Muridku Suamiku

"Selamat tinggal sayangku, semoga kau bahagia dengan pilihan hidupmu"

🌹🌹🌹

Wulan pun berjalan kehalaman parkir sekolah. Ia melihat Gilang sudah menunggu nya dengan senyum lebar diwajah. Wulan hanya menarik nafas berat, ia baru saja meninggalkan seseorang yang sangat mencintainya. Mungkin saja suatu saat nanti Wulan akan menyesali. Entahlah, Wulan hanya berusaha ikhlas dan sabar menerima guratan nasib yang ditakdirkan untuknya.

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan sekolah. Selama perjalanan Wulan hanya diam, ia benar-benar tidak bersemangat. Sementara Gilang sedari tadi sibuk menolak panggilan telpon seseorang. Wulan tidak terlalu peduli.

"Dek kita makan dulu ya, mas lapar" ucap Gilang memecah kesunyian.

"Makan dirumah saja ya mas" Wulan merasa lelah dan letih.

"Jangan dirumah, mas mau makan di restoran Jepang, sudah lama mas tidak makan Sushi" Gilang memaksa, Wulan hanya bisa menarik nafas pelan. Ia berpikir Gilang orang nya pemaksa sama seperti Alex.

Aahhh...lagi-lagi ia mengingat Alex. Ia harus bisa melupakannya. Cerita mereka berdua sudah berakhir. Wulan harus belajar menerima Gilang sebagai calon suami nya dan melupakan Alex sekuat yang ia bisa.

Tak lama kemudian, mereka sampai di sebuah mall yang paling besar dikota itu. Loyal Mall (LM) adalah mall yang tidak pernah sepi. Mall tersebut memiliki tujuh lantai. Didalamnya terdapat berbagai macam toko barang-barang branded, restoran mewah dengan berbagai menu hidangan seluruh dunia, bioskop dengan film-film terbaru, arena ice skating, kolam renang dan arena bermain anak-anak. Mall yang tidak akan bisa Wulan masuki untuk orang dengan kondisi keuangan pas-pasan seperti dirinya.

Gilang mengajak Wulan naik kelantai tiga, suasana mall sudah ramai pengunjung. Dilantai tiga berjejer restoran-restoran terkenal yang menyajikan makanan dari berbagai belahan dunia. Dan pilihan Gilang jatuh pada restoran Jepang. Mereka pun masuk kedalam restoran itu.

Wulan melihat didalam lumayan ramai pengunjung dan ini pertama kali nya Wulan masuk kerestoran ini. Bahkan ini pertama kali nya Wulan masuk ke Loyal mall. Irene dulu ingin sekali mengajak nya ke mall ini tapi Wulan selalu menolak, ia benar-benar segan. Irene telah sering mentraktirnya jajan dan makan ketika sekolah dulu. Jasa Irene pun telah banyak pada Wulan dan ibu nya.

Mereka pun duduk didepan meja yang bersebelahan dengan dinding kaca restoran, menampilkan suasana mall yang terlihat jelas dari dalam. Pelayan pun tiba dan menyodorkan buku menu pada Wulan dan Gilang.

Wulan pusing melihat nama-nama menu didalam buku. Tidak semua yang ia pahami. Ada menu Sushi, Udon, Sashimi, Donburi, Yakitori, Karaage, dan Ramen. Menunya hanya berupa tulisan saja, tidak ada foto makanan nya. Wulan pun mencoba memilih dengan hati-hati.

Kalau Sushi Wulan tidak suka, ia pernah mencoba saat Irene membawakan makanan itu kerumahnya sebagai buah tangan dan ia pun muntah saat mencoba Sushi dengan toping ikan mentah. Sedangkan menu lain Wulan tidak tahu itu apa. Akhirnya Wulan memilih menu Ramen, kata Ramen sudah sering ia dengar dari dulu dari teman-teman sekolahnya. Wulan melihat ternyata menu Ramen banyak juga pilihannya. Ada Ramen Miso, Ramen Tsukemen, Ramen Seafood dan Ramen Shoyu. Pilihan Wulan jatuh pada Ramen Seafood. Hanya makanan itu yang ia tahu artinya, dalam pikiran Wulan makanan itu berupa mie dan makanan laut bisa udang, kerang, kepiting atau yang lainnya. Ia merasa sudah menjatuhkan pilihan yang tepat.

Sementara Gilang sudah selesai memesan dari tadi. Ia masih sibuk dengan handphone nya. Lagi-lagi Wulan pun tidak peduli. Wulan kemudian mengedarkan pandangannya kesekeliling restoran dan tanpa sengaja mata nya menangkap siluet beberapa pria yang menggunakan setelan jas formal. Disekeliling nya terlihat para pengunjung wanita tampak terpesona dan menatap tak berkedip para pria tersebut. Potongan mereka memang terlihat gagah dan tegap.

Didepan sana Wulan melihat dua orang pria yang berpakaian setelan jas lengkap dengan masker. Yang disebelah kanan menggunakan setelan jas warna maron gelap dan disebelah kiri menggunakan setelan jas warna abu tua. Dibelakang mereka terlihat segerombolan pria dengan setelan jas serba hitam mengikuti dengan khidmat.

Ia menajamkan pandangannya dan Wulan yakin jika pria yang mengenakan jas abu tua itu adalah Jack. Yang Wulan tahu Jack adalah sopir Alex. ia sudah beberapa kali melihat Jack dengan setelan jas dan masker, jadi ia tidak akan salah mengenali nya. Hati Wulan langsung berdebar kencang mengingat Alex.

Ia kemudian memperhatikan pria yang mengenakan jas maron gelap dan berjalan disebelah Jack. Pria itu sangat tinggi melebihi tinggi Jack dan ia yakin itu adalah Alex. Walaupun pria itu memakai masker tapi Wulan tahu itu adalah Alex, ia bisa melihat mata Alex yang teduh dan rahangnya yang kokoh.

Saat Alex dan rombongannya melewati samping restoran tempat Wulan duduk, tanpa disengaja tatapan mereka bertemu dan terkunci selama beberapa detik. Jantung Wulan semakin berdebar tak menentu, tiba-tiba tubuhnya meriang dan ia gemetar melihat mata Alex yang ia rindukan.

Semenjak Wulan memutuskan hubungan mereka, ia tak pernah bisa mengurangi rasa cintanya pada Alex. Semakin ia berusaha semakin Alex mengisi penuh hati nya.

Kemudian Alex mengalihkan tatapan nya dari Wulan, ia menatap lurus dan berjalan dengan langkah yang cepat kemudian menghilang dari pandangan Wulan.

Wulan terpaku, hati nya hancur dan terluka melihat Alex seolah-olah tak mengenali dirinya. Tanpa ia sadari setetes air matanya jatuh membasahi pipi.

Kenapa ia menangis, bukankah ini yang dia inginkan, Alex pergi dan menjauh dari hidupnya. Tapi mengapa rasa nya sangat sakit dan perih. Wulan menepuk-nepuk dada nya pelan. Ia merasa sesak. Wulan segera menghapus air matanya agar Gilang tidak melihat. Ia pun menatap dengan tatapan kosong jalan yang dilalui Alex tadi, begitu berat rasa nya cobaan yang harus Wulan hadapi.

"Tuhan kuatkan hamba" doa nya dalam hati.

Sementara Alex melangkah semakin cepat dengan hati yang tercabik-cabik. Ia menahan amarah saat melihat gadis yang ia cintai duduk bersama laki-laki lain. Alex sedang berada di Loyal Mall untuk urusan bisnis, ia ada janji temu dengan rekan bisnis nya dari korea selatan. Rekan bisnis nya meminta bertemu direstoran korea yang ada dilantai tiga Loyal Mall. Alex tidak menyangka ia akan melihat pemandangan yang menghancurkan hatinya.

Saat ia melihat Wulan tadi, hampir saja ia akan berlari kedalam restoran dan menggendong Wulan keluar dari sana. Ia ingin membawa gadis itu pergi menjauh dari siapapun yang akan memisahkan mereka. Tapi itu tidak mungkin ia lakukan, pasti Wulan akan membenci nya.

"Tuhan kuatkan hamba" doa nya dalam hati

Sementara di restoran Jepang, makanan pesanan Wulan dan Gilang pun sudah datang. Para pelayan meletakkan beberapa piring Sushi dengan toping dan saus yang berbeda-beda dan juga semangkuk mie dengan isian udang dan kerang didepan Wulan.

Tanpa banyak bicara keduanya segera menyantap hidangan yang tersedia. Wulan pun sedikit merasa senang, ternyata Ramen Seafood pesanannya sangat enak dan segar.

"Bagaimana rasanya sayang, enakkan ?" tanya Gilang

"Uhuk...uhuk...uhuk..." Wulan terbatuk-batuk kaget karna mendengarkan panggilan sayang untuknya. Gilang segera menepuk-nepuk punggung Wulan pelan dan memberinya air minum. Wulan merasa hidung nya sedikit perih, ia segera menghabiskan air minum yang disodorkan Gilang.

"Wahhh...sudah ada yang baru ya ?" terdengar suara seorang wanita yang berdiri didepan Wulan dan Gilang dengan mata yang melotot tajam.

Seketika wajah Gilang berubah pucat.

...****************...