NovelToon NovelToon
THEY ARE GEMSTONES

THEY ARE GEMSTONES

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:424
Nilai: 5
Nama Author: Putri Yais

Keluarga Haven bukanlah keluarga sembarangan. Haven merupakan suami dari perempuan bernama Amber. Mereka memiliki kemampuan supranatural yang sangat tinggi. Mereka memiliki tiga orang putra, dan dua orang putri. Mereka adalah pemilik mata dewa. Ambisi mereka sangat besar untuk menguasai dunia. Sebelum mata dewa itu terbuka, sampai kapanpun mereka tidak akan mencapai tujuan besarnya itu.

Mata dewa hanya bisa dibuka dengan lima batu permata yang memiliki kekuatan sangat dahsyat.

Tidak ada yang tahu jika kelima batu permata itu ternyata berubah menjadi lima gadis cantik dimana mereka akan menjalani aktivitas layaknya manusia biasa, hanya saja ketika dalam keadaan darurat maka kekuatan besar yang tersimpan dalam diri mereka akan muncul.

Kelima gadis cantik itu tinggal di sebuah tempat bernama "Home Blue" dimana pemilik tempat itu adalah seorang perempuan bernama Lin.

Yuk! ikuti perjalanan serunya dalam karya baruku ini. Jangan lupa mampir, like, dan komen. Terima kasih...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Yais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENAKLUKKAN KEMBALI SILUMAN HARIMAU

Rose pergi ke halaman belakang. Saat dilihat benar saja tanaman baru itu lebih cantik dari yang sebelumnya. Dia merasa sangat senang. Setelah Shapire turun, dia pergi untuk berterima kasih sekaligus meminta maaf padanya karena sudah merusak lukisan miliknya. Lin sangat senang akhirnya mereka bisa berbaikan kembali. Rose membawa Lin untuk melihatnya.

"Bagaimana menurut Bunda?"

"Tanaman ini jauh lebih cantik, Nak."

Lin melihat tanaman itu tumbuh di pot yang sama. Kelihatannya tanaman itu juga tertanam di sana, bukan tanaman yang dibeli jadi. Walau begitu Lin ikutan senang melihatnya.

Saat sedang makan malam, pelayan datang memberitahu Lin jika ada seorang pria yang tidak di kenal berkunjung ke rumahnya. Pria itu menunggunya di luar. Lin di temani Feride pergi untuk menemuinya.

"Maaf, kau mencari siapa?" tanya Lin.

"Aku dari negeri sebrang, Nyonya. Aku sedang mencari temanku. Tapi persediaan bekalku sudah habis. Bisakah kau memberiku sedikit makanan?"

Tanpa curiga sedikitpun, Lin membawa pria itu masuk. Dia meminta pelayan untuk membawakan beberapa makanan.

"Siapa yang datang Nyonya Fe?" tanya Ruby.

"Orang tidak dikenal. Dia datang untuk meminta makanan karena bekalnya sudah habis."

"Apa maksudmu dia seorang pengemis?"

"Ya, mungkin saja. Dia yang bilang seperti itu."

Lin menjamu pria itu di ruang tengah. Saat sedang menunggu makanannya, pria itu melihat ada yang aneh dengan dua harimau pajangan di ruangan itu. Tiba-tiba ponsel Lin berdering. Dia pergi untuk menjawab teleponnya. Saat sendirian, pria itu mencoba mendekati dua harimau dan terus memperhatikannya. Saat akan dipegang, kelima gadis datang mengejutkan pria itu.

"Jangan menyentuhnya!" ucap Berlian.

"Siapa kalian?" tanya pria itu.

"Seharusnya kami yang bertanya kau siapa? Aneh sekali datang malam-malam seperti ini ke tempat kami," timbal Ruby.

"Kenapa aku tidak boleh menyentuh harimau itu?"

"Aku tidak ingin sampai harimau pajangan itu rusak atau lecet karena tanganmu itu," ucap Kyanite.

"Omong kosong! Bagaimana mungkin dengan menyentuhnya harimau pajangan itu bisa lecet. Memangnya saya apakan?"

Tidak lama Lin datang. Dia tidak tahu jika ada kelima anak gadisnya juga di ruang tengah. Secara terang-terangan Berlian menyuruh Lin untuk mengusir pria itu dari Home Blue.

"Ada apa?" tanya Lin heran.

Berlian memberitahu Lin jika pria tadi sempat ingin menyentuh harimau pajangannya itu.

"Aku memiliki firasat jika pria ini bukanlah pria baik-baik Bunda," timbal Emerald. "Aku setuju dengan Berlian. Setelah mendapat makanannya, minta dia segera pergi."

Lin tidak bisa mengabaikan firasat Emerald. Jika dia sudah mengatakan seperti itu, maka bisa saja benar pria itu bukanlah orang baik-baik. Pelayan datang membawa beberapa makanan. Pria itu makan dengan sangat lahap. Selama ia makan, Shapire terus memperhatikan penampilan orang itu. Dia melihatnya dari dekat. Pria itu menatap balik Shapire dengan tatapan tajam. Shapire menyentuh tangan pria itu dan seketika seperti ada arus listrik yang menyambar ke seluruh tubuhnya. Pria itu langsung menjauhkan tangan Shapire darinya.

"Siapa sebenarnya gadis ini? Kenapa ada kekuatan arus listrik dalam tubuhnya?" batin pria itu heran.

"Ternyata benar, dia adalah siluman harimau," batin Shapire.

Setelah mengetahui kebenaran itu, Shapire langsung membisikkan pada keempat temannya dan Bunda Lin. Pria itu dengan cepat menyelesaikan makannya. Dia curiga jika mereka sudah mengetahui identitas aslinya. Selesai makan, pria itu langsung berpamitan.

"Tunggu!" ucap Kyanite. "Apa kau datang untuk mencari temanmu?"

"Benar. Apa kau pernah melihatnya?"

"Kenapa mengajukan pertanyaan aneh seperti itu? Aku saja tidak tahu seperti apa temanmu itu," jawab Kyanite.

Berlian berdiri di tengah-tengah harimau pajangan itu. "Apa kau tidak mengenali mereka?"

"Apa maksudmu?" tanya pria itu.

"Mereka berdua adalah teman yang sedang kau cari," ucap Berlian.

"Kurang ajar! Terima pembalasanku ini!" Pria itu berubah menjadi harimau dan menyerang kelima gadis. Sementara Shapire meminta Bunda Lin untuk mengamankan semua gadis. Biar dia dan keempat temannya yang akan mengurus harimau itu.

"Apa kita harus membunuh harimau ini?" tanya Ruby.

"Jangan! Biarkan aku membuat dia beku seperti harimau yang lain," jawab Berlian.

"Baiklah, aku serahkan semuanya padamu."

Tanpa membuang banyak waktu, Berlian menggunakan kekuatan es dalam tubuhnya untuk membekukan harimau itu. Usahanya ternyata berhasil.

"Haha,, harimau pajangan kita bertambah satu," ucapnya.

"Bagaimana jika teman mereka sampai datang kemari untuk mencarinya?" tanya Emerald. "Aku sedikit khawatir."

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, kita akan hadapi bersama," jawab Ruby.

***

Di satu sisi, Raja Patra baru menerima kabar dari salah satu anak buahnya jika utusannya yang bernama Xhio menghilang tanpa jejak. Dia mencoba berkomunikasi dengannya tapi tidak ada jawaban.

"Dimana terakhir kau melihatnya?" tanya Raja.

"Dia pergi ke sebuah tempat bernama Home Blue untuk mencaritahu teman yang lain, tapi sampai saat ini dia belum juga kembali."

Raja mengutus Yolanda untuk pergi ke dunia manusia mencari utusannya yang hilang.

***

Saat tengah malam, Shapire terbangun dan diam-diam keluar lewat pintu belakang. Dia membawa abu ungu itu bersamanya. Shapire mulai menabur abu itu ke sekeliling rumah. Jika abu itu bisa membuat tanaman mati seketika, tidak menutup kemungkinan abu itu juga bisa menghalau sesuatu jahat. Tidak satupun tempat yang terlewat. Saat di lihat abu itu tinggal sedikit. Malam itu pelayan terbangun untuk mengambil air minum. Dia melihat pintunya yang terbuka sedikit. "Siapa yang keluar malam-malam seperti ini?" ucapnya. Pelayan itu pergi untuk melihatnya.

"Apa ada orang?" ucap pelayan itu.

Shapire sangat terkejut dan bersembunyi di balik pohon.

"Aneh sekali," ucap pelayan itu kembali masuk dan mengunci pintunya.

Saat Shapire akan masuk pintunya sudah terkunci. "Bagaimana ini?" ucapnya bingung. Dia juga lupa tidak membawa ponselnya. Dari luar terlihat semua lampu kamar mati. Malam itu Shapire terpaksa tidur di luar.

***

Lewat tengah malam, suara lolongan serigala terdengar kembali. Dari jauh Arvind ternyata sedang memantau Home Blue. Dia akan mencaritahu siapa sebenarnya kelima gadis itu. Saat di luar gerbang, Arvind melihat Shapire yang sedang tertidur di kursi panjang yang ada di samping rumah.

"Kenapa dia tidur di luar seperti itu?" Arvind diam-diam menghampiri Shapire. Malam itu kebetulan penjaga Home Blue sedang tertidur pulas.

"Kau benar-benar gadis yang sangat cantik," ucap Arvind terus menatap wajah Shapire. Dia ingin sekali mengelus rambutnya, tapi takut Shapire terbangun. Arvind teringat dengan gelang milik Shapire yang terjatuh saat mengobati lukanya untuk pertama kali.

"Aku kembalikan gelang milikmu," ucap Arvind sambil memasangkan gelang itu di tangan Shapire.

***

Keesokan paginya, saat terbangun Shapire melihat gelang yang ada di tangannya. "Gelangku sudah kembali," ucapnya terlihat senang. Tidak lama seorang pelayan membuka pintu belakang. Shapire langsung masuk dan kembali ke kamar sebelum ada orang yang melihatnya. Saat di buka, ternyata semua temannya masih tidur. Shapire langsung berbaring di tempat tidur dan mengenakan selimutnya. Lima belas menit kemudian, alarm berbunyi. Semua gadis pergi mandi dan bersiap setelah itu dalam sepuluh menit harus sudah ada di meja makan. Shapire merasa tidak enak badan. Tubuhnya demam karena semalaman tidur di luar. Dia terus berbaring di tempat tidurnya.

"Dia biasanya bangun paling awal dari pada alarm di rumah ini. Tapi sekarang masih tidur," ucap Kyanite sambil sibuk merias wajah.

Emerald menghampiri Shapire dan meriksa keadaannya. "Tubuhnya panas. Sepertinya dia demam."

"Benarkah?" ucap Ruby.

"Iya."

"Baiklah, kalau begitu aku akan mengambilkan dulu obatnya," Ruby pergi ke bawah untuk meminta obat pada Feride.

"Siapa yang sakit?" tanya Feride.

"Shapire tubuhnya demam," jawab Ruby.

"Baiklah, aku akan siapkan dulu obatnya."

Setelah meminum obatnya, Shapire istirahat sebentar. Setelah itu ia akan tetap pergi ke sekolah. Setiap pelajaran di Key School sangatlah penting. Jika sampai dia tertinggal maka akan sulit untuk bisa mengejarnya. Masih ada satu jam lagi. Setelah tubuhnya merasa lebih baik, Shapire bersiap untuk pergi ke sekolah. Semua gadis sudah berangkat sejak tadi. Hanya dia seorang.

"Shapire? Kau akan kemana sayang?"

"Aku akan pergi ke sekolah, Bunda."

"Bukankah kau sedang demam? Istirahat saja. Bunda sudah membuat surat izin untukmu."

"Tidak apa-apa, Bunda. Aku sudah lebih baik. Jika pun terus berbaring di kamar tubuhku rasanya sakit semua."

"Baiklah, biar sopir mengantarmu."

"Terima kasih, Bunda."

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!