"Dia tidak selingkuh, dia baik. Semua kebutuhan finansial ku terpenuhi. Dia perhatian dan tak pernah kasar padaku. Tapi sayang semuanya terkuak, menyakitkan bagiku. Hingga akhirnya aku pun terjatuh dalam lumpur dosa itu. Salahkah aku, bila aku hanya mengikuti permainan alur hidup, yang kadang mempermainkan ini?"
(Alika Kinanputri)
Belum habis rasa sakit yang dirasakan Alika. Oleh karena sikap suaminya yang tidak pernah mau menyentuhnya lagi, selama satu tahun belakangan. Ada apa yang sedang terjadi pada Bagas yang sangat mencintai dirinya, meski mereka belum dikaruniai oleh seorang anak. Bahkan pernikahan mereka sudah menginjak lima tahun, dan tidak pernah terjadi pertengkaran. Tiba-tiba Alika harus dihadapkan dengan kenyataan pahit Dugaannya ternyata meleset. Yang membuat hidupnya semakin kacau, saat dihadapkan dengan pilihan, pergi tak diperbolehkan. Tapi dipaksa bertahan demi reputasi keluarga Bagas. Mampukah Alika bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wela Edelways, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baikkan
Keanu berjalan perlahan, sampai di depan pintu kamar Alika. Dia terlihat kaget, melihat isi kamar yang sudah acak-acakan. Di lantai di samping ranjang Alika duduk dan terdengar sedang menangis tersedu.
Keanu mengeratkan kedua tangannya. Api emosi mulai menjalar di dalam hatinya.
Dengan banyak pertanyaan mulai berdatangan di dalam isi otaknya.
"Apakah selama ini Alika mendapatkan perlakuan buruk di dalam rumahnya sendiri?
Kenapa papa Leo hanya diam saja?"
Keanu tampak tak terima, namun dia tidak boleh gegabah melakukan sesuatu. Sedang Alika sekarang statusnya adalah istri orang lain.
Argggghhhh
Lagi Keanu berteriak frustrasi di kamarnya.
"Jadi ini tadi yang menyebabkan hatiku nggak tenang, sepanjang mengobrol bersama kakek dan nenek tadi," gumam Keanu.
Merasa mendapatkan jawaban kenapa dia harus kembali pulang ke rumah secepatnya.
Ada sesuatu yang tak beres di rumah ini. Keanu berpikir untuk mencoba mencari tahu. Tapi apa yang akan dilakukan olehnya, khawatir jika membuat Alika menjadi semakin sedih.
Keanu berpikir keras lalu kembali ke kamar Alika.
"Kamu lagi ngapain? Main sampai semua barang berantakan sana sini. Dasar anak nakal," seru Keanu sembari masuk sambil menjinjit kakinya agar terlihat lucu di mata Alika.
Keanu berusaha mencairkan suasana agar Alika mau sekedar berbagi cerita dengannya.
Alika menengadahkan matanya ke arah Keanu yang sedang berdiri di sampingnya. Sudut bibirnya berdarah, rambutnya acak-acakan tergerai begitu saja. Sedang bajunya kini terlihat sobek di lengannya sedikit.
Hancur hati Keanu melihatnya.
"PERGIIII!"
Teriak Alika mengusir Keanu, dia lalu berdiri mendorong Keanu untuk keluar dari kamarnya.
Alika menahan tangisnya, agar tak terlihat lemah di hadapan Keanu.
"Ja--ngan Alika, biarkan aku membantu kamu," ucap Keanu terbata.
"Jangan coba-coba masuk lagi ke kamar aku!"
Alika memberi peringatan, kemudian membanting keras pintu kamarnya, membuat Keanu terkejut.
Alika mendengus kesal, apa Keanu tadi melihat dia habis bertengkar hebat dengan mas Bagas. Dengan wajah yang penuh luka ini, apa yang dipikirkan olehnya.
Bagaimana tidak Alika emosi, bulan ini mas Bagas tak mentransfer uang bulanan baginya. Hanya karena Alika menanyakannya, mas Bagas marah sampai membanting semua barang-barang miliknya.
Bahkan sampai melayangkan tangannya pada wajah dan tubuh Alika tanpa ampun.
"Mas, uang bulanan aku kok kamu nggak transfer lagi. Habis ya uang kamu di transfer ke wanita jalang itu?" Tanya Alika tadi. Tak terima perlakuan Bagas kini mulai berubah. Bagas tak mau memberikan apa yang sudah menjadi haknya.
"Apaan sih, kamu kan bisa meminta sama papa Leo!" Jawab Bagas penuh emosi.
"Lihat saja mas, aku akan adukan perselingkuhan kamu pada papa Leo, jika kamu mulai berani melakukan kecurangan," ancam Alika.
Mendengar itu Bagas yang sejak tadi berdiri langsung meraih rambut Alika lalu membenturkannya ke tembok dan mencekik lehernya.
"Kamu sudah mulai berani yah sama aku?"
Tanya Bagas menyeringai.
"Kalau sudah nggak menerima jatah bulanan dari kamu, apa gunanya mas? Mari kita sama-sama jatuh ke jurang," ucap Alika pelan.
Mengingat kembali kejadian satu jam lalu membuat hati Alika pedih. Ditambah lagi Keanu melihat semua berantakannya kamar ini.
****
Saat makan malam Alika enggan untuk turun ke lantai bawah. Tubuhnya terasa sakit semua. Akibat pukulan tangan kekar Bagas. Selain itu Alika juga tak ingin papa Leo melihatnya dalam keadaan lebam seperti ini.
"Bi Sumi, tolong panggilkan Alika," titah papa Leo dengan wibawanya.
Sebab dia merasa janggal tak ada Alika yang duduk di sampingnya.
"Maaf tuan, nyonya Alika sepertinya kurang enak badan. Dia nggak bisa bangun."
"Sakit apa dia?" Tanya papa Leo khawatir.
"Nyonya Alika demam tuan. Mungkin karena masuk angin."
Bi Sumi berusaha menyembunyikan kenyataan. Bukan tanpa sebab, sebab sebelum makan malam tadi, mama Yanti sudah mengancam dirinya.
Papa Leo mengangguk.
"Kalau begitu hubungi dokter Candra, agar datang memeriksa Alika segera."
"Baik tuan," jawab bi Sumi patuh.
Keanu memandang Bagas dengan pandangan yang tak suka. Berani sekali dia sudah memukul Alika dengan kedua tangannya. Dalam hati Keanu ingin sekali mematahkan kedua tangan itu.
"Tidak, tunggu saat aku memulai rencana ku. Maka tamatlah riwayat kamu, Bagas," umpat Keanu dalam hatinya.
Sungguh Alika adalah sahabat yang sangat disayangi olehnya. Tak pernah sedikit pun dia menyakiti Alika dengan kedua tangannya sendiri. Alika benar-benar dijaga olehnya seperti sebuah boneka.
Hanya sayang, dia harus terpisah lama, dan kini membuat mereka menjadi asing.
****
Setengah jam kemudian dokter Candra sudah tiba di kediaman keluarga Dirgantara.
Bi Sumi yang mengantarkan dokter menuju ke lantai atas. Menemani nyonya Alika sedang mama Yanti dan Bagas seakan enggan untuk menemani. Takut jika rahasia Bagas akan diketahui.
"Bagaimana dok?"
Tanya bi Sumi khawatir.
"Tenanglah bi, sudah sy resep kan obat. Nanti minta seseorang untuk ke apotek terdekat untuk membeli obatnya. Kebetulan stok punya saya sudah habis," ujar dokter Candra.
"Berikan padaku resepnya. Aku akan segera keluar untuk mencari," pinta Keanu pada bi Sumi agar berikan selembar resep obat buat Alika. Yang isinya obat merah dan perban, serta pil penahan rasa sakit.
"Ini tuan."
Sedang ekspresi dokter Candra langsung berubah. Melihat sahabatnya berlalu meninggalkan kamar itu.
"Bi Sumi," panggil dokter Candra.
"Sejak kapan Keanu berubah menjadi perhatian sepeti ini, apa lagi pada istri orang?" Tanya dokter Candra merasa ada yang janggal.
"Entahlah, tuan dokter. Bi Sumi kurang tahu. Padahal sejak kepulangannya, dia nggak pernah mengajak bicara tuan besar. Dan pada nyonya Alika juga sikapnya acuh tak acuh," jelas bi Sumi.
Yang baru saja menyadari ada apa yang terjadi pada tuan muda.
Namun bi Sumi memilih diam, bukannya nyonya Alika bersahabat sejak kecil dengan tuan muda.
Tidak butuh waktu berapa lama, Keanu telah tiba di rumah dengan membawa obat yang disarankan oleh dokter Candra.
"Cepat sekali," ucap dokter Candra yang masih berada di kamar Alika.
Memperhatikan bi Sumi yang sedang mengompres kepala Alika.
Keanu memilih tak menggubrisnya.
"Kamu belum juga pulang?" Tanya Keanu ketus buat dokter Candra tertawa renyah.
"Aku di sini punya alasan kok, sedang mengobati pasien. Lalu kamu, ngapain?"
Ledek dokter Candra.
Ledekan Dokter Candra lantas membuat Keanu menahan amarahnya.
"Bukankah harusnya kamu segera pulang?"
Tanya Keanu.
Dokter Candra menggelengkan kepalanya membuat Keanu semakin kesal.
Bi Sumi membangunkan Alika dengan perlahan, lalu menyuapkan obat ke dalam mulutnya.
"Kalau begitu, aku pamit pulang dulu ya," ucap dokter Candra yang sudah memastikan Alika telah mendapatkan perawatan luka lebamnya dan meminum obat sampai kembali tidur lagi.
Kepulangan dokter Candra membuat hati Keanu lega. Dan meminta Bi Sumi untuk kembali beristirahat di kamarnya. Dijawab anggukan patuh oleh bi Sumi.
"Jangan, jangan," teriak Alika.
Sepertinya demamnya semakin tinggi
Hingga membuatnya mengigau.
"Tolong jangan pergi, aku takut sendirian," ceracau nya dengan isak tangisnya membuat Keanu tak sampai hati, dan memilih menjaga Alika dan duduk di bawah kakinya.
****
Matahari bersinar menembus kaca jendela kamar. Mata Alika mengerjapkan beberapa kali. Kenapa kakinya terasa berat dan sulit digerakkan.
Alika mencoba berusaha bangun, dan melihat ke arah kakinya.
Hhoooammm
"Kamu sudah bangun?"
Keanu mengucell matanya pelan.
"Ngapain kamu berada di dalam kamar ini?" Suara berat dari Bagas, mengagetkan Alika Dan Keanu bersamaan.
