NovelToon NovelToon
Baby Genius Tuan Muda Arogan

Baby Genius Tuan Muda Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:48.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

"Usir dia dari rumahku! Aku tidak ingin melihatnya ada di sini!"

"Tidak, jangan usir aku, aku mohon!"

Agatha menangis saat tangannya ditarik keras oleh dua orang bodyguard yang bekerja pada Louis Fernando, seorang pengusaha kaya yang berpengaruh di kotanya.

Agatha difitnah oleh mertuanya telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain teman dari Louis sendiri.

Setelah keluar dari kediaman suaminya, Agatha hidup terlunta-lunta di luar dengan keadaannya yang tengah berbadan dua. Hidupnya sangat miris tanpa ada keluarga yang mempedulikannya, pada dasarnya Agatha memang dibesarkan di panti asuhan, dia tidak pernah mengetahui siapa orang tua kandungnya.

Lima tahun kemudian, Agatha kembali dengan keadaan yang berbeda, dia memiliki dua anak kembar yang sangat pintar dan sangat menyayanginya.

Mungkinkah Agatha akan menyembunyikan identitas si kembar dari suaminya?

Atau mungkin dia akan kembali setelah si kembar mengetahui bahwa Louis adalah Ayah kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Suami Macam Apa

"Di mana alamat rumahmu?" tanya Louis ketika berada di persimpangan jalan.

Keberadaan mereka saat ini di jalan Kenanga, yang mengarah ke tempat tinggal Agatha.

Masih agak jauh dari rumahnya, Agatha meminta untuk diturunkan dari mobil, dia tidak ingin Louis mengantarkannya sampai di rumah kontrakannya.

"Aku turun di sini saja. Kamu nggak perlu mengantarkan sampai rumah," balas Agatha.

Louis menepikan mobilnya. Bukan untuk menurunkan Agatha di tempat itu, tapi ingin membuat wanita itu mengakui di mana tempat tinggalnya. Selama bekerja bersamanya, Agatha tidak pernah memberitahu di mana ia tinggal.

"Kenapa aku nggak boleh mengantarkanmu sampai rumah? Emangnya di rumahmu ada siapa?"

Pria itu menatapnya dalam-dalam dengan sorot matanya tajam.

Agatha tak nyaman, ia pun langsung memalingkan wajahnya tak mau bertatapan dengan Louis.

"Ya nggak ada siapa-siapa," balas Agata dengan nada juteknya.

Lama-lama berada dalam satu mobil dengan Luis membuatnya tak nyaman. Ia ingin segera turun dan pergi, tak peduli walaupun harus membelah derasnya air hujan untuk sampai di kontrakannya.

"Ini lagi hujan loh! Apa kamu mau hujan-hujanan? Terus kalau kamu flu bagaimana?"

Hujan saat itu memang lumayan lebat, awan pun menghitam tertutup oleh mendung.

Louis khawatir Agatha sakit setelah hujan-hujanan. Sangatlah tidak pantas jika ia membiarkan wanita itu keluar dari dalam mobilnya.

"Memangnya kenapa kalau aku flu, apa kamu peduli?" tanya Agatha.

Louis membuang ekspresi wajahnya yang menunjukkan kepeduliannya terhadap Agatha, ia tak ingin Agatha mengira dirinya sudah mulai mempedulikannya.

"Buat apa aku peduli sama orang keras kepala seperti kamu. Mendingan jelasin di mana alamat kamu, biar aku antarkan sampai rumah. Lagian Aku juga ingin tahu di mana letak tempat tinggal karyawanku."

Agatha mendelik, apapun alasannya ia tak akan memberitahu Louis di mana tempat tinggalnya.

Louis tidak boleh tahu dengan siapa ia tinggal, jika saja pria itu tau alamatnya, maka pria itu akan selalu menerornya.

"Apakah seorang bos berhak mengetahui di mana tempat  tinggal karyawannya? Tolong berhenti di sini saja, jangan sampai mengantarku ke rumah. Aku nggak enak sama tetangga yang ada di sekitar tempat tinggalku. Mereka bisa menjudgeku begitu buruk kalau tahu aku diantarkan oleh seorang laki-laki."

Louis mengerutkan keningnya, ia berpikir berarti penjelasan Agatha menang benar, ia tidak tinggal dengan siapapun.

Ia sedikit lega, dan tak menaruh kecurigaan lebih, tapi ia juga tak akan membiarkan Agatha bebas setelah lima tahun berpisah.

"Bukankah kau bilang menjelaskan pada tetanggamu tentang siapa aku. Bilang saja kalau aku ini suamimu. Tak bisa dipungkiri kalau kita pernah hidup bersama."

Louis begitu percaya diri seakan-akan dirinya tak pernah bersalah atas apa yang dikatakannya.

Entah terbuat dari apa hatinya hingga begitu bodohnya ia tidak bisa menilai mana yang salah dan mana yang benar. Selama lima tahun ini dia bungkam dan menganggap Agatha yang pantas untuk disalahkan.

"Iya, kau benar kita memang pernah hidup bersama di masa lalu, tapi aku harap, lupakan saja masa lalu dan lekas lah kau urus surat perceraiannya. Kalau kau ingin bebas dariku tentunya kau harus menandatangani surat itu. Setelah  resmi berpisah denganku kau bisa menikahi wanita manapun, tapi kalau aku masih belum kau ceraikan secara sah, kau bisa menikahi wanita  manapun tanpa seizinku, kau tidak akan bisa mem-poligamiku!"

Agatha memberikan ancaman pada Louis tentang hubungannya yang masih dibilang sah sebagai pasangan.

Agatha tidak mau terlihat bodoh dan selalu mengalah setelah apa yang dilakukan oleh suaminya.

"Siapa bilang nikah nggak cukup satu kali. Di luar sana masih banyak kok, cowok menikah lebih dari dua kali, dan mereka tak harus minta izin dulu sama istri tertuanya, memang apa salahnya?"

Benar-benar menguras emosi. Louis sengaja ingin memancing api amarahnya.

Selama ini pria itu sudah bahagia  tanpa dirinya, dan tak sadar dia sudah dibuang seperti sampah. Ia tak akan lagi diam melihat suaminya bebas bergonta-ganti pasangan, selama statusnya masih sah sebagai pasangannya.

"Pokoknya aku nggak akan izinkan kau menikah lagi. Jika kau nekat, aku tak segan-segan untuk melaporkanmu!"

Melihat gelagat Agatha yang aneh, Louis langsung menyimpulkan bahwa istrinya itu menaruh kecemburuan besar terhadap dirinya.

Louis semakin senang mengganggu Agatha yang mudah terpancing emosi karena ulahnya.

"Kenapa aku nggak boleh menikah lagi? Apa kamu cemburu?"

Seketika  wajah Agatha berubah merah jambu menahan rasa malu. Namun ia segera mengganti ekspresinya kembali datar.

"Cemburu? Apakah aku masih pantas untuk menceburui laki-laki sepertimu? Kalau aku cemburu, sudah kugampar itu perempuan yang sudah menggelayuti tanganmu di depan mata kepalaku. Jangan selalu berasumsi buruk mengenai diriku. Aku tidak cemburu, Aku hanya tidak ingin kau mengggantung hubungan kayak gini. Kau bilang  kita masih suami istri, tapi apakah kau pernah peduli padaku?"

Louis diam membiarkan Agatha mengoceh, tapi ia tak begitu menggubris ocehannya.

Ia menganggap ocehan Agatha seperti angin lalu yang berhembus kencang terus menghilang dan menyisakan kedamaian.

"Pernahkan kau mengira, selama ini aku jungkir balik sendirian untuk  menyambung hidup, apa kau pernah peduli padaku? Kau bahkan tidak pernah menafkahiku selama ini, dan lebih parahnya lagi kau sudah  tega mengusirku dari rumahmu. Apakah kau masih ingin dianggap sebagai suami yang baik? Tidak ada Suami yang tega mentelantarkan istrinya, terkecuali jika hatinya sudah mati!"

Agatha tak peduli kalaupun Louis marah karena dicacinya. Ia tidak akan pernah bisa tenang selama hidupnya masih digantung tidak jelas.

Agatha hanya kasihan pada nasib anak-anaknya yang menjadi gunjingan banyak orang.

"Kamu keluar dari rumah itu karena ulahmu sendiri. Kamu sudah menghianati pernikahan kita, kamu selingkuh dengan sahabatku sendiri. Kamu mesra-mesraan sama dia saat suamimu bekerja keras untuk bekal masa depan kita. Apakah perempuan seperti itu masih pantas untuk dipertahankan?"

Dengan kesal Agatha menjawabnya. "Kalau tidak mungkin untuk dipertahankan kenapa kamu tidak mau menandatangani surat cerai itu? Apa perlu aku sendiri yang harus mengurusnya untuk menceraikanmu?"

Perdebatan mereka terganggu saat handphone Agatha berdering.

Buru-buru Agatha melihat siapa yang sudah menghubunginya.

Bola matanya terbelalak lebar saat mendapati nama si kembar tengah menghubunginya.

Ia memang meninggalkan sebuah handphone untuk si kembar agar bisa menghubunginya jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan.

'Astaga bagaimana ini? Aku menjawab teleponnya nggak ya? Kalau aku menjawabnya, nanti dia bisa curiga, jika aku tidak menjawabnya, bisa-bisa mereka khawatir.'

Melihat gerakan aneh Agatha membuat Louis kembali menaruh kecurigaan.

Dia menatap handphone Agatha yang masih menyala diselingi oleh nada dering.

"Siapa yang menghubungimu? Kenapa kau tak lekas mengangkatnya. Lebih baik kau angkat, siapa tahu orang penting."

Agatha tak juga mengangkatnya, dia gelisah dengan wajahnya cemas.

Tiba-tiba saja Louis langsung menyahut handphone yang dipegang Agatha dan mengangkatnya.

"Halo mommy, mommy ada di mana?"

1
Sunarti Narti
lanjut
Yurniati
tetap update terus thorr
Yurniati
boleh juga kepercayaan diri nada tuan Lois, semangat terus
ardiana dili
lanjut
Nur Adam
lnju
Sunarti Narti
terlalu lama up
Erna Risky
bagus alur ceritanya
Erna Risky
wajahnya saja mereka mirip kok gak ngerasa sich lois , JD CEO kok bodoh banget ,punya duit punya asisten kok gak minta nyelidiki dulu klau penasaran. trs itu rahasia ibukny kok gak terbongkar2
nadira ST
noh dadimu masih hidup goblok lagi
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Yurniati
di hujat anak sendiri apa rasanya lois,sebagai bapak masih menyangkal itu anak sendir seorang pria dewasa,tak merasakan jiwa kebapak,an
Jengendah Aja Dech
❤️
ardiana dili
lanjut
Melia Gusnetty
cerita nya sm dgn yg d sebelah..cuma beda nama saja..dn anak nya kembar cewek cowok...
Al^Grizzly🐨: yang di fitnah ibu tirinya..dan kedapatan photo itu hasil editan.
total 1 replies
Hendro 212
louis tolol
Allisa Khorunnanda
Kecewa
Nadyne
jahat sekali si Louis.....
ih ih ih...... bakalan nyesel sampai ke ubun2 kalau tau si kembar anaknya dan Agatha ngak bersalah .
ardiana dili
lanjut
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Yurniati
apa yang akan terjadi selanjutnya dengan si kembar,,,,,🤭👍💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!