Raina Grittella 2

"Malam itu aku di jebak sama Vano. Kamu tahu sendiri kalau Vano suka sama kamu. Apapun akan dia lakukan buat dapetin kamu. Apa yang kamu lihat divideo dan juga saat kamu dateng itu nggak bener, Rain. Kalau nggak percaya tanya aja sama David!"

Rain masih terngiang-ngiang dengan ucapan Bara tadi saat di kafe. Entah harus percaya atau tidak tapi hasil tes DNA memang menunjukkan bahwa anak yang dikandung Manda bukan anak Bara.

Rain memang dengar jika Manda sedang hamil dari Rean dan membuat hati Rain semakin sakit. Apalagi jika ingat video yang dikirim oleh nomor tak dikenal. Video dimana Manda sedang berhubungan dengan seorang laki-laki. Itu mirip dengan Bara.

"Video itu editan. Aku berani bersumpah kalau aku nggak pernah lakuin itu sama siapapun!"

Rain bersikap tenang tapi sambil memperhatikan mimik wajah Bara yang terlihat frustasi. Sekarang apa yang harus dia lakukan?

Dia sudah jauh pergi! Berkat rasa sakit itu Rain bisa meraih impiannya dan berubah drastis. Rain nggak mungkin percaya begitu saja. Apapun bisa Bara lakukan dengan uang kan? Rain yakin pasti Bara hanya memanipulasi semuanya. Jadi Rain akan cari tahu sendiri tentang kejadian dua tahun yang lalu.

Tentang Manda mantan Bara, cinta pertama Bara. Kata orang cintanya seorang laki-laki itu sudah habis dimasa lalunya terlebih cinta pertama. Selebihnya dia hanya melanjutkan hidup bersama wanita seadanya. Jadi Rain nggak salah dong kalau berpikir Bara masih mencintai si Manda itu.

Nama panjangnya Suda Manda. Gadis keturunan Chinese itu selalu membuat Rain merasa insecure. Paras yang ayu dan tentu menarik pandangan lelaki mana saja. Siapa sih yang nggak naksir sama Manda. Apalagi dia model sementara Rain?

Namun, sejak kejadian itu mengubah pandangan Rain jika tak perlu iri terhadap orang lain. Jadi diri sendiri itu lebih nyaman. Orang kalau memang mencintai kita maka akan terima kita apa adanya dan tidak menuntut menjadi orang lain.

"Sialan!" Rain menggaruk kepalanya yang gatal dan membuat rambut Rain berantakan.

Kerjaan jadi kacau karena Bara. Semua ucapan laki-laki itu terus berputar dikepala Rain.

Tok

Tok

Tok

"Masuk," kata Rain.

Wajah Maila muncul dari balik pintu. Senyum tanpa rasa bersalah itu dia tampilkan dengan bangganya. Ya kan memang Maila nggak bersalah, Bara saja yang memanfaatkan Maila.

"Rain, maaf ya sumpah gue nggak tahu kalau dia kirim pesan kek gitu. Habis chatt langsung dia hapus," jelas Maila.

Rain hanya melirik sekilas dan kembali merapikan nota-nota penjualan. Seperti biasa Rain bersikap tenang seolah tidak terjadi apapun dan kemarahannya tadi hilang.

"Rain, lo tahu sendiri kan kalau di depan cogan tuh gue suka khilaf sama pesonanya, tapi lo tenang aja gue nggak ngapa-ngapain sama dia."

Maila merasa bersalah karena telah meminjamkan ponselnya kepada Bara dan membuat Rain sangat marah. Meski Maila tidak tahu kenapa Rain sangat tidak suka dengan Bara dan selalu menghindar. Maila sebenarnya ingin bertanya masalah mereka tapi Maila tidak mau dianggap ikut campur urusan orang lain meski Rain adalah sahabatnya tetap ada batasan privasi. Maila juga tidak mau memaksa Rain untuk cerita.

Sekarang tugas Maila membujuk Rain agar tidak marah padanya dan bersumpah mau nonjok wajah Bara kalau ketemu besok. Gara-gara dia kan Rain jadi marah.

"Tadi kan mobil mogok gue jalan dong dari lampu merah dekat kampus. Pas pertengahan jalan gue lihat Bara terus dia melambaikan tangannya. Ya gue samperin lah. Terus dia bilang ponselnya mati mau hubungi kamu bingung akhirnya dia minjem ponsel gue, Rain."

"Syaratnya ya suruh anterin gue ke kampus! Terus ...."

Maila menceritakan semua kejadian tadi pagi. Rain yang duduk di kursinya itu tetap sibuk dengan pekerjaannya. Ya sambil dengerin semua cerita Maila sampai gadis itu berhenti.

"Udah?" tanya Rain setelah Maila diam.

Maila mengangguk antusias. Rain menyodorkan botol mineral yang masih utuh kepada Maila. Dengan senang hati dia menerimanya dan meneguk sampai habis karena haus sehabis cerita panjang lebar. Reaksi Rain datar saja bikin Maila kesal. Namanya juga Rain, kapan dia nggak bakal datar gitu. Untungnya Maila sudah terbiasa meski Rain sambil kerja atau melakukan sesuatu ketika dia curhat, Rain mendengar dengan baik. Coba kalau Maila yang begitu, sudah ngeblank pasti.

Jadi siapa yang nggak suka sama Rain? Kalau bukan orang iri. Padahal kalau udah kenal orangnya super asyik, tapi harus banyak istighfar kalau lewat chatt.

Kalau Rain cowok sudah pasti Maila kejar karena Maila suka modelan cowok ya mirip-mirip Rain ini. Bara sih masuk kategori karena sama persis sifatnya kayak Rain. Sayang Rain ini cewek. Ya ganteng ya cantik. Diborong sama dia.

"Kalau lo nggak mau balikan sama Bara buat gue aja, Rain!" ucap Maila sambil tersenyum polos.

Rain yang sedang sibuk mengetik hanya melirik tajam sahabatnya itu. Meski hatinya belum luluh kembali untuk Bara tetap aja nggak rela kalau Bara sama Maila.

"Ya kali gue harus lihat lo berduaan sama dia! Sementara gue selalu jauhin dia. Kayak nggak ada cowok lain aja!" ucap Rain ketus.

Maila tertawa, ekspresi Rain ini lucu sekali. Tanpa sadar Rain menunjukkan kalau dia cemburu. Cuma Maila nggak berani godain dia karena lagi mode serius. Takut ditelan hidup-hidup sama Rain.

"Tadi gue juga dilabrak sama Monas Jakarta!"

Mendengar nama orang yang selalu membuat Rain kesal, gadis tomboy itu langsung menghentikan pekerjaannya.

"Kenapa?" Rain mulai tertarik dengan cerita Maila.

"Soal Bara nganterin gue. Katanya dia gebetan si Monas. Ngadi-ngadi aja tuh orang," kata Maila dengan penuh kebencian.

Siapa sih yang nggak kesel sama Monas Jakarta itu. Gara-gara dia Rain dan Maila jadi jelek dimata para mahasiswa. Sebab mereka mengira jika Rain dan Maila ini nggak normal.

Berita itu akhirnya menghilang begitu saja setelah Maila memposting foto kekasihnya yang sedang kuliah diluar negeri. Apalagi kemarin banyak yang melihat Bara dan mendengar Bara memanggil Rain dengan sebutan sayang.

Beberapa dari mereka yang pernah mengatakan hal yang menyakitkan pun menjadi malu. Kemakan omongan Mona jadinya rugi sendiri. Rain dan Maila bersikap biasa saja. Toh mereka juga nggak peduli, kalau Rain tidak mengajarkan kepada Maila sikap cuek mungkin gadis itu udah tantrum dari kemarin-kemarin karena selalu dengar omongan nggak enak dari beberapa mahasiswa.

"Biarin aja dia deketin Bara. Kalau bisa dapetin hatinya gue kasih penghargaan," kata Rain santai.

Yakin kalau Bara nggak akan bisa diluluhkan dengan mudah. Kalau nggak cinta mati sama Rain nggak mungkin dia nyari Rain dan bertekuk lutut dihadapannya. Bahkan udah di cuekin berkali-kali tetep nekat deketin biar Rain percaya.

"Eh terus gimana? Tadi di kafe?"

Rain menutup laptopnya dan merapikan nota jual beli itu. Menghela napas lelah karena peliknya kehidupan.

Demi masa depan dia nggak boleh ngeluh. Biar othornya aja yang ngeluh tentang permasalahan kehidupan.

"Ya gitu lah, gue lagi males bahas dia. Mending kita cabut aja cari makan malam!"

Hari sudah hampir menjelang malam dan Rain memilih untuk segera pulang. Membawa setumpuk pekerjaan ke rumah untuk di selesaikan. Maila pun membantu Rain membawa beberapa barang dan memasukkannya ke mobil.

Rain punya mobil dari hasil jerih payahnya sendiri. Mobil sport keluaran terbaru dan belum pernah dia bawa ke kampus. Selain bengkel Rain juga punya usaha lainnya yang orang lain tidak tahu. Low profil itu lebih enak dan membiarkan orang lain memandang salah Rain tanpa perlu Rain susah-susah klarifikasi karena suatu hari nanti mereka akan tahu dan malu sendiri.

Contoh hal tentang Maila dan Rain yang disangka belok nyatanya yang menghujat dulu malu dan diam seribu kata. Malah selalu menghindar kalau berpapasan dengan mereka.

"Kita mau makan apa?" tanya Maila.

Namun, Rain tidak menjawabnya karena fokus pada layar ponsel. Entah sedang membaca pesan dari siapa karena nampak serius.

"Ck, sialan!" umpat Rain sambil memukul stir yang tak berdosa itu.

"Napa lo?"

Raut wajah Rain terlihat kesal, bahkan pertanyaan Maila saja diabaikan dan memilih melajukan mobilnya. Masih seperti biasa Rain selalu misterius dan tidak pernah bercerita tentang apapun masalah yang dia alami. Meski begitu Maila tetap tidak merasa sakit hati karena paham kalau Rain akan cerita jika semua masalah beres.

Bersambung ....

selamat membaca... semoga suka yaaa

jangan lupa like dan komen ya.

Follow tiktok Ala yuk: Alaishkarenina.