Laura Charita tidak tau kalo laki laki mabok yang akan melecehkannya adalah bos di tempat dia baru diterima kerja.
Laura bahkan senpat memukul aset laki laki itu walau agak meleset dan menghantamkan vas bunga ke kepalanya hingga dia pingsan.
Ini cerita Erland Alexander, ya, anak dari Rihana dan Alexander Monoarfa. Juga ada cucu cucu Airlangga Wisesa lainnya
Semoga suka....♡♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setelah Meeting
"Laura, maaf, ya." Suara Kak Julia terdengar sangat merasa bersalah.
"Ngga apa, kak. Santai aja lagi." Laura berusaha memperdengarkan suara tenangnya. Padahal saat ini jantungnya sudah berdebaran ngga menentu. Dia sudah melewatkan waktu dua puluh menit sejak mendapatkan pesan Erland Alexander.
Masih ada sepuluh menit lagi waktu break makan siang selesai.
Tadi Laura sudah mampir ke bagian unit kesehatan, meminta perban, alkohol dan betadine. Dia datang tidak dengan tangan kosong.
"Makasih banget, ya. Kalo kamu ngga datang, badan kita pasti akan remuk ngerjain presentasi buat dua hari," kekehnya kesal.
Laura juga ikut terkekeh.
"Bos bos kamu ngga marah?" Suara Kak Julia terdengar khawatir.
"Paling bentar aja marahnya," ringisnya.
"Baek baek di sana. Kalo ngga betah balek ke sini lagi aja. Ngga usah pikirin Maura."
"Siap, kak."
TING.
"Kamu di lift?"
"Iya, kak. Nih, mau ketemu bos."
"Oke, deh. Kakak do'a in kamu sukses di sana."
"Makasih, kak. Kak,aku tutup dulu, ya." Laura sudah melangkah dengan lebih cepat saat pintu lift terbuka.
"Oke, oke, adik cantik."
Laura pun terus menggenggam ponselnya yang sambungan telponnya sudah diputus Kak Julia. Jantungnya makin bergemuruh ketika mendekati ruang bosnya.
TOK TOK TOK
Laura menghirup nafas sebanyak banyaknya karena dia tau di dalam ruangan nanti jumlah pasokan oksigen pasti terbatas.
Dengan perlahan Laura membuka pintu ruangan bosnya.
Lak laki itu ngga mempedulikan kehadirannya. Masih sibuk dengan layar laptopnya.
Laura sedikit lega.
"Em... Tuan muda, jadi diganti perbannya?" tanyanya sambil meletakkan totte bagnya ke atas meja.
"Hemm..."
Laura tanpa sadar memijat kepalanya.
"Emm.... Maaf, saya ke dekat kursi anda," ucapnya canggung sambil melangkah pelan.
Laura masih berdiri bingung di belakang punggung laki laki yang masih saja sibuk dengan layar laptopnya .
SREK
Dengan tiba tiba Erland memutar kursi dan menghadap ke arahnya. Kepala laki laki itu tengadah dengan sinar mata tajamnya yang menukik ke dalam pupil mata Laura.
Jantung Laura berdetak keras. Kharisma laki laki ini sangat kuat
"Hei....." Erland melambaikan tangannya saat melihat sekretarisnya mematung menatapnya.
"Emm..." Wajah Laura merona ketangkap basah
PLUK
Ngga sengaja dia menjatuhkan tote bagnya. Cepat dia berjongkok untuk mengambilnya.
Ternyata Erland juga ikut berjongkok dan bermaksud mengambil tote bag itu juga
DEG DEG
Tangan keduanya bersentuhan.
Mata mereka kembali bersitatap.
Bohong kalo Laura ngga merasakan desiran aneh di dalam hatinya.
Laki laki mesum tapi sangat tampan itu segera melepaskan tote bag yang membuat tangan mereka bersentuhan. Dia segera berdiri dan kembali duduk di kursinya.
Laura perlahan berdiri. Baru kali ini dia menatap lagi wajah laki laki itu secara dekat. Wajarlah kalo Maura bisa seeffort itu untuk mencari perhatiannya.
Dia sangat tampan. Tampan angkuh tapi ngga ngebosenin untuk dipandang.
Hampir saja Laura memukul kepalanya . Otaknya sudah gila.
Tapi Laura ngga akan mau memberikan ruang untuk laki laki ini di hatinya. Dia mesum, suka open BO. Pasti dirinya akan merasa sengsara seumur hidup jika punya perasaan suka padanya.
Dengan agak salah tingkah Laura berdiri dan mulai mendekat.
Laki laki itu menatap tajam sambil tengadah ke arahnya.
Tanpa kata Laura membasahi perban di kening Erland dengab alkohol.
Laura bernafas dengan sangat hati hati karena jarak mereka yang sangat dekat. Bahkan laki laki mesum ini terus saja menatapnya dengan tatapan yang sulit dia artikan.
Ngga lama kemudian selesai juga tugasnya. Laura ingin cepat cepat keluar dari ruangan ini karena stok oksigennya sudah menipis.
"Thank's," ucap Erland ketika gadis itu sudah menyelesaikan tugasnya.
Laura hanya menganggukkan kepalanya.
"Saya permisi." Tanpa melihat atau pun menunggu jawaban Erland, Laura bergegas pergi meninggalkan ruangan yang sudah membuat dadanya mulai sesak.
Begitu sampai di luar ruangan, Laura mengambil lagi nafas sebanyak banyaknya untuk mengisi paru parunya.
Kenapa aku jadi seperti ini?
Laura memegang dadanya dengan kedua tangannya. Masih terasa keras sekali debarannya.
Semoga dia ngga dengar.
*
*
*
Erland tersenyum melihat punggung yang bergerak cepat menjauh.
Begitu pintu ruangan tertutup, Erland mencium punggung tangannya yang tadi bersentuhan dengan tangan Laura sambil memejamkan matanya. Seakan sedang menghirup aroma gadis itu.
Kemudian dengan mata yang masih terpejam, Laura memegang perban di kepalanya.
Baru kali ini Erland mabok kepayang dengan seorang perempuan. Bodohnya lagi dia ngga bisa mengatakannya secara baik baik selain memberikan banyak perintah dan bersikap dingin padanya agar Laura bisa terus di dekatnya.
Erland kembali menyibukkan diri setelah menghembuskan nafas panjang.
Satu jam kemudian, pintu ruangannya terbuka, pengawal kepercayaannya yang dimintanya mencari perempuan di club datang menghadapnya. Walaupun sudah terlambat, Erland tetap masih membutuh banyak informasi tentang Laura.
"Ini Bos." Laki laki yang masih muda dengan rambut cepak itu mengulurkan semua bukti yang sudah dia dapatkan.
Erland langsung membuka amplopnya.
Isinya membuat dia takjub.
Pengawalnya memang selalu bisa dia andalkan.
Kedua sudut bibirnya tertarik ketika melihat foto foto perempuan yang sudah membuat dia terluka berat.
"Namanya Laura Charita, cucu dari Arif Risnanda, pemilik Kejora Desain. Tapi sampai sekarang saya belum tau siapa papanya, bos. Tapi nanti saya akan menyelidikinya lagi."
"Ya." Ingatan Erland akan perenpuan yang sempat menarik perhatiannya di parkiran restoran, tempat dia makan bersama mami dan papinya muncul lagi.
Ternyata itu dia, senyum Erland sangat tipis. Hatinya sudah menuntun matanya tanpa dia sadari.
Foto foto.itu menampilkan seluruh keluarga inti Laura di parkiran restoran dan di waktu yang sama dengan keberadaannya di sana.
"Em... saya rasa ruan muda sudah tau, dia bekerja jadi sekretaris ruan muda sekarang." Pengawal itu sedikit tersenyum.
"Ya, ternyata kamu sudah tau, ya, Zul."
Pengawal itu tersenyum penuh makna.
"Kerjaan kamu ngga pernah mengecewakan. Sekarang berliburlah."
"Tapi saya belum tau siapa papanya, bos."
Kening Erland mengernyit. Dari tadi dia i gin bertanya, tapi perhatiannya teralihkan pada sosok Laura yang ada di foto.
"Papanya tidak bersamanya?"
Zul menggelengkan kepalanya.
"Oooh... Sejak kapan?"
"Infonya nona Laura belum pernah bertemu papanya sama sekali."
"Ooohh...." Erland manggut manggut.
"Kamu bisa lakukan setelah berlibur."
"Siap, bos."
Pantasan kamu membela tim kejora desain tanpa peduli kemarahan Nathalia, batin Erland geli.
Ternyata kamu salah satu pewarisnya.
terima semua konsekwensinya Melda, karena semua musibah berawal darimu, semua kejadian perkosaan yang dialami mu tidak membuat mu sadar dan malah membuat mu lupa diri, akhirnya terbongkar semua rahasia mu.
gimana gk langsung anfal kek, orang kebusukannya dan melda udh terbongkar bahkan melda udah dicerai suaminya. seandainya kakek jg tau rahasia itu apakah beliau jg akan serangan jantung y...
jngn sampai kakeknya meninggal dulu kalau laura dn alisa blm menikah... biar ngeliat dulu kebahagiaan cucunya.
bagaskara mudah2an dapat jodoh yg baik. bahagia selalu...
Pengen tau reaksi si Maura saat dia tau kalo dia hanya anak yg tak diketahui siapa bapak nya...saking banyaknya yang make emaknya... mana bikin nya di Club murahan pula...😅😅😅