Gimana rasa nya punya suami brondong, tampan, kaya, baik lagi. Ugh,, pasti klepek-klepek.
Cuma Ayunda yang tau rasa nya. Janda miskin yang beruntung jadi nyonya seorang YouTubers muda.
Walau sedikit Bar-bar,, Ayunda sangat di cintai suami brondong nya.
Julid gak..? Julid dong,, 🤭
Yang lagi bucin,,
Jangan lupa baca novel ini..👌
Cuss,, 💨💨💨💨💨
Jangan lupa,, mampir juga di novel perdana ku.
" Hubungan Rahasia " biar kamu gregetan. 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IKBK ( BAB 32 )
"Apa ? HAMIL !!!!"
Nada suara Brian yang keras terdengar menyakitkan kan sebelah gendang telinga Radith yang menempel di ponsel nya.
Berita kehamilan Ayu yang sudah tersebar di dalam keluarga mereka, membuat Papa Varent jadi naik pitam.
Kehamilan Ayu merupakan hal yang di luar dugaan. Brian sudah mencari tahu asal usul Ayu sebenar nya sebelum Varent menikah dengan Ayu. Menurut informan yang ia kirim untuk mencari data pribadi Ayu, perempuan itu adalah janda tanpa anak yang bercerai karna diri nya mandul.
Itu sebabnya, Brian tidak terlalu mempermasalahkan jika Varent menikahi Ayu. Tapi nyata nya, informasi itu salah. Brian sangat marah dan kecewa dengan kinerja anak buah nya yang tidak becus dalam bekerja.
"Ini tak bisa di biarkan !" Gumam Brian dengan nada gusar.
"Katakan pada Varent, suruh istri nya itu menggugurkan kandungan nya secepatnya."
Perintah Brian pada Radith, dengan nada penuh emosi.
Radith tersentak kaget. Perintah Brian kali ini, jauh dari nalar nya. Ia memang membenci Varent, tapi untuk melakukan hal yang lebih jahat pada sepupu nya itu Radith tidak berani.
"Tapi Om, bukan kah itu sama saja tindakan kriminal ?"
Radith coba mengingatkan Brian yang sudah tersulut amarah.
"Om tidak peduli, Om tidak mau anak itu lahir dan menjadi salah satu pewaris perusahaan. Om tidak mau punya cucu, yang tidak jelas asal usul keluarga ibu nya !"
Teriak Brian keras.
Radith spontan terdiam. Perkataan Brian akan sulit di bantah, apalagi jika sedang marah besar.
"Baiklah om, aku akan bicarakan ini dengan Varent "
Sahut Radith.
"Jangan sampai Tante mu tahu masalah ini. Dia pasti tak kan setuju tentang hal ini."
Ucap Brian lagi terdengar dari ponsel nya Radith.
Pemuda tampan itu tampak meraup wajah nya dengan kasar. Ia meratapi nasib nya yang selalu jadi tempat berkumpul nya masalah keluarga Brian yang tak ada habis nya.
"Iya om !"
Hanya jawaban singkat yang ia berikan pada Brian, sebelum pria tua yang otoriter dan arogan itu menutup pembicaraan mereka via ponsel.
Hhhhhhhh.... !!!!
Radith menarik nafas panjang. Beberapa bulan ini, hidup nya agak sedikit damai tanpa ada permasalahan yang di timbulkan Varent ataupun Acha. Kali ini, Masalah baru malah muncul dengan penyelesaian yang paling buruk di berikan Brian kepada nya.
Wajah nya seketika berubah murung. Apapun yang ia katakan pada Varent, pasti tak kan di dengar. Varent terlihat bucin berat dengan Ayu. Dia terlihat sangat mencintai dan menyayangi Ayu.
"Dia pasti tak akan mau mengikuti perintah papa nya !" Kata Radith meyakinkan kan hati nya.
"Radith, dimana kamu ?"
Mendadak sebuah chat dari Acha masuk ke dalam ponsel nya.
"Aku di studio !"
Radith membalas chat dari Acha cepat.
"Ketemuan yuk, aku mau curhat."
"Dimana ?"
"Di tempat biasa."
"Oke, kapan ?"
"Sekarang !"
"Oke, tunggu aku disitu."
Radith segera menutup ponsel nya dan menaruh nya dalam saku celana jeans nya. Ia pun buru-buru keluar studio menuju sebuah bar yang biasa mereka jadikan tempat pertemuan.
BAR TRIPLE X.
Dalam bar itu, Acha tampak sedang mabuk berat. Semenjak kehilangan Varent, ia sering kali datang ke Bar itu untuk menikmati minuman ber alkohol yang selama ini tak ia sukai. Acha yang frustasi berat, berubah menjadi seorang alkoholik.
Acha yang seorang introvert, lebih sering menikmati kesendirian nya dengan minuman keras. Hanya Radith satu-satu nya orang yang siap sedia menemani nya dan menjadi tempat nya berkeluh kesah.
"Acha, kamu mabuk lagi !"
Hardik Radith yang segera merebut gelas minuman ber alkohol itu dari tangan Acha.
Sorot mata Acha yang sendu berubah ceria melihat kehadiran Radith di depan mata nya.
"Hei, kamu sudah datang teman !"
Ucap Acha dengan nada setengah mabuk.
"Ayo kita minum bareng. Temani aku dith !"
Ajak Acha menyodorkan botol minuman pada Radith yang menepis kan nya pelan.
"Kamu sudah mabuk Acha."
"Aku belum mabuk Radith. Ayo kita minum bareng."
Ajak nya lagi dengan tangan bergetar mencoba meraih gelas minuman nya yang di taruh Radith sedikit jauh.
"Hentikan Acha. Kamu sudah terlalu banyak minum. "
Radith menahan tangan Acha, melarang nya untuk terus minum.
Acha yang sudah sangat mabuk tampak marah dan kesal. Ia mencoba berdiri dari duduk nya. Tubuh nya yang nampak sempoyongan berjalan tertatih-tatih mendekati Radith.
"Kamu, kamu jangan sok jaim. Aku tahu kamu juga suka minum kan ?"
Tuding Acha kesal.
Radith menarik nafas berat.
"Baik lah, aku akan minum. Aku akan habis kan semua minuman ini, agar kamu tak bisa minum lagi !"
Radith dengan emosi meraih botol minuman yang di tangan Acha dan menenggak minuman itu sampai habis tak bersisa.
Acha tertegun. Ia memandang takjub, saat Radith menghabiskan minuman itu dengan cepat.
"Hiks, kamu benar-benar peminum sejati. Kamu bisa meminum nya dengan sekali tegukan."
Acha terpukau kagum seraya bertepuk tangan melihat Radith yang cuma diam tak bersuara.
Hanya beberapa menit saja, reaksi alkohol mulai bekerja dalam tubuh Radith. Ia mulai merasa dunia berputar-putar. Pandangan mata nya perlahan mengabur, pendengaran nya pun mulai berkurang.
Ia mulai tak sadar kan diri. Sesaat, ia masih melihat Acha yang terkulai lemah duduk di samping nya. Samar-samar, ia masih mendengar beberapa orang membicarakan diri nya dan Acha yang tampak telah tak sadarkan diri karna pengaruh alkohol yang kuat dalam tubuh nya.
"Ah, dimana aku ?" Radith mengedipkan mata nya yang tampak silau oleh cahaya lampu.
Ia segera bangun dan sadarkan diri dari mabuk nya yang sejak tadi sore menyerang tubuh nya. Sejenak ia merasakan denyutan di kepala nya yang masih di pengaruhi oleh alkohol.
Radith memijat kepalanya, dan tanpa sengaja melirik ke arah sebelah nya. Ia sangat kaget melihat Acha yang terbaring tidur di samping nya di tutupi selimut tebal.
"Apa yang terjadi ?" Batin Radith seketika bertanya-tanya.
Ia meraba tubuh nya yang sudah tak mengenakan busana dengan wajah pucat pasi.
"Apa yang ku lakukan ?" Pikiran nya pun berkelana mengingat kejadian tadi sore.
Perlahan, bayangan samar-samar ia di papah pelayan Bar masuk ke dalam hotel bersama Acha terlintas di benak nya.
Mungkin para pelayan Bar itu menganggap bahwa mereka adalah pasangan, karna mereka sering terlihat berduaan di Bar itu.
Yang membuat Radith makin cemas dan takut adalah saat di dalam kamar, Acha tiba-tiba memeluk dan mencumbu nya erat. Acha menganggap Radith adalah Varent. Dan hal yang tak di ingin kan itu pun terjadi. Radith tanpa sadar, telah merenggut kesucian gadis itu.
"Ah, dasar sial. Dasar Radith bodoh !" Radith mengutuk diri nya sendiri.
Ia pun memukul-mukul kepalanya dengan kesal. Rasa sesal, marah dan kesal bercampur aduk dalam pikiran nya.
.
.
.
Bersambung