Milea bukanlah sebuah kesalahan. Ia terlahir karena rasa cinta Leon yang terlalu dalam pada sekretarisnya, Rindu.
Milea gadis kecil yang tidak pernah beruntung. Dia tidak pernah bertemu dengan ayah kandungnya, dan sekarang penyakit mematikan mengancam jiwanya.
Demi mewujudkan keinginan Milea, Rindu melawan luka masa lalu dan terpaksa kembali menemui Leon. Dia datang setelah lima tahun meninggalkan pria itu.
Akankah Rindu berhasil membawa Leon pada Milea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpaksa Kembali | Bab 30
“Rindu! Rindu! Buka pintunya, Rindu!”
Rindu terkejut dan langsung bangkit dari ranjang ketika mendengar Leon berteriak dari luar. Dia lalu membuka pintu kamarnya itu dan mendorong Leon agar menjauh.
“Jangan teriak-teriak! Suaramu mengganggu tidurnya Lea,” ucap Rindu sambil menatap Leon dengan kesal.
Kemudian Leon melirik ke dalam kamar dan melihat gadis kecilnya itu memang masih tidur.
“Ada apa?” tanya Rindu.
Leon menghela napas dengan kasar, lalu menatap Rindu dengan intens. “Apa yang kamu lakukan kemarin?”
“Kemarin? Memangnya apa? Aku nggak melakukan apa-apa kemarin.” Rindu tidak paham dengan maksud ucapan Leon. Dia tidak merasa melakukan sesuatu yang salah kemarin.
“Kalau nggak melakukan apa-apa, terus ini apa?” tanya Leon sambil menunjukkan layar ponselnya keada Rindu.
Karena penasaran, Rindu langsung meraih ponsel Leon dan melihat ada apa di dalamnya. Mata Rindu kemudian membulat sempurna ketika membaca sebuah berita yang ada di sana.
‘Inilah sosok pacar Evans yang sebenarnya, masih muda dan sangat cantik. Ternyata Evans memang bukan simpanan tante-tante.’
Rindu mengerjap dan membaca sekali lagi berita itu, lalu melihat jeli foto yang disertakan di bawahnya. Tidak salah lagi, memang dirinya yang masuk berita bersama Evans. Foto itu pasti diambil kemarin, saat dirinya dan Evans minum bersama di kafe.
Dalam foto itu, dia dan Evans tampak tertawa bersama, berhadapan dengan jarak yang dekat. Orang yang tidak tahu akan percaya kalau mereka memang ada hubungan.
“Kamu ngapain sama dia?” Leon masih menuntut jawaban dari Rindu. Dia sangat cemburu melihat wanita yang dicintai digosipkan dengan laki-laki lain, apalagi mendapat antusias dari warga internet.
Rindu lalu mengembalikan ponsel Leon dan berkata, “Kemarin Mas Evans jenguk Lea, lalu kami minum bersama. Mungkin pas di kafe itu ada yang mengambil foto kami diam-diam.”
“Ya udah, kalau gitu sekarang buruan bikin klarifikasi. Jelaskan ke mereka kalau kamu dan Evans nggak ada hubungan apa-apa. Kalau perlu, katakan saja kamu akan nikah dalam waktu dekat,” jawab Leon sambil bersungut-sungut.
Rindu menatap sinis pada Leon. Sudah dibilang dia belum siap menikah dengan pria itu, tetapi Leon terus saja mendesak.
“Aku akan telfon Mas Evans dulu.” Rindu lalu membalikkan badan dan akan kembali ke kamar. Namun, Leon dengan cepat meraih tangannya.
“Ngapain telfon dia segala?” tanya Leon, semakin menunjukkan perasaan tidak sukanya.
Rindu kemudian menarik napas panjang, lalu menceritakan masalah skandal yang menyeret nama Evans kemarin.
“Kalau gosip ini bisa membuat Mas Evans lepas dari tuduhan itu, nggak apa-apa, aku mau bantu dia berpura-pura sebagai pacarnya. Kasihan, udah satu bulan lebih, tapi berita yang menjeratnya belum juga reda,” ucap Rindu.
“Aku nggak setuju!”
Leon langsung melotot. Dia tak suka dengan niat itu, sama sekali tidak rela membiarkan Rindu menjadi pacar Evans meski hanya pura-pura. Keinginan Leon justru membuat semua orang tahu kalau wanita itu adalah miliknya, bukan milik orang lain.
“Kenapa? Mas Evans sudah menyelamatkan nyawa Lea. Dia mendonorkan sel dalam sumsum tulangnya tanpa meminta imbalan apa pun. Apa salah kalau sekarang aku membantunya menyelesaikan masalah? Ini nggak seberapa dibanding dengan apa yang dilakukan Mas Evans untuk Lea.” Rindu tidak mau kalah. Dia tetap ingin membantu Evans sebagai bentuk balas budi.
“Kalau gitu katakan pada Evans, dia butuh uang berapa sebagai imbalan, nanti aku berikan semuanya tanpa menawar.”
“Kamu kira Mas Evans kekurangan uang?” sahut Rindu, tak kalah cepatnya dengan ucapan Leon.
“Kalau nggak kekurangan uang, berarti kekurangan attitude. Makanya, meminta imbalan yang nggak masuk akal kayak gini!”
“Bukan dia yang meminta imbalan, tapi aku sendiri yang berniat membantu, karena aku mau balas budi.”
Leon dan Rindu terus berdebat dan saling meninggikan suara, hingga tak sadar kalau Milea sudah bangun dan keluar dari kamar.
“Ayah, Ibu!” Karena Rindu dan Leon tidak juga menyadari kehadirannya, akhirnya Milea yang mendekat dan memanggil orang tuanya itu.
Rindu terkejut dan langsung memeluk Milea. “Lea, kamu udah bangun, Sayang?”
“Sudah, Ibu. Tadi kenapa Ibu dan Ayah ribut-ribut?”
“Ibu dan Ayah nggak ribut, Sayang. Tadi kami hanya membicarakan sesuatu yang seru, jadi semangat banget. Iya, kan?” Rindu menatap Leon sambil tersenyum. Dia pura-pura tidak terjadi apa-apa.
Leon mengerti dan akhirnya ikut memeluk Milea. “Benar, Sayang. Lagian mana mungkin Ayah dan Ibu ribut-ribut. Kami itu sekarang bahagia banget karena Lea semakin sehat.”
Milea berjingkrak senang. Dia tertawa senang karena sekarang memiliki ayah yang sangat sayang padanya. Lalu Milea dengan bangga mencium ayah kandungnya itu.
Tak lama kemudian, Rindu mengajak Milea kembali ke kamar. Dia akan memandikan gadis itu dan mendandaninya.
Kini, tinggal Leon yang berdiri sendiri di depan kamar. Tatapannya kembali kesal dan senyumnya mendadak hilang.
‘Pokoknya aku nggak setuju kalau Rindu pura-pura jadi pacarnya Evans.’
***
Ada yg ingat Xavier Kiara nggak gaess? Aku munculin di sini sekalian entar 🤭🤭
itu lhooo sama artis papan atas, si Epans... udah baik ganteng lagi
emang kata Otor kamu bukan jodohnya si Leon...