Novel ini menceritakan tentang kisah anak Satria dan Dinda, yang bernama Ratu. Jika berkenan bisa baca novel sebelum nya " Suami yang di anggap miskin". Tidak baca juga tidak apa-apa, langsung baca novel ini saja juga bisa.
Ratu adalah anak dari Pemilik perusahaan STR Group, demi mendapatkan pasangan hidup yang tulus, dia menyembunyikan identitasnya. Pada umur 22 tahun dan sudah menyandang S1 nya, dia menikah dengan lelaki yang bernama Arya Herlambang berusia 27 tahun.
Kedua orang ini awalnya sangat harmonis, namun kehidupan pernikahan yang diharapkan Ratu tidak terwujud, hampir semua keluarga suaminya menganggap dia tidak pantas menjadi istri Arya.
Kehidupan yang serba kekurangan membuat Ratu harus menerima tudingan dan keluhan dari keluarga suaminya, namun bagaimana ceritanya jika mereka mengetahui bahwa perusahaan tempat suami dan kakak iparnya bekerja ternyata milik ayah Ratu?
Apakah sikap mereka yang tidak bersahabat akan berubah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah baru
.
.
.
💕 HAPPY READING 💕
Taksi online yang membawa Ratu terus melaju sesuai dengan rute yang sudah tertera di aplikasi. Arya mengikuti mobil itu dari belakang, arah yang mereka tuju searah dengan kantor tempat Arya bekerja. Lebih tepatnya memang rumah yang Ratu pilih dekat dengan kantor, hanya perlu perjalanan 12 menit saja sudah bisa sampai kantor.
Rumah itu di beli 2 hari yang lalu oleh orang tua Ratu, sebagai hadiah karena Arya sudah mau memimpin perusahaan menggantikan pak Heru. Rumah yang terbilang mewah, dengan dua lantai dan mempunyai kamar 5. Dua di antaranya ada di lantai atas, dan dua kamar tamu ada di lantai bawah. Dan satu ada di belakan untuk kamar Art, meskipun kamar Art kamar itu cukup luas, ada kamar mandi dan Ac di dalam kamarnya.
" Dek, ini rumah siapa?."Tanya Arya dengan wajah kebingungan saat mobil taksi online sudah pergi.
" Ini rumah kita mas. Hadiah dari papa, yuk mas masuk. Kita harus beresin barang-barang yang kita bawa ini."Ucap Ratu lalu membuka pintu dengan kunci yang dia bawa.
Arya tertegun dengan rumah yang saat ini akan dia tempati dengan Ratu. Dia tidak pernah menyangka jika akan tinggal di rumah mewah dab besar seperti itu. Bahkan kaki Arya gemetar saat hendak melangkahkan kakinya masuk ke rumah.
* Bismillah semoga di rumah ini rumah tangga ku semakin nyaman dan bahagia.*Gumam Arya dalam hatinya.
" Assalamualaikum."Seru Ratu sambil melangkah masuk.
" Waalaikumsalam."Arya yang menjawab salam dari Ratu.
Arya dan Ratu sama-sama kagum dengan interior rumah yang di pilih oleh kedua orang tuanya. Rumahnya sangat nyaman dan sejuk, pilihan cat dan perabot nya pun sesuai dengan keinginan Ratu.
" Dek, kita berdua saja di rumah sebesar ini?." Tanya Arya dengan wajah kagumnya.
" Iya mas. Ini mah tidak terlalu besar mas, masih besar rumah papa dan rumah ku yang aku kontrakin. Hemm maaf ya mas, sebenarnya memang aku yang minta rumah di dekat kantor. Agar mas saat ngantor tidak terburu-buru, dan bisa sedikit santai saat berangkatnya."Ucap Ratu.
Arya tidak bisa bilang tidak ataupun menolak, untuk saat ini memang hunian baru yang mereka butuhkan. Agar tidak terus di ganggu oleh keluarganya yang julid, tiba-tiba Arya ingat dengan keluarganya. Bagaimana nasib keluarganya jika kehidupannya tanpa uang dari Arya.
" Kamu kenapa mas? Tidak suka dengan rumahnya?." Tanya Ratu dengan keheranannya.
" Tidak dek. Aku hanya ingat orang rumah, selama ini untuk memenuhi kebutuhan rumah mereka mengandalkan uang ku. Sekarang siapa yang mau mereka andalkan? Tapi biarkan saja, itu bukan tanggung jawabku lagi. Ada mas Bima dan mbak Rani yang bisa menanggung biaya hidup. Soal bapak, itu urusan mudah."Seru Arya kembali tersenyum.
" Mas, jika mas mau memberi ibu uang bulanan aku tidak akan melarangnya mas. Meskipun ibu itu bukan ibu kandung mu."Ucap Ratu lagi.
Haahhhh
Arya langsung memandang Ratu dengan lekat. Dia tidak tahu jika ternyata Ratu sudah tahu rahasia di keluarganya. Arya bertanya-tanya darimana Ratu tahu rahasia itu.
" Kamu sudah tahu jika ibu Marni bukan ibu kandungku, Dek?." Tanya Arya.
" Sudah mas. Bapak yang memberitahuku, baru juga siang tadi saat aku ke toko bapak."Jawab Ratu jujur.
Ratu menaiki anak tangga menuju kamarnya yang ada di lantai dua. Di lantai dua ini hanya ada 5 ruangan, 2 kamar dan 1 ruang kerja untuk Arya, 1 ruangan menonton, dan 1 lagi tepat di samping kamar utama adalah ruangan untuk menyimpan koleksi barang Ratu seperti tas, sepatu dan yang lainnya, ruangan itu juga langsung terhubung dengan kamar Ratu.
*******
Sementara itu saat ini di rumah pak Santo, ibu Marni sedang kebingungan. Bagaimana dengan kelanjutan hidupnya, uang belanja pun pasti Arya sudah tidak mau memberinya apalagi uang bulabannya. Uang dari pak Santo saja tidak akan cukup, belum lagi untuk cicilan hutangnya.
" Bim, bagaimana ini? Arya tidak tinggal disini lagi, lantas siapa yang mau menanggung kebutuhan rumah?."Tanya ibu Marni dengan wajah kebingungan.
" Bima juga tidak tahu bu, nanti kalau untuk makan Bima akan bantu dikit-dikit bu. Tapi kalau untuk yang lainnya Bima tidak bisa, apalagi uang kuliah Serli. Ibu tahu sendirikan kalau uang Bima itu ada sama Rani."Jawaban Bima membuat ibu Marni semakin kebingungan.
Disaat ibunya sedang bingung, tiba-tiba Serli keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi. Jika sudah seperti itu, pasti Serli akan pergi.
" Bu, aku mau pergi dulu ya ke rumahnya Amanda. Ada tugas kuliah yang harus aku kerjakan, maklum lah aku tadi berangkat jadi aku harus ke rumah Amanda untuk meminta soal dan materinya. Mungkin malam ini aku tidak pulang bu, aku menginap di rumahnya Amanda."Ucap Serli beralasan.
Serli sengaja pergi untuk menemui Om Harun, malam ini dia akan menginap di hotel bersama Om Harun. Tentunya bukan hanya menginap saja, tetapi ada permain diantara mereka berdua yang bisa menghasilkan uang untuk Serli.
" Iya. Tapi kalau bisa kamu pulang Serli, nanti bapakmu marah kalau kamu tidak pulang."Ucap ibu Marni.
" Bagaimana mau pulang bu, ini saja sudah jam setengah 4. Apa ibu kira tugasnya itu cuma 1, tugasnya itu banyak bu. Sudahlah, keburu sore itu juga ojolnya sudah menunggu di depan."Ucap Serli lalu dia pergi begitu saja tanpa mencium tangan ibu dan kakaknya, Bima.
Bima memandangi kepergian Serli sampai tubuhnya menghilang di balik pintu. Serli memang cantik, putih dan tinggi siapa pun pasti akan jatuh cinta dengan Serli. Hal itu yang membuat Bima takut jika adiknya itu akan salah pergaulan dan akan dimanfaatkan oleh banyak pria hidung belang.
" Mas, Bima."Ucap Rani tiba-tiba saja keluar dari kamar dan memasang wajah cemberut.
" Ada apa sih Ran? Jangan buat masalah lagi, apa kamu tidak malu sudah mencuri perhiasan dan skincare Ratu. Beruntung kamu tidak di laporkan polisi sama Ratu, kalau sampai kamu di laporkan polisi sudah pasti saat ini kamu di penjara."Ucap Bima bicara dengan tegas.
Rani semakin cemberut setelah mendengar perkataan dari suaminya. Padahal dia tadi ingin bicara jika dia mau dibelikan gelang dan kalung serta skincare seperti punya Ratu.
" Bima, ibu lapar. Ibu belum makan siang, kamu belikan ibu makanan."Ucap Ibu Marni.
" Loh bu, bukannya tadi sebelum berangkat mas Bima sudah memberi ibu uang 50 ribu kan? mana sekarang uangnya?."Tanya Rani dengan kesal.
" Uangnya ibu kasih ke Serli, katanya untuk beli pulsa. Cepat belikan ibu makanan, di rumah ini sudah tidak ada makanan dan bahan makanan lagi. Arya juga sudah tidak disini lagi, sesekali tidak apa-apalah kamu belikan ibu makanan."Ucap ibu Marni.
" Tapi uang Bima menipis bu, hanya cukup untuk pegangan Bima sampai menunggu gajian saja."Ucap Bima menolak dengan cara halus.
Hhuuuffff
Ibu Marni mendengus dengan kesal, belum juga sehari Arya pindah, semuanya sudah serba susah seperti ini. Rani menarik tangan Bima untuk di ajak masuk kamar, Rani juga memikirkan bagaimana dengan kebutuhan rumah jika Arya sudag tidak tinggal di rumah itu lagi. Jika dia yang harus keluar uang mana dia mau, untuk makan dia sendiri saja dia perhitungan.
***********