Krystal, gadis berusia 22 tahun terpaksa menikah dengan kakak iparnya sendiri karena sebuah surat wasiat, yang kakak kandungnya tinggalkan satu hari sebelum dia meninggal.
Mau tidak mau, Krystal menerimanya meski sebenarnya hatinya menolak.
“Berpura-pura lah menjadi istriku. Dan tanda tangani surat perjanjian kontrak ini. Tapi, kamu harus ingat, jangan sampai jatuh cinta padaku.” Bara Alfredo.
“Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu. Jangan sampai kamu tergoda dan jatuh cinta padaku, Kakak Ipar.” Krystal Alexander.
Akan seperti apa kehidupan rumah tangga mereka yang tidak di dasari dengan perasaan cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 021
"Turunkan aku, Bara. Sebenarnya apa yang kamu inginkan dariku?" Krystal terus memberontak, apalagi saat ini Bara membopongnya seperti karung beras. Bahkan semua mata tertuju pada dirinya dan Bara.
Ya, setelah membawa pergi Krystal secara paksa dari tempatnya bekerja, Bara memaksanya masuk ke mobil, meminta Krystal untuk diam dan menurut padanya.
Ternyata pria itu membawanya ke apartemen. Apartemen yang sama, dimana saat Krystal mabuk dan Jimmy hampir memperkosanya malam itu.
"Bara kamu bilang? Ulangi sekali lagi aku ingin mendengarnya!"
"Tidak mau! Lihat mereka semua menatap ke arah kita. Kamu tidak malu, hah?" protes Krystal. Sungguh, mau ditaruh mana wajahnya, seorang model terkenal yang sedang naik daun seperti dirinya, dibopong paksa oleh seorang pria. Terlebih lagi, pria yang berstatus suaminya. Menggelikan sekali!
Publik belum tahu saja kalau dirinya sudah menikah. Jika tahu, mungkin saja itu bisa membuat reputasinya hancur. Yang lebih parahnya, seroang Krystal Alexander menikah dengan duda beranak satu.
"Kenapa aku harus terjebak di situasi seperti ini, sih! Jimmy, please selamatkan aku!" gumam Krystal hendak mengambil ponsel nya, namun dia lupa kalau tasnya tertinggal di mobil Bara. "Sial!" gerutunya dalam hati.
Merek berdua saat ini sudah masuk ke dalam lift, dan dengan posisi yang sama. Bara sama sekali tidak mau menurunkan Krystal. Apa pria itu tidak lelah.
"Oh, astaga! Sebenarnya kamu ini terbuat dari apa, sih. Sangat keras kepala dan menyebalkan!"
Plak.
Bukannya menjawab Bara malah memukul pantat Krystal saking kesalnya. Teriakan Krystal membuat telinganya sakit.
"Bisakah kamu diam sebentar saja. Dan ya, berhenti berteriak di telingaku. Apa kamu pikir aku ini tuli?"
"Kamu memang tuli dan menyebalkan. Aku membencimu, Bara. Sangat-sangat membencimu! Ingat itu."
Lagi, pria itu sama sekali tidak peduli dengan kalimat umpatan yang Krystal tunjukkan padanya. Hingga pintu lift terbuka, Bara segera menuju dimana kamarnya berada.
"Kenapa diam saja? Apa kamu sudah lelah berteriak, hum?" tanya Bara.
Krystal terdiam, dia sudah tidak punya tenaga lagi untuk menjawab ucapan Bara. Ditambah lagi kepalanya sedikit pusing.
Tidak mendapat jawaban dari Krystal, Bara segera menurunkan gadis itu dengan hati-hati. Merengkuh pinggangnya agar dia tidak terjatuh.
"Hei, lihat aku." Bara menarik dagu Krystal agar menatapnya. "Masih sakit? Wajahmu terlihat sangat pucat."
Krystal menepis tangan Bara. "Berhenti bersikap sok peduli padaku!"
"Aku memang peduli padamu," lirih Bara.
"Apa? Kamu bilang apa?" tanya Krystal, menatap kedua manik mata Bara. Yang berhasil membuatnya terpesona untuk sesaat. Wajah tampan, rahang tegas dan juga tubuh sempurn. Wanita manapun pasti tergoda dengan sosok Bara.
Kecuai dirinya. Ya, dirinya!
"Lupakan. Sekarang ikutlah denganku." Bara menarik lengan Krystal. Namun, gadis itu masih diam di tempat. "Ada apa lagi. Jangan menguji kesabaranku."
Entah sejak kapan Bara menjadi pria lemah begini. Hatinya yang sekeras batu tiba-tiba luluh hanya dengan bersentuhan dengan Krystal. Berbeda dengan sentuhan-sentuhan yang biasa dia lakukan tanpa kelembutan.
"Kamu yang kenapa. Bisakah kamu bersikap kasar saja padaku. Aku merinding dengan sikapmu yang seperti ini padaku dan–" belum selesai Krystal menyelesaikan kalimatnya Bara sudah meletakkan jari telunjuk nya di bibir Krystal.
"Menurut atau aku cium?" Bara menaik turunkan alisnya. Masih dengan tatapan datar dan dingunnya.
Krystal yang diancam seperti itu hanya bisa menelan ludahnya kasar. Dia pun memilih menurut tanpa memberontak seperti tadi.
"Sekarang duduklah. Tunggu disini," ucap Bara melangkah menuju ke dapur.
"Dia benar-benar aneh. Kalau sikapnya terus seperti ini padaku, aku bisa–"
"Bisa apa?" sahut Bara yang sudah duduk di samping Krystal membawa semangkok bubur dan teh hangat.
Krystal mengernyit bingung. "Ini?"
"Kamu lupa meminum obat. Jadi, habiskan bubur ini dan segera minum obatmu. Setelah itu istirahatlah." Bara mengambil satu sendok bubur. "Buka mulutmu."
"Berhenti memaksaku, apa kamu pikir aku ini mainan yang bisa senaknya saja kamu–" mata Krystal membola sempurna saat bibir Bara menempel di bibirnya. Ciuman pertamanya diambil oleh pria yang paling dia benci.
Maaf baru up, nanti aku usahakan up lagi, ini masih sibuk di real🙈