I Hate You, Mr. Lucifer

"Sudah berapa kali ku katakan? aku ini tunangan dari Lucifer!! apa kau tak memahami perkataan ku?"

"Mana mungkin? boss kami sama sekali tak tertarik dengan seorang wanita! jadi pergilah dari sini!"

Bruuuggghhh

Suara bentakan serta dorongan kasar akhirnya membuat Alexa jatuh tersungkur,

"Aaaww-wh!!! sialan kalian! apa kalian tak bisa berperilaku lebih lembut pada seorang wanita?" Lexa meninggikan suara sembari memegangi siku tangannya yang sedikit berdarah.

"Wanita seperti mu? untuk apa kami berlaku lembut pada wanita rendahan seperti mu? dari cara berpakaian mu saja sudah kelihatan bahwa kau ini seorang berandal!"

Lexa menyunggingkan senyum dan kembali berdiri tegak, melayangkan tatapan sinis pada dua orang security yang kini kembali mencoba untuk menghadang nya.

"Huuuuufft! baiklah! kalian yang memaksa ku untuk melakukan ini!"

Buuuuggh!

Satu, dua, bahkan lebih dari 3 kali pukulan Lexa layangkan pada area-area vital kedua security yang sempat menghadang langkah kakinya, kedua lelaki dengan seragam security itu pun meringkuk kesakitan karena ulah tangan Alexa.

"Aa-ampun Nona! kami-, kami sungguh minta maaf! kami akan-,"

"Lain kali jangan pernah meremehkan apalagi merendahkan seseorang hanya dari cara mereka berpakaian saja!! atau akan ku bikin kalian lebih babak belur!!!" Lexa berjongkok sembari memperhatikan dua orang lelaki yang kini menunduk takut dihadapan nya.

"E-e iya! iya Nona-, kami mengerti,"

Alexa kembali melangkah santai dan menenteng paper bag di tangan kanan, meninggalkan para security yang masih tak beranjak dari posisinya.

🧑‍🦱"Siapa sebenarnya gadis itu? kenapa dia kuat sekali! aaaaaaggghhhh! masa depan ku-,"

🧑‍🦰"Apa benar dia tunangan dari Tuan Lucifer? tapi mana mungkin?"

🧑‍🦱"Jika dilihat-lihat dari cara dia berbicara, dia cukup berani bukan?"

🧑‍🦰"Maksud mu?"

🧑‍🦱"Dia menyebutkan nama Tuan Lucifer dengan lancang! bahkan tanpa basa-basi dengan ekspresi wajah datar, hal itu tak mungkin berani dilakukan oleh orang-orang yang segan terhadap boss kita bukan?"

🧑‍🦰"Kita lihat saja! tapi sepertinya itu tidak mungkin! mana mungkin Tuan Lucifer melirik gadis tomboy seperti itu?"

🧑‍🦱"Haaaaaaghh! entahlah!"

*****

Kembali mendapatkan hadangan dari beberapa staf, Alexa tampak menampilkan raut wajah kesal!

Harusnya diriku tak menuruti permintaan ibu Levin untuk berkunjung dan mengantarkan bekal makan siang untuk serigala satu itu! aaaaaaggghhhh, sungguh merepotkan!

Alexa berbalik arah, ia memutuskan untuk kembali pulang karena tatapan sinis dari para staf karyawan.

Lexa?? apa benar gadis itu kemari?

Lucifer yang sempat mendengar sedikit kegaduhan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri pertemuan lebih awal, pria dengan netra abu-abu itu seketika berjalan keluar dari ruang meeting dan memperhatikan sekeliling.

"Tuan-,"

"Bawa berkas-berkas itu ke ruangan ku!" kalimat tegas kembali terlontar saat sang asisten hampir menyuarakan pendapat.

"Apa ada seseorang yang mencari ku sebelumnya?"

"E-e, itu? gadis itu-,"

"Bodoh kalian!!! apa kalian mencegah nya masuk kemari?" alis Lucifer menukik tajam, raut wajahnya nampak bengis hingga semua orang tertunduk dan tak berani bersuara.

Langkah Lucifer semakin melebar, netra abu-abu yang cukup tajam itu juga tampak menelisik dan mencari keberadaan dari sosok Alexa.

"Alexa!!!! berhentilah disitu!!!"

Lucifer mengayunkan kaki lebih cepat, pria itu bahkan sedikit berlari demi bisa mendekat pada sang tunangan palsu.

"My pookie!!!!!" Lexa menubruk tubuh tinggi tegap Lucifer tanpa memperhatikan sekeliling.

"Kau benar-benar kemari? kenapa tidak meminta Thares untuk mengantar mu honey?" telapak tangan berurat Lucifer tampak menopang tubuh Alexa, pria itu juga terlihat merapikan surai rambut Lexa saat gadis itu mendongak karena harus berbicara terhadap dirinya.

"Thares sedang pergi bersama nenek! lagipula aku telah menemukan mainan baru, jadi aku mencoba nya untuk mengirimkan bekal makanan siang mu kemari!"

"Mainan baru?"

Lexa menunjuk sebuah sepeda roda dua dengan tampilan antik yang ia sandarkan pada pohon di depan gedung Royal Levi'ne company.

"Astaga! sweetheart! sepeda tua itu? kau mengayuhnya kemari?"

"Tentu!!" Alexa menarik lengan Lucifer hingga membuat pria itu membungkuk sebelum melanjutkan kalimat, "ibu sengaja meminta ku untuk memamerkan kemesraan di area kantor! demi bisa meredam berita aneh yang menerpa dirimu Tuan! apa kau mengerti?"

Lucifer mengangguk-angguk serta menorehkan senyum tipis di bibir.

"Baiklah! kita masuk ke ruangan ku sekarang! aku sungguh sudah lapar! apa kau yang memasak ini semua?"

"Sebenarnya tidak! aku belum terlalu hafal dengan makanan favorit mu honey! jadi aku belum berani untuk memasak!" Lexa kembali mengeratkan genggaman pada lengan besar Lucifer saat pria itu kembali mengajaknya melangkah memasuki gedung.

Orang-orang yang sempat menghalangi langkah Alexa sebelumnya pun seketika tertunduk canggung saat Alexa kembali melangkah dihadapan mereka.

"Maaf! maafkan kami Nona! kami sungguh tidak tahu jika Anda-,"

"Siapa saja yang telah menghalangi langkah calon istriku sebelumnya ada baiknya kalian angkat kaki sekarang!"

"A-apa???"

Bukan hanya sang karyawan Alexa turut terkejut karena pernyataan Lucifer.

"Tapi Tuan! kami sungguh tidak mengetahui bahwa -,"

"Tidak ada alasan! aku tak ingin mentolerir kesalahan sekecil apapun di tempat ini!" raut wajah Lucifer nampak serius, tulang rahang pria itu pun terlihat begitu tegas saat melontarkan kalimat.

"Tuan!!! maksud ku, my pookie! kenapa kau bertindak sejauh ini? lagipula mereka -,"

"Mereka telah menghalangi mu untuk menemui ku, honey! aku tak masalah jika harus kehilangan orang-orang ceroboh seperti mereka!"

"Tidak! mereka tidak ceroboh Tuan! mereka hanya belum mengetahui kebenarannya! lagipula mungkin karena penampilan ku yang sedikit aneh-, jadi-,"

"Hey! what do you mean? you're perfect for me," Lucifer kembali menangkup dagu Alexa dan membuat gadis itu bertemu pandang dengannya.

"Tolong jangan memberhentikan mereka ..., aku juga bersalah dalam hal ini my-, pookie -,"

Beberapa karyawan yang semula tertunduk dihadapan Lexa juga Lucifer kini tampak saling melempar pandangan, rasa bersalah turut menyelimuti hati mereka karena perlakuan kasar yang sempat mereka lakukan pada Alexa.