NovelToon NovelToon
Xuan Ji (Season Dua)

Xuan Ji (Season Dua)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / spiritual / dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:169.3k
Nilai: 5
Nama Author: Bang Regar

Kaisar Iblis yang dikira telah tewas sepuluh tahun yang lalu ternyata masih hidup. Dia ternyata memiliki tubuh lain yang merupakan Ketua Aliansi Beladiri.

Semua orang terlena dengan kedamaian semu yang sengaja diciptakan oleh Ketua Aliansi Beladiri. Padahal dari balik bayang-bayang ia memperhatikan murid termuda Xuan Ji yang memiliki fisik Naga Surgawi Legendaris.

Xue Yao adalah bahan terakhir untuk menyempurnakan Seni Darah Iblisnya.

Dapatkah Kaisar Iblis menyempurnakan Seni Darah Iblisnya itu? Sementara ada Xuan Ji yang menjadi guru dan sosok yang dianggap Kakek oleh Xue Yao, apalagi Xuan Ji sudah pernah membunuh Kaisar Iblis. Bisakah Xuan Ji mengalahkan Kaisar Iblis untuk kedua kalinya?

Yuk, langsung dibaca dan jangan lupa baca dulu season satunya dengan judul yang sama: Xuan Ji.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sembilan Telapak Tangan Raksasa

Avatar Salamander raksasa Duan Li menyemburkan nafas Api ke arah langit, tetapi Api biru Avatar Asura melahap api yang disemburkan oleh Avatar Salamander atau makhluk yang mirip dengan Kadal tersebut.

“Sial!” gerutu Duan Li karena sudah tidak bisa menghindar dari sembilan telapak tangan raksasa yang melesat dari langit. Mau tak mau ia harus melawan dengan mengerahkan seluruh kekuatannya.

Dia menoleh ke arah para Pendekar Klan Duan-nya sembari tersenyum.

“Maaf, aku telah menjerumuskan kalian ke jurang kematian.” Duan Li meminta maaf dengan tulus. “Larilah, selamatkan nyawa kalian!”

Dia kemudian melompat ke arah Avatar Asura sembari menggunakan Jurus Pedang Meteor Klan Duan. Itu adalah seni beladiri terkuat milik Klan-nya dan dia salah satu keturunan langsung yang berhak mempelajari bagian terkuat dari Jurus Pedang Meteor itu.

Langit seolah-olah terbelah, sesaat kemudian hujan meteor melesat ke arah Avatar Asura.

Duan Ba dan kedua rekannya segera melarikan diri ke arah berbeda. Salah satu dari mereka harus kembali ke Klan Duan untuk memberitahu siapa dalang yang menghabisi nyawa ratusan Pendekar Klan Duan mereka.

Boooommmm!

Ledakan energi spiritual yang sangat besar mengguncang tempat itu, bahkan getaran yang mirip gempa bumi terasa hingga ke desa kecil tempat Mu Xian membeli makanan untuk si kecil Xue Yao.

“Tetua Li,” gumam Duan Ba menyeka air matanya.

Ledakan energi spiritual itu sangat besar sekali, apalagi Duan Li dan Xuan Ji sama-sama menggunakan energi spiritual Api sehingga ledakan api berbentuk awan jamur terlihat dari kejauhan. Pepohonan dalam radius satu kilometer langsung hancur lebur dan berubah menjadi kawah besar.

Dia yakin Duan Li tak mungkin selamat dari ledakan besar itu. Sepertinya Tetua Klan Duan dan juga ahli strategi militer Aliansi Beladiri itu memutuskan mati bersama lawannya.

“Eh?”

Duan Ba merasakan sensasi disengat lebah dari belakang kepalanya. Sesaat kemudian, darah mengalir dari keningnya, matanya pun terbelalak dan tidak menyangka Xuan Ji masih bisa melakukan serangan dari jarak jauh.

Tubuhnya pun ambruk ke depan, kesadarannya langsung hilang tanpa sempat mengutuk lawannya itu. Nasib yang sama juga terjadi pada dua rekannya yang lain, sinar berwarna emas menembus bagian belakang kepala mereka saat mereka melarikan diri dengan jurus meringankan tubuh.

“Sudah selesai,” gumam Xuan Ji menghela nafas lega. Energi spiritual-nya terkuras hampir habis karena menggunakan seni beladiri rahasia Klan Xuan dalam waktu lama. Untung saja kini basis Kultivasi-nya tidak turun seperti saat ia masih dikutuk oleh Kaisar Iblis, selama tak ada lagi musuh yang muncul, maka ia bisa mengumpulkan banyak energi spiritual dengan melakukan meditasi tertutup saat kembali ke gunung Hua nanti.

Dia memperhatikan sekitarnya, sayang sekali tubuh Duan Li sudah menjadi butiran debu sehingga cincin dimensinya tak bisa diselamatkan. Bahkan mayat-mayat Pendekar Klan Duan yang ia bunuh sebelumnya ikut hancur lebur, untung saja ia masih bisa mendapatkan tiga cincin dimensi dari Duan Ba dan dua rekannya yang melarikan diri itu.

“Hmm?” Tatapannya tiba-tiba tertuju ke arah utara, entah mengapa ia merasa merasakan aura energi spiritual yang sangat familiar dan menakutkan. Namun, aura energi spiritual Iblis langsung menghilang saat tatapan matanya tertuju ke sana. “Apa hanya firasatku saja?” gumamnya berspekulasi, karena tak mungkin seorang yang sudah mati hidup kembali.

Dia kemudian bergegas ke arah selatan untuk menyusul murid-muridnya, tetapi langkahnya terhenti saat melewati pepohonan yang dekat dari kawah bekas pertarungannya melawan Duan Li.

“Sampai kapan kau akan bersembunyi di sana?”

Mu Xian keluar dari balik pepohonan sembari tersenyum lebar. “He-he-he ... ternyata Tetua Ji merasakan keberadaanku, padahal aku sudah berusaha menekan auraku.”

Xuan Ji menjentikkan jari ke kening muridnya itu, sehingga Mu Xian mengeluh kesakitan. “Untung saja kamu tidak terkena dampak pertarungan kami. Kalau kamu mati, maka adikmu akan sedih dan menyalahkan aku atas kematianmu!”

“Maaf Tetua Ji, awalnya aku ingin segera kabur. Akan tetapi aku penasaran sekuat apa Tetua dan ... siapa sangka, ternyata seni beladiri Tetua Ji sangat hebat sekali. Bahkan di Benua Tianwu mungkin hanya segelintir Pendekar yang bisa mengalahkan Tetua,” sahut Mu Xian memuji kehebatan gurunya itu.

Dibandingkan dengan seni beladiri ayahnya atau para Tetua Klan Mu, Xuan Ji jauh lebih kuat. Mungkin hanya Pendekar dari Klan besar Benua Tianwu yang cocok menjadi lawannya, pantas saja gurunya itu dapat mengalahkan Kaisar Iblis.

“Jangan memujiku, pujian tak akan membuatku tersanjung dan melupakan pelanggaran yang telah kamu buat!” seru Xuan Ji berpura-pura marah, padahal dalam hatinya ia senang muridnya itu mengakui kehebatannya. “Hukumanmu adalah keluarkan pedang terbangmu dan bawa aku kembali ke kereta kuda!”

Hukuman itu sebenarnya hanyalah kedok belaka agar muridnya itu membawanya dengan Pedang terbang, karena saat ini ia merasa kelelahan dan ingin menghemat energi spiritualnya yang hanya tinggal sedikit saja.

Mu Xian segera menangkupkan tinju sebagai permintaan maaf, kemudian mengeluarkan Pedang dari cincin dimensinya. Lalu membawa gurunya itu menuju kereta kuda mereka.

...***...

Sepuluh kilometer ke arah Utara, Pendekar berpakaian serba hitam dan mengenakan topeng berwarna merah menampakkan wujudnya.

Dia tidak menyangka Xuan Ji akan merasakan kehadirannya, padahal ia telah menjaga jarak yang jauh agar Xuan Ji tidak merasakan kehadirannya. Namun, siapa sangka Xuan Ji juga ternyata memiliki intuisi tinggi, untung saja ia menggunakan jimat Teleportasi untuk berpindah tempat.

Sayang sekali, jimat Teleportasi itu sebenarnya jimat terakhir miliknya dan digunakan hanya untuk melarikan diri dari Xuan Ji. Mau bagaimana lagi, Ketua Aliansi Beladiri mengatakan untuk tidak menyentuh Xuan Ji hingga gadis berdarah Klan Long itu menginjak usia dewasa.

Karena tugasnya sudah selesai, ia pun segera menuju kutub utara untuk membantu Tetua Ma Junwu menyelidiki fenomena aneh yang muncul di tempat terdingin di benua Tianlong tersebut.

Sebelum pergi ia menulis pesan rahasia berupa tulisan aneh yang tidak akan bisa dimengerti oleh orang lain. Kemudian pesan itu dibawa oleh merpati yang langsung terbang menuju Kota Tianfeng.

“Ah, aku hampir lupa untuk membersihkan bekas pertempuran mereka dan mayat ketiga Pendekar Klan Duan itu,” gumam sosok yang dipanggil sebagai pemimpin oleh para Assassin itu dan tidak ada yang mengetahui siapa namanya, termasuk seperti apa wajahnya.

Dia kembali ke pinggiran kawah besar bekas pertarungan antara Xuan Ji dan Duan Li itu setelah melenyapkan mayat Duan Ba dan dua rekannya.

“Hmm, ini sedikit menguras energi spiritual,” gumamnya menjentikkan jari tangannya.

Awan segera berkumpul di langit, sesaat kemudian hujan deras mengguyur tempat itu. Api di dalam kawah besar itu mulai padam dan digantikan dengan genangan air, lalu menjadi danau.

Bila ada pelancong yang lewat, mereka akan terkejut melihat pemandangan itu. Karena jalan yang biasa mereka lewati telah berubah menjadi danau dan mereka harus membuat jalan baru dengan melewati pinggiran danau itu.

1
Farha Cell
Terimakasih upnya thor
Shania Evolet Aurora
like like like
koment koment koment senajan isih berbatas
Shania Evolet Aurora
fast like fast koment yang pasti like seng penting koment
makasih up-nya Babang Tamvan, tetap semangat n semoga sehat selalu yaaa
Shania Evolet Aurora
Haaahhh
Ternyata kau tak secerdas sebijaksana jabatanmu ini Gu Haitang karena hal umum begini aja tak kau ketahui 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Shania Evolet Aurora
Kapok Ra koen Gu Haitang😄😄😄😛😛😛
Shania Evolet Aurora
Waaahhh...... Doamu langsung terkabul nih, Gu Haitang, walaupun bakalan memakan banyak korban sih🤣🤣🤣
Purnama Servis Kamera Demak
👍👍
agus cheng
good
Eden Tambalean
cerita yg luarbiasa..seluarbiasa penulisnya👍💪tetap semangaat selalu sehat jangan sakit n tetap lanjut ceritanya😁
bedjo
baiklah thor
HOPE
ternyata kau cukup pintar juga pak tua hahaha
HOPE
yokk lanjutt up up lagii
saniscara patriawuha.
sikatttttt pokokeeee manggg xuannn jiiiiii.... bejeg bejeg ndaseee...
Roni Yakub
terimakasih sudah up boskuhhh ditunggu kelanjutannya sehat selalu dan tetap semangat ya
Derajat
Dapat harta lagi.... buat perjalanan dg Murid2nya
Akbar Darmendra
Terima kasih babang Tamvan.. makin seru ceritanya ..
Fatimatuzzahra Fatimah
Terbaik 👍👍👍👍
Fatimatuzzahra Fatimah
jooosss pokoke laaahhhh 👍👍👍👍
Maz Tama
mantap babang tamvan tambah kuat... semangat thor update nya dan makasih
Limbong
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!