bergerak cepat dalam sudut pandangnya.

"Maksudku, bukankah seharusnya kau lebih bisa mengalah sedikit saja padanya?" Jika saja Andrew bukanlah seseorang yang dia hormati, sekarang juga mungkin Johan sudah memukulnya berkali-kali sampai babak belur.

"Dia tidak akan percaya sebelum merasakannya sendiri." Sialnya, Andrew adalah tipe laki-laki yang keras bahkan pada seorang wanita. Melihatnya, membuat Johan mengingat ayah pria itu yang sangat mirip dengannya—Edward Davis—seorang pimpinan di perusahaan yang dia dirikan sendiri—Davis Group.

"Lalu kau akan membiarkannya begitu saja?"

"Tidak. Kali ini aku akan sedikit memaksanya,"

"Sedikit memaksa, katamu?!" Johan tidak habis pikir dengan apa yang dia katakan, "bukankah dia malah akan semakin membencimu?"

Andrew terkekeh pelan. "Gadis ini sangat mencintaiku. Bagaimana dia bisa membenciku?" Secara perlahan, Andrew mengusap telinga Stella yang dipasang oleh sepasang anting mutiara. Setelah itu, pandangannya jatuh pada wajahnya yang sedikit memerah.

Johan menghela napas berat. Jika ada sebuah penghargaan untuk orang tersabar di dunia, maka dia pantas mendapatkannya. Meskipun pria itu sudah lama mengenal Andrew, dan mengetahui segala sisi baik dan buruknya, saat ia melihat hubungan tuannya dengan Stella, dia selalu berakhir gagal paham. Ia tahu keduanya sudah lama menjalin hubungan. Tapi, menurutnya itu bukan tipe sebuah hubungan yang normal seperti pada umumnya. Mereka berdua mempunyai karakter yang sangat bertolak belakang, ditambah lagi mereka sama-sama tidak banyak bicara. Johan pusing sendiri saat memikirkannya.

Bagaimana Stella bisa tahan dengan pria seperti Andrew?

Hahh! Benar-benar tidak bisa dimengerti. Apalagi, Johan tahu betul dengan sikap Andrew yang seenaknya sendiri.  Ia tahu Andrew dan Isabella Adams pernah pergi berkencan—ia sendiri yang mengantarnya, meskipun itu adalah permintaan dari keluarga kedua belah pihak. Namun, Andrew sama sekali tidak mau menjelaskannya kepada Stella tentang apa yang sebenarnya terjadi. Dia membiarkan gadis itu mengetahuinya dari orang lain dan bahkan tidak merasa menyesal ataupun bersalah.

Singkatnya, Andrew memperlakukannya sama persis seperti boneka. Pria itu tahu benar seberapa besar cinta yang dimiliki oleh Stella, namun tidak pernah mempedulikannya.

Baginya, yang terpenting adalah Stella selalu ada di sisinya, namun dia tidak akan memberinya perhatian meskipun sedikit membebaskannya.

Seperti burung dalam sangkar mewah.

"Lalu, kau juga harus lebih baik kepadanya, Andrew. Jangan utamakan egomu saat sedang bersamanya."

Andrew tampak acuh tak acuh.

"Kau harus bisa lebih menyayanginya. Setidaknya untuk membalas perasaannya padamu, hanya itu yang bisa kau lakukan. Bukan malah membuatnya terus-terusan merasa tidak bahagia," ucap Johan. Entah Andrew mengerti atau tidak, Johan tidak berharap lebih. Dan seperti dugaannya, Andrew tidak dapat merespon. Pria itu sibuk merenungkan sesuatu.

"Ngomong-omong, bagaimana kabar Tuan Nathan?"

"Seperti biasa. Sepanjang hari duduk di kursi roda," jawabnya malas.

"Oh...," Johan menganggukkan kepala. Ia tahu Nathan—kakak kandung Andrew masih belum pulih dari kecelakaan yang membuat kedua kakinya lumpuh, "sayang sekali, padahal dia adalah penerus Tuan Pimpinan."

Andrew mengerti, dia hanyalah seorang pengganti kakaknya.

Berbeda dengan Andrew, Nathan adalah pribadi yang hangat. Dia banyak menebar senyuman saat berada di kantor—tak segan untuk menyapa karyawannya serta sesekali menanyakan kabar.

Nathan Davis—adalah seorang anak yang terlahir dari istri sah. Sedari kecil sudah diberikan pendidikan manajemen oleh ayahnya. Sementara itu, Andrew dibesarkan di kota kecil bersama ibunya. Ia tidak begitu mengenal sosok ayahnya dengan baik, karena mereka jarang sekali bertemu, hidup terpisah oleh keluarga ayahnya. Namun entah bagaimana ia yang malah mewarisi sifat ayahnya, sampai-sampi membuat para jajaran direksi lebih mempercayainya daripada Nathan.

"Jadi, apa rencanamu setelah ini?"

Secara tiba-tiba, Stella melingkarkan tangannya di pinggangnya dengan erat. Wajahnya tenggelam menghadap tubuhnya.

"Rencana ya?" gumamnya sembari menyusuri rambut Stella yang sudah tergerai dengan jari jemarinya.

Mobil itu berbelok di tikungan menanjak. Di sepanjang sisi kanan kiri jalan terdapat tanaman Bougenville yang bunganya tengah bermekaran. Cahaya lampu di sepanjang jalan membuatnya terang. Sedangkan di depan sana berdirilah sebuah rumah yang tampak kokoh —dikelilingi oleh Pohon Palm. Mobil ini secara perlahan-lahan masuk ke dalam halaman rumah besar itu setelah satpam membukakan pagar.

"Entahlah ... saat ini aku masih sibuk mencari jejak ibunya. Kau tahu sendiri. Dan yang pasti adalah, menjauhkannya dari Sean."

...CHAPTER END...

1
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
N~ma
bagus banget ceritanya
AYZY: /Heart/
total 1 replies
N~ma
updatenya langsung double donk author
leann
bagus banget kak ceritanya 😭😭
leann
/Smile/
leann
kenapa tu bwang
leann
waduh waduh
chaeeryyy
lanjutt
Ayaya38
next
Asma'ul Khusnah
Kpan lagi update kak?
AYZY: sabar sabar, lagi nulis ini
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
kamu bisa jadi lebih baik stella.. tujuan andrew supaya kamu bisa berdiri sendiri..
AYZY: /Facepalm//Grin//Scream/
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
ahhh.. lamaaaa...
tapi sukaaa.. gimana dong..
boleh banyak2 dong up nya..
/Kiss//Kiss/
AYZY: sabar sabar sabar
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
laaahh.. kok gitu.. di eksekusi langsung stella nya.. /Chuckle/
AYZY: gua yang deg degan /Drowsy/
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
🌸Ar_Vi🌸
rumit keknya ya thor..
saran aja nih.. kalau buat cerita misteri, updatenya sehari 3 x.. supaya pembacanya ga kentang.. /Chuckle//Kiss/
AYZY: lagi sakit kepala 😣😭
🌸Ar_Vi🌸: semangat kakak.. /Applaud/
total 3 replies
🌸Ar_Vi🌸
selowww banget ya ceritanya.../Bye-Bye/
AYZY: wkwk gimana, lanjut nggak
total 1 replies
AYZY
jika kamu tidak akan melakukan apa pun malam ini, bagaimana kalau kamu melakukan sesuatu untukku?
AYZY
kalau aku tak datang siapa yang bisa menggantikanku ya?
AYZY
sepanjang waktu aku menunggumu untuk memintaku ikut denganmu. karena aku hanya ingin mendengarnya darimu
AYZY
Aku baru saja bangun, ada apa?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!