Antara Cinta Dan Cita-cita

tamparan keras dilayangkan oleh Agung ke wajah para preman yang menghadangnya, akibatnya para preman terjungkal ke aspal dengan wajah membengkak dan beberapa gigi mereka copot melompat dari mulut mereka.

"lihatlah hanya sebegini kemampuan kalian tapi sudah berani begitu sombong menghadang jalanku dan kau Tommy aku akan mematahkan kaki dan tanganmu biar kau jangan terlalu arogan pada orang lain"

dengan kecepatan yang sulit diikuti oleh mata Agung melompat seperti terbang ke arah Tommy yang sejak tadi wajahnya telah pucat melihat kemampuan bertarung yang dimiliki oleh Agung.

"kraakk.... kraakk....."

"ampuuun....sakiiitt."

suara patah tulang kaki dan tangan Tommy akibat pukulan yang dilancarkan oleh Agung membuat Tommy menjerit melengking kesakitan.

melihat kaki dan tangan Tommy yang dipatahkan oleh Agung membuat para preman yang tadinya berniat bangkit untuk membalas menyerang Agung secara bersama-sama akhirnya membatalkan niat mereka karena dengan kekuatan dan kecepatan yang ditunjukkan oleh Agung maka mereka sangat yakin mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa pada Agung.

"ayo bangkitlah saya tunggu kalian mana kehebatan kalian sombong kan tadi.?"

10 orang preman telah kehilangan mental pertarungan mereka dan terdengar ucapan Agung yang ada di hati mereka saat ini adalah ketakutan dan kengerian.

bagaimana mereka tidak takut di depan mata mereka Agung mematahkan kaki dan tangan Tommy.

"ampun bos kami tidak berani lagi jangan patahkan bahan bagi kami"

"pergilah dan bawa Tommy dan ingat, sebaiknya kalian berdoa tidak bertemu aku, ketika kalian berbuat kejahatan, karena mungkin bukan hanya kaki dan tangan kalian yang aku patahkan bahkan mungkin dan lidah kalian akan aku potong "

Ucap Agung sambil berjalan alan ke arah motor bututnya kemudian dia menghidupkan motornya dan pergi meninggalkan para preman yang mengangkat Tommy ke mobil pick up dan berangkat pergi dengan rasa ketakutan yang masih ada di hati mereka.

tentunya sebagai preman mereka tidak mungkin meninggalkan pekerjaan mereka, dan pastinya dalam pekerjaan mereka, sebagai preman mereka pasti akan melakukan kejahatan, mereka hanya berdoa ketika mereka beraksi mereka tidak bertemu dengan Agung.

tentunya Agung tidak punya waktu untuk memikirkan apa yang ada di pikiran para preman dengan santainya Agung mengendarai sepeda motornya ke arah rumah sewanya karena hari ini dia harus melakukan bimbingan pada indah pukul 04.00 sore.

ketika dia sampai di rumah indah sudah berada di sana dan di tangannya ada selembar kartu undangan

"undangan buat abang dari Fika minggu depan dia tunangan sama dokter Wawan"

Agung hanya mendengus ketika dia menerima undangan yang diberikan oleh Indah.

"gimana bang, mau datang nggak nanti ke sana?"

"lihat nanti aja lah soalnya akhir-akjir ini banyak kerjaan"

sahut Agung santai tanpa beban, sehingga membuat indah bengong, karena dia membayangkan raut patah hati akan muncul di wajah Agung ketika menerima undangan yang diberikannya.

"ayo kita lanjutkan belajarnya gimana udah ngerti cara pengolahan datanya kalau belum ngerti tanya aja soalnya ini adalah termasuk bab penting dalam pembuatan skripsi"

Agung terus memberikan penjelasan tentang pembuatan skripsi di BAB 4,5 dan 6, satu jam kemudian indah meninggalkan rumah sewa Agung dan sebelum dia pergi dia tetap berharap Agung punya waktu untuk hadir di acara perayaan pertunangan Fika.

"oke kalau ada waktu Abang pas datang"

ucap Agung dengan santai dan memang Agung berniat akan datang jika dia punya waktu.

beberapa menit yang lalu Babar menelponnya bahwa dia telah mendapat kabar tentang orang yang menjadi dalang penganiayaan terhadap Dila, tentunya Agung sangat antusias mendengar kabar ini dan dia juga mengabari Dila sehingga mereka sepakat nanti malam akan berangkat bersama ke lapak gerobak jamu di jalan Gatot Subroto.

malam harinya Agung menjemput Dila dan mereka berangkat bersama-sama ke lapak gerobak jamu yang di Gatot Subroto naik motor bututnya Agung.

"emangnya lu nggak malu dibonceng baik motor bututku?"

"kenapa mesti malu yang penting nyaman dan aman untuk apa naik mobil mewah tapi perasaan kita nggak nyaman dan aman?"

"hahaha... emangnya lu nyaman sama aku dan nggak takut diapa-apain sama aku?"

tanya Agung sedikit penasaran dengan ucapan Dila yang menyatakan dia nyaman dan aman bersama Agung.

"ya iyalah laki-laki yang bisa membuat aku nyaman dan aman cuman elu kalau bukan sahabat karibku sudah ku tembak lu"

"hahaha ..bercandanya jangan kelewatan entar aku ke gr-an,"

"serius bukan bercanda sampai saat ini cuman elu laki-laki yang bisa buat aku aman dan nyaman tadi ya sudahlah kita ada sepakat tidak ada rasa cinta-cintaan di antara kita bertiga"

ada rasa kecewa dan tidak nyaman yang terdengar dari ucapan Dila ketika mengatakan tidak ada cinta-cintaan di antara mereka

Agung hanya diam dan tentunya juga jujur dia bisa merasakan kenyamanan ketika bersama Dila namun seperti yang dikatakan Dila mereka telah sepakat sebelumnya di antara mereka tidak boleh bermain perasaan, sehingga baik Dila maupun Agung sampai saat ini tetap menjaga komitmen yang mereka buat.

15 menit kemudian mereka telah sampai di lapak gerobak jamu Gatot Subroto, Mereka melihat Babar duduk di sebuah meja dengan satu orang anggotanya.

setelah turun dari motor dan memarkirnyakannya Agung dan Dila berjalan ke arah meja Babar

"halo bos silakan duduk bos" ucap Babar dengan sopan pada Agung

"malam dulu yang nyuruh aku duduk ini kan gerobak jamu ku" sabun Agung bercanda.

"ya udah nggak usah dimasukkan ke jantung entar mati mendadak lu Oke gimana ceritanya coba ceritakan" lanjut Agung yang melihat Babar salah tingkah dengan ucapannya.

"si Andi yang tahu bos, ayo cepat ceritakan sama bos"

ucap Babar sambil menyuruh anggotanya yang bernama Andi untuk menceritakan informasi yang diperolehnya.

"kemarin waktu aku gabung temen-temen di jalan STM tanpa sengaja mereka menceritakan kejadian waktu bos mukul preman yang mengganggu nona Dila, kebetulan salah seorang yang berpukul adalah sepupu kawan yang di STM dia bilang sebenarnya yang nyuruh sepupunya untuk dan menganiaya nona Dila sebenarnya adalah ayah tiri nona Dila, dan ini screenshot pesanan yang disampaikan ayah nona Dilla pada sepupu teman aku"

sebenarnya Agung dan Dila sudah memprediksi bahwa ayah tiri Dila kemungkinan besar adalah dalang dibalik penganiayaan yang dialami Dila, namun karena selama ini tidak ada bukti mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

"coba share ke hp-ku"

Agung meminta agar bukti percakapan yang di screenshot supaya di share ke hp-nya karena dia ingin melakukan sesuatu dengan bukti yang sudah ada.

Andi men share percakapan ayah tiri Dila , sekaligus bukti transfer uang yang dikirimkan oleh ayah tiri Dila.

"jadi gimana selanjutnya bos apa petunjuk, apa dibiarkan gitu aja bos? atau kami Hajar saja dia bos?"

tanya Babar yang sangat menghormati Agung, Karena dengan pengaruh Agung saat ini Babar adalah orang paling berkuasa di Gatot Subroto .

kemudian Babar juga sudah beberapa kali mendapat petunjuk dari Agung tentang cara untuk meningkatkan meningkatkan kekuatannya.

sekarang Babar dan anggotanya kekuatan bertarung mereka telah meningkat, semuanya berkat petunjuk yang diberikan oleh Agung pada mereka sehingga babar dan anggotanya sangat menghargai Agung.

"aku butuh bantuan kalian untuk memberi pelajaran sama ayah tirinya Dila"

"siap bos apa yang harus kami kerjakan"

dengan semangat juang 45, Babar langsung menyatakan kesediaannya untuk membantu Agung seakan permintaan Agung adalah suatu kehormatan bagi Babar untuk melaksanakannya.