Possessive Brothers

"ayo bang, Nia, Kak Marvin, kita lanjut ke ruang kepala sekolah. tidak usah ngurusin orang tidak penting yang cuma mau caper ke kita aja."ajak Queen kepada saudara-saudaranya.

Kejadian Queen dengan gadis yang bernama Gauri Inka langsung menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Banyak yang salut dengan keberanian Queen melawan Gauri yang cukup terkenal karena suka membully siswa-siswi yang lain.

Bella and the genk pun juga mengetahui kejadian antara Queen dan Gauri tersebut. Namun fokus mereka bertiga tidak pada Gauri tetapi mereka terfokuskan pada kedekatan Queen dengan Kania dan yang lainnya dimana cukup terkenal sulit menerima atau dekat dengan orang baru.

Sama seperti Gauri and the genk, Bella dan kedua sahabatnya pun juga sudah cukup lama mengincar Marvin, Ken, dan si kembar.

"Bel, gue penasaran deh bukannya Kak Marvin dan Kak Ken itu seharusnya tahun kemarin sudah lulus ya ,kok ini masih pakai seragam sekolah kita yach?? Lu kagak penasaran gitu Bel??"tanya salah satu sahabat Bella yang bernama Steffi.

Bella terdiam memikirkan ucapan sahabatnya tersebut

"Bener juga ya Stef seharusnya kan Kak Marvin dan Kak Ken sudah lulus tahun kemarin. Apa ada hubungannya sama siswi baru itu ya stef??"

"Bel lu masih inget kagak yang waktu kita mengikuti Kak Marvin yang di rumah sakit itu, yang kita ketahuan sama si Kania bukannya waktu itu Kak Marvin lagi dorong kursi roda yang di duduki oleh seorang gadis ya. Kalau dilihat-lihat itu gadis yang sama dengan siswi tadi."

"Sepertinya bukan deh. Gadis yang waktu itu kita lihat di rumah sakit yang didorong sama Marvin bukan siswi ini deh."

"Sama bel cuma bedanya sekarang dia udah bisa jalan. Dari model rambut ,postur tubuh semua sama bel."

"Masa sih?"

"Iya beneran coba deh nanti waktu istirahat kita lihat dari dekat. Siswi tersebut sama tidak dengan gadis yang kita lihat di rumah sakit yang sedang didorong kursi rodanya sama kak Marvin."

"Oke deh kita buktiin nanti waktu istirahat. Kalau benar itu gadis yang sama kita harus benar-benar membuat gadis itu jauh dari Marvin dan Ken."

...****************...

Queen and the genk telah berada di dalam ruang kepala sekolah.

Di mana sebenarnya hanya Queen saja yang harus menemui kepala sekolah untuk pendaftaran ulang kepindahan Queen ke sekolah tersebut. Sedangkan untuk abang-abang Queen, Kania ,dan Marvin tidak perlu dilakukan pendaftaran ulang karena semua data mereka masih tersimpan di database sekolahan.

"Selamat pagi pak"Queen menyapa sang kepala sekolah yang bernama Devanka Alfandra yang merupakan salah satu orang kepercayaan dan merupakan salah satu sahabat dekat Daddy Mike dan papa Hendra yang sengaja ditempatkan di sekolahan tersebut untuk mengawasi Queen dan yang lainnya.

"Selamat pagi Nak. Akhirnya Om bisa melihat kamu lagi setelah terakhir Om bertemu kamu di ulang tahunmu yang ke 2 tahun sebelum kejadian itu terjadi."sang kepala sekolah membalas sapaan Queen dengan lembut.

Queen mengedipkan mata berkali-kali dan menatap polos kepala sekolah tersebut.

"Bapak tahu saya??"Queen menunjuk dirinya sendiri.

Pak Alfan tertawa keras."tentu saja saya tahu kamu siapa Nak. Saya salah satu sahabat papa kamu dan daddynya Marvin serta Kania. Perkenalkan nama om Devanka Alfandra Valentino ayah dari Karina Valentino yang saat ini merupakan kekasih dari Kennard Pratama."

Kennard tersedak ludahnya sendiri karena rahasia yang selama ini dia simpan terkuak begitu saja. Rahasia di mana dirinya telah memiliki seorang kekasih.

Serempak Queen dan yang lainnya menatap Kennard tak percaya.

"Sebentar Om maksudnya si tengil ini pacarnya Karina Valentino salah satu sahabatnya Nia Om.Gitu om??"

Om Alfan mengangguk seraya menjawab pertanyaan dari Kania.

"Heh nggak salah om, Karina mau sama si bocah satu ini yang super duper tengilnya minta ampun sedangkan Karina anaknya lemah lembut dan polos gitu."tanya Kenzie tak percaya apa yang didengarnya.

"Karina tak sepolos yang kamu pikirkan Zie."

"Hah gimana om. Karina nggak sepolos kelihatannya??"

"Menurut kamu sendiri gimana? apakah Karina bakal sepolos itu jika sudah bersahabat dengan Kania sedari kecil?"

Kenzie menggeleng kan kepala "Kenzie rasa sih nggak Om. Paling tingkah lakunya nggak jauh berbeda dari Kania kan ya om."

"Iya kamu bisa lihat nanti kalau anaknya sudah pindah ke sekolahan ini."jawab Om Alfan penuh misteri.

"Serius Om?? Karina ikut pindah ke sini juga??"Kania bersemangat saat mengetahui salah satu sahabatnya pindah kembali ke sekolahan ini.

For you information sekolahan tempat Queen dan yang lainnya menempuh pendidikan, didirikan lanngsung oleh empat keluarga cukup berpengaruh baik dalam negeri maupun di luar negeri. 4 keluarga tersebut adalah Pratama, Valentino, Giorgino dan Alberto. Empat keluarga ini sudah bersahabat sejak dari ayah kakek Arnawama dan terus berlanjut hingga ke buyut mereka yaitu William,Queen, Kania Marvin, Ken, AL,si kembar, Karina dan salah seorang perempuan yang bernama Michelle.

"Iya betul sekali. Saat ini Karina dan Michelle sedang mengurus berkas-berkas kepindahan mereka kembali ke negara ini. Jadi kalian bisa kumpul kembali seperti dahulu apalagi sekarang ditambah Queen sudah ditemukan. Om yakin Putri Om dan Michelle pasti akan senang sekali mengetahui berita ini."

"Ya sudah kalian semua kelasnya dibagi dua ya untuk Kania ,Queen, Al, Marvin dan Ken akan berada dalam satu kelas. Dan untuk si kembar nanti akan sekelas dengan Karina juga Michelle."

"Apa tidak bisa kita jadi satu kelas aja Om?? Ken tidak yakin jika si kembar dipisahkan dari kami karena pasti akan menjadi biang rusuh di kelas satunya. Kalau si kembar satu kelas dengan kami setidaknya kami bisa membantu

mengawasi lah Om" Ken memberi saran kepada Om Alfan tentang pembagian kelas.

Om Alfan terdiam membenarkan apa yang diucapkan oleh Ken. Jika si kembar terpisah dari saudara-saudara yang lain pasti akan menjadi biang rusuh yang sulit dikendalikan namun beda halnya jika mereka masih dalam satu kelas setidaknya ada yang bisa mengontrol mereka berdua. Apalagi nanti jika putrinya dan keponakannya itu sudah pindah ke sekolahan ini. Yang sama tengilnya dengan si kembar dan yang bisa mengontrol mereka berempat tentu saja Pratama sibling dan Alberto sibling.

"Setelah Om pikirkan kembali apa yang diucapkan oleh Ken benar juga si kembar tidak bisa dipisahkan dari kalian kalau dipisahkan bisa bikin pusing guru BK, kedua orang tua kalian dan tentu saja Om juga ikutan pusing. Jadi untuk mengantisipasi itu semua, jadi kalian satu kelas semua deh biar Om dan para orang tua yang lain bisa ikut mengawasi kalian."

"Marvin rasa itu pilihan yang bagus Om. Jadi kelas kami di mana ya Om??"

...****************...