Mengejar Cinta MAS Ojol

Ajisaka Mahawira, seorang pengusaha sukses di bidang ekspor impor barang rumah tangga dari bahan plastik. Ia membangun pabrik plastik di kawasan industri. Dengan nama Ajisakaplas Grup. Terdiri dari 10 perusahaan dengan industri yang berbeda. Namun menggunakan bahan dasar yg sama.

Ajisakaplas menguasai berbagai bidang industri rumah tangga terbesar di negara ini. Bahkan ingin mengembangkan perusahaannya di luar negeri. Terutama negara berkembang di kawasan Asia tenggara.

Pernikahannya dengan Ayudia Paramita, seorang putri dari pejabat daerah. Menemaninya hingga sukses sampai saat ini. Ajisaka dan Ayudia mempunyai 2 orang putra dan satu orang putri.

Putra pertamanya adalah Arya Mahawira berusia 30 tahun, saat ini menjadi Dirut di perusahaan Ajisakaplas Grup. Sementara putra yg ke dua, mengembangkan usahanya di luar negeri, bernama Arga Mahawira berusia 26 tahun. keduanya telah menikah. Dan masing masing memiliki seorang putra dan putri. Tinggallah putri dari Ajisaka Mahawira yaitu Arshiela Paramita, berusia 22 tahun.

Kegembiraan selalu menyertai keluarga Ajisaka ini. Namun setelah papanya mempunyai kasus yg masih membekas di hati Ayudia dan Sheila. Membuat hari hari menjadi mencekam. Bahkan Ayudia pernah mengajukan untuk cerai. Namun putra pertamanya menolak. Dan sejak saat itu Sheila selalu kabur kaburan. Apalagi ketika mendengar, jika Sheila akan dijodohkan dengan relasi bisnisnya dari negeri Jiran

Arshiela yg mendengar ingin di jodohkan pun protes, kemudian pergi. Karena Arshiela sudah sangat benci terhadap papanya itu. Namun papanya tetap memaksa Arshiela hingga semua fasilitasnya dicabut. Sejak saat itu Sheila memilih hidup di luar. Dari sahabat maupun tempat lainnya.

Arshiela pun bertemu dengan Iwan yg menolongnya. hingga kini berada dihadapan papa Ajisaka.

plak...

" Anak tak tahu diuntung..!!" Teriak Ajisaka, sambil menampar putrinya. Kemudian kembali ingin menampar kembali.

" Papah...!"

Tamparan keras mengenai wajah Sheila, mama Ayu segera melerainya. Sehingga hanya sekali tamparan mengenai pipi mulus Arshiela.

Ajisaka kini menghadap ke arah Iwan yg bersama dengan Arshiela. Menatapnya dalam dalam. Sorot matanya memerah karena amarah.

" Sudah kau bawa kemana saya putriku!, beraninya kau menampakkan dirimu didepanku..hah..!"

Amarah Ajisaka semakin menjadi, sebab Iwan juga tidak mau kalah dengan Ajisaka.

" Apakah anda mengenal baik putri anda tuan?. Sehingga harus bertanya kepada saya tentang keberadaannya..!" Sahut Iwan, masih menatap tajam Ajisaka. Iwan tidak takut sama sekali.

" Kurang ajar!!, beraninya Kau..!" Teriak Ajisaka kembali penuh amarah. Kemudian mendatangi Iwan yg telah berani mengatainya demikian.

" Bahkan saya baru mengenal putri anda, yang akan mati dipinggir jalan. Tapi ternyata orang tuanya pun tak memperdulikannya.." Ucap Iwan kembali, membuat langkah Ajisaka menghentikan langkahnya.

" Apa maksudmu..!!" Sahut Ajisaka.

" Lebih baik tanyakan kepada putri anda tuan!. Saya hanya mengantar raganya, tapi tidak dengan hatinya, Sebelum orang tuanya tidak mengenali sama sekali di kemudian hari!. Permisi..!"

Deg.....

Iwan kemudian mundur perlahan dan menjauhi permasalahan keluarga Ajisaka. Kemudian berbalik dan melangkah pergi keluar gerbang.

Iwan ingat kembali dengan kakaknya, ketika mengalami sakit dahulu. Yang justru enggan mengatakan kepada ayah dan ibu. Sebab, ayah ibu tidak bersama di perantauan.

Ketika itu, orang tuanya lebih sibuk bekerja di ladang untuk memenuhi kebutuhannya sehari hari. Iwan tidak menyalahkannya. Karena memang keluarga miskin tidak boleh mengeluh.

Ajisaka tertegun sejenak dengan perkataan Iwan ini. Dan menimang perkataan Iwan. Untuk mengenali lebih dulu putrinya. Sebelum tidak mengenalinya di kemudian hari. Namun perkataan itu tidak mudah di cerna oleh seorang Ajisaka yg masih di penuhi amarah. Ajisaka membuntutinya, dan mengepalkan tangannya.

" Kurang ajar kau..!"

Bugghhh....!

Achhhh....!!

Iwan berhenti sejenak, mendengar teriakan itu. Namun tubuhnya telah dipeluk dari belakang. Dan suara pukulan terasa di punggungnya. Namun bukan miliknya.

" Sheila..!!

" Papah..!!

Tubuh Ajisaka gemetar hebat, karena pukulan yg diarahkan ke Iwan mengenai putrinya. Sheila memeluk Iwan dari belakang untuk menangkis pukulan papanya. Beruntung putrinya langsung ditangkap oleh Iwan yg menyadarinya. Sheila pingsan seketika.

Mama Ayu menangis tersedu dan mengabaikan suaminya yg kini terduduk lemas. Iwan diminta mama Ayu membawa Sheila masuk kedalam rumahnya. Dan Iwan membopongnya.

" Sheila!, bangun nak..!" Tangis mama Ayu sambil mengusap kepala Sheila. Kemudian menatap Iwan yg menghela nafas panjang.

" Maaf nak..!" Ucap mama Ayu lirih. Kemudian berusaha membangunkan Sheila kembali. Akibat pukulan papanya mengenai punggung Sheila.

Dengan kondisi Sheila yg masih lemah, karena terserempet motor, dan mengakibatkan luka. Serta karena seharian belum makan. Membuat Sheila mudah pingsan.

" Harusnya Sheila dibawa kerumah sakit. Tadi saya temui tergeletak dipinggir jalan. Dan seharian belum makan.." Ucap Iwan perlahan. Membuat mama Ayu terkejut. Kemudian memanggil sopir pribadinya untuk membawa Sheila ke rumah sakit.

" Kamu ikut nak.." Ucap mama Ayu kepada Iwan. Dan Iwan mengangguk. Namun Iwan akan tetap menggunakan motornya.

Iwan melewati Ajisaka yg masih berdiam diri di tempat. Kemudian pergi meninggalkan rumah elit tersebut. Iwan mengikuti mobil mama Ayu dan Sheila yg menuju rumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit, mama Ayu menangis tersedu. Karena ternyata Sheila mengalami luka memar di lengan dan perutnya akibat kecelakaan. Dan menurut pemeriksaan dokter, Sheila harus dirawat beberapa hari dirumah sakit ini. Terlebih setelah kena pukul papanya.

Arya Mahawira pun datang menemui mamanya yg masih menangis sesenggukan.

" Apa yang terjadi mah..?" Tanya Arya kepada mama Ayu.

Kemudian mama Ayu pun bercerita tentang kejadian yg di alami oleh Sheila malam ini. Dan bantuan dari tukang ojol Iwan lah Sheila bisa sampai ke rumah. Sejenak Arya tertegun dengan cerita mama Ayu. Sebab, Sheila membela Iwan dan mengorbankan dirinya. Kemudian Arya menatap Iwan secara intens.

" Sudah berapa lama kau mengenal adikku?" Ucap Arya kepada Iwan, namun kini Iwan justru menatap mata Arya. Mata yg teduh seperti ibunya.

" Semalam mungkin.." Sahut Iwan, kemudian menunduk.

" Kau bawa kemana..?" Tanya Arya kembali.

Iwan menghela nafas panjang. Ingin menceritakan dari awal pun percuma. Karena kemungkinan orang akan berfikir negatif tentang Sheila dan dirinya.

" Lebih baik tanyakan kepada adik anda.." Sahut Iwan.

Iwan menjaga perasaan Sheila yg mungkin tertekan oleh sikap papanya. Namun Iwan juga menjaga prasangka buruk orang terhadap dirinya. Arya diam, karena tidak mendapatkan jawaban dari Iwan.

" Saya hanya berusaha menolong. Jika itu dianggap pertolongan. Namun jika tidak dianggap pun, saya tidak mengenal anda.." Celetuk Iwan, mengabaikan semua yg telah terjadi. Mengabaikan perasaannya sendiri. Mengabaikan pelukan hangat dari Sheila.

" Siapa nama anda..?" Ucap Arya sambil mengulurkan tangannya. Iwan pun mengulurkan tangan berjabat tangan.

" Iwan Sulistyo.." Sahut Iwan, kemudian melepas tangan Arya.

" Saya Arya, kakak pertama Sheila.."

Arya memperkenalkan diri sebagai kakak dari Sheila. Sejenak Arya tertegun dengan wajah tampan dan tampilan Iwan. Sebab saat ini masih menggunakan seragam ojol sarung tangan cirikhas ojol.

Arya menebak, jika Iwan adalah kekasih dari Sheila. Dari sorot mata Iwan yg seakan enggan meninggalkan Sheila di rumah sakit ini. Namun Arya tidak mau berfikir jauh tentang hal itu. Sebab kondisi Sheila yg masih pingsan dan belum sadar kembali.

" Bisa bertukar nomor ponsel anda..?" Tanya Arya kepada Iwan. Dan Iwan pun bertukar nomor ponselnya dengan Arya. Sebab Arya hanya ingin memastikan. Jika kedepannya ada masalah dengan Sheila maka akan minta bantuan Iwan.

" Baiklah, kalau begitu saya permisi.." Ucap Iwan pamit kepada Arya dan juga mama Ayu.

" Terima kasih.." Ucap mama Ayu, yg tampak masih menangis sedih. Apalagi mengenai putrinya itu.

Iwan pun berlalu meninggalkan rumah sakit. Kemudian pulang ke kontrakan.

...****************...