NovelToon NovelToon
Kawin Gantung Dengan Ketos

Kawin Gantung Dengan Ketos

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / ketos / perjodohan
Popularitas:8M
Nilai: 4.8
Nama Author: AuraAurora

Memiliki wajah cantik blesteran, membuatnya menonjol di antara gadis lainya. Tapi kisah hidupnya tak seindah wajahnya. Jessyca

Karena sang Mama meninggal sejak lama, membuat Ayahnya menikah lagi. Tapi keluarga baru, justru membuat hidupnya semakin sulit.

Hingga suatu saat, neneknya telah memilihkan jodoh untuknya. Yang menyebabkan ia 'kawin gantung' di usia muda.

Apakah kehidupan Jessy akan lebih baik? Atau malah sebaliknya!!!

Cuzzz kita lanjut ☺☺☺☺🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AuraAurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

H-1

"Jessy!" teriak Mariam dari luar pintu kamar Jessy. "Apa kamu sudah selesai? supir yang dikirim calon mertuamu sudah tiba."

Sebenarnya Mariam bisa saja berangkat sendiri bersama supir nya, tapi keluarga Nathan memaksa untuk mengirim supir mereka saja.

Jessy yang mendengar suara Mariam, segera menghapus air matanya. Ia mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskan nya secara kasar, berharap dapat mengurangi rasa sesak di dadanya. Kemudian ia menaruh kembali pigura yang ia dekap ke atas nakas, dan berjalan ke arah pintu.

Ketika membuka pintu, Jessy sudah memasang senyumnya.

Mariam sempat terdiam memandang wajah Jessy yang sembab, meskipun gadis itu memasang senyuman. Tapi kemudian ia tersenyum. "Apa sudah siap?"

Jessy menganggukkan kepalanya. "Kita berangkat sekarang?" tanya nya.

"Iya, supir nya sudah menunggu di bawah." jelas Mariam.

Jessy kemudian kembali masuk ke kamarnya untuk mengambil ransel.

Di dalam perjalanan Jessy tidak banyak bicara, bahkan ia memejamkan matanya seolah-olah sedang tidur.

Butuh waktu dua jam Jessy untuk sampai ke vila.

Hingga tidak lama mobil yang ditumpanginya sudah memasuki pelataran vila papi Tama. Saat turun dari mobil, yang bisa di rasakan oleh Jessy adalah hawa dingin yang menusuk tulang.

Jessy mengedarkan pandangannya, meskipun vila milik papi Tama tak sebesar milik keluarganya tapi pemandangan yang ada cukup indah meskipun tak bisa terlihat sempurna karena malam hari.

"Kalian sudah datang!" seru Nilam. Ia berjalan dari dalam Vila untuk menyambut kedatangan Jessy dan Mariam. Dan tak lama Oma juga terlihat berjalan dari dalam vila.

Jessy berjalan ke arah Nilam dan Oma, kemudian mencium punggung tangan mereka secara bergantian.

Begitupun Nilam yang juga mencium punggung tangan Mariam yang sebentar lagi juga akan menjadi ibunya. "Ayo masuk," ajak Nilam pada keduanya.

Di dalam vila juga sudah terlihat beberapa dekorasi sudah menghiasi, mungkin besok pagi juga sudah selesai. Terlihat banyak pegawai yang mengerjakannya.

"Kalian langsung istirahat saja, pasti capek setelah perjalanan tadi." ujar Oma. Kemudian ia dan Nilam berjalan ke arah kamar yang akan di tempati oleh Jessy.

"Nah, ini kamar kamu sayang." Nilam membuka pintu kamar yang sudah ia persiapkan untuk calon menantunya. "Apa kamu suka?"

Jessy yang sudah masuk ke dalam kamar untuk melihat, kemudian menganggukkan kepalanya. "Suka, Mi."

Kamar yang lumayan luas, apalagi dengan dekorasi yang simpel tidak terlalu banyak aksesoris. Seperti kamarnya biasanya.

Nilam dan Oma tersenyum mendengar itu. Mariam juga tersenyum, tapi dalam artian ia bahagia bahwa Nilam dan ibu nya bisa mengambil hati Jessy. Ia bersyukur melihat cucu nya yang akan berjodoh dengan keluarga yang benar-benar menyayanginya.

Tak lama, supir yang mengantarkannya tadi datang membawa tas milik Jessy juga Mariam.

Setelah itu, mereka meninggalkan Jessy untuk beristirahat. Dan mereka kemudian mengantarkan Mariam ke kamar yang juga di persiapkan untuknya.

Jessy berjalan ke arah jendela besar yang berada di kamarnya, dan langsung membukanya. Sejenak ia terkejut melihat pemandangan yang ada di depannya. Di balik jendela itu ada balkon serta kursi santai yang bisa ia gunakan untuk menikmati pemandangan. Dari sana terlihat banyak lampu yang berasal dari kota. Jika di lihat dari tempatnya seperti ribuan bintang yang menyala.

Jessy memutuskan duduk untuk menikmati udara malam yang sejuk, suasana yang jarang ia dapatkan di kota.

Ia lagi-lagi teringat, bahwa ini adalah malam ia menyandang status sebagai lajang. Dan besok ia akan menikah dengan Nathan.

Nathan?

Jessy baru teringat sejak tadi ia tidak melihat Nathan, bahkan juga papi Tama.

Jessy kemudian menggelengkan kepalanya. "Mungkin lebih baik tidak bertemu," gumamnya.

Hingga tak lama ia mendengar suara Mariam di balik pintu kamarnya. "Sayang, apa kamu sudah tidur?"

"Belum Nek," sahut Jessy. Kemudian ia beranjak dari duduknya dan menutup kembali jendela.

Ketika membuka pintu ternyata Mariam membawakannya segelas susu hangat. "Minumlah," kata nya. "Udara di sini sangat dingin," imbuhnya.

"Ini tidak terlalu dingin Nek," sahut Jessy. Tapi setelah itu tangannya mengambil segelas susu yang di buatkan Mariam, meneguknya hingga tandas. "Terima kasih." Dan mengembalikan lagi gelas yang sudah kosong pada nenek nya.

"Oh ya!" Mariam ingin menyampaikan sesuatu tapi ragu.

Sedangkan Jessy menunggu apa yang neneknya ingin bicarakan.

Mariam menarik nafasnya dalam kemudian menghembuskan nya dengan kasar. "Tadi Papa kamu menelpon," beritahu Mariam akhirnya.

"Lalu?" Jessy sudah merasa ada sesuatu yang tidak enak jika melihat gelagat nenek nya.

"Kata Papa kamu, dia dan Mama kamu tidak bisa berangkat malam ini. Katanya Tasya sedang demam. Kemungkinan besok pagi baru bisa berangkat," jelas Mariam.

Jessy hanya tersenyum kecut mendengar itu. Kemudian ia menganggukkan kepalanya. "Oh, ya sudah." ucapnya datar.

Ia sudah biasa mengalami hal ini, jadi bukan sesuatu yang baru.

Mariam lagi-lagi menghembuskan nafasnya pelan, meskipun tanggapan cucunya itu biasa-biasa saja. Tapi ia tau ada luka yang tersembunyi.

Danu sendiri berniat akan berangkat bersama Mira. Mereka juga akan menginap terlebih dahulu di vila, tapi sekarang yang terjadi justru mereka tidak bisa berangkat.

"Ya sudah, kamu segera tidur. Sudah malam." Mariam kemudian berlalu dari sana.

Setelah kepergian nenek nya, Jessy juga memutuskan untuk tidur saja. Merebahkan tubuhnya dengan pandangannya menatap langit langit kamarnya. "Keluarga yang bahagia," gumamnya. Hingga sedetik kemudian ia memejamkan mata.

*

*

Pagi hari, semuanya tampak sibuk dengan tugasnya masing-masing. Tapi tidak dengan Jessy.

Gadis itu hanya duduk manis sambil memejamkan mata, membiarkan perias mulai mengerjakan tugasnya, yaitu membuatnya terlihat secantik mungkin di hari spesialnya ini.

Perias yang seorang pria kemayu itu, sungguh mengagumi wajah Jessy. Jessy yang tidak memakai make up saja sudah terlihat cantik apalagi jika sudah di poles bedak, pasti akan menjadi maha karya nya yang sempurna.

"Duh, ekke seneng banget kalau calon pengantinnya kayak yey." celotehnya. "Nggak susah-susah buat dempulinnya." Tangan tulang lunak itu terus mengaplikasikan make up di wajah Jessy.

Jessy yang mendengarnya hanya diam tidak menyahutinya, memang dia harus menjawab apa? Toh kenyataanya ia memang sudah terlahir cantik.

Hingga beberapa saat kemudian, kerja keras pria gemulai itu akhirnya selesai. "Ya ampun! Hasilnya memang sangat-sangat sempurna," bangganya.

Jessy kemudian membuka matanya, dan dari pantulan cermin di depannya ia melihat dirinya memang benar-benar berbeda hari ini.

Cantik.

"Cus, sekarang ganti baju." Perias itu kemudian membantu Jessy mengenakan kebaya nya, yang di padukan dengan kain batik yang menjadi bawahannya.

"Yey benar-benar menjadi ratu hari ini," puji pria gemulai itu.

Jessy hanya menanggapinya dengan senyuman tipis, tapi yang dikatakannya memang benar.

"Ya ampun cucu Nenek sangat cantik sekali hari ini," Mariam yang baru masuk ke kamar Jessy.

Jessy yang mendengar perkataan Mariam hanya mencebikkan bibirnya. "Apa Jessy biasanya jelek?" sungutnya.

"Sepertinya iya," jawab Mariam kemudian tertawa.

Jessy berdecak kesal, bisa-bisanya nenek nya itu di hari seperti ini masih saja membuatnya kesal.

"Jangan marah," goda Mariam. "Sebentar lagi acaranya akan di mulai." imbuhnya.

Tak lama, Nilam juga Oma juga masuk ke dalam kamar Jessy. Dan reaksi mereka juga sama seperti Mariam, yang takjub dengan kecantikan Jessy.

"Ya sudah ayo kita turun, acaranya sebentar lagi akan di mulai." kata Nilam.

Jessy kemudian menoleh ke arah Mariam seolah bertanya 'apa Papa sudah datang?'

Mariam yang mengerti dari tatapan itu kemudian mengangguk. "Papa sudah datang, tapi Mama Mira tidak bisa ikut." jelas Mariam.

Jessy kemudian bisa bernafas lega, setidaknya papa nya bisa hadir untuk menjadi wali nikahnya.

Kemudian Jessy di tuntun Mariam keluar dari kamar. Sedangkan Nilam dan Oma lebih dulu untuk turun.

Saat di tangga Jessy dapat melihat banyaknya tamu yang datang, meskipun mereka masih termasuk saudara sendiri. Rasa gugup tiba-tiba saja menghantuinya. Apalagi ketika langkah kakinya semakin dekat ke arah di mana seorang laki-laki yang kini sudah mengenakan jas warna putih senada dengannya sudah duduk di hadapan papa nya yang di halangi oleh meja.

Laki-laki itu adalah Nathan.

Nathan sama seperti Jessy, hari ini ia tampil berbeda. Pesona nya bertambah berkali-kali lipat, siapa gadis yang tidak jatuh cinta jika melihatnya seperti ini.

Hingga saat Jessy duduk di samping Nathan, dan saat itulah Nathan menoleh ke arahnya.

Deg.

Pandangan keduanya sama terkunci, saling mengagumi keindahan yang Tuhan ciptakan.

Tapi di sisi lain ada pandangan seseorang yang melotot melihat calon pengantin yang sebentar lagi akan sah menjadi suami istri itu.

"Astaga!"

...----------------...

Mommy Jessy

Aku dah ngetik panjang banget nih.... Boleh dong di kasih bonus gantinya begadang 😊. Lope-lope kelian semua 🥰

1
Suciana Anita Wardani
Luar biasa
nene Situmorang
haishhh
ahhh
ta*k lahh
nene Situmorang
thor, boleh nge maki2 kagak sih?
nene Situmorang
itu namanya obsesi tasya
nene Situmorang
baca di paragraf ini, sambil inget visualnya teguh suwandi, jadi serasa lucu.

kek nya seorang teguh suwandi gak akan bisa dah ngomong serius. 😀
nene Situmorang
wahhh
gak sadar diri dianya
nene Situmorang
bikin mewekk

tapi sambil juga ketawa

ngetawain si danu kampret
nene Situmorang
mohon maap ni yehh


danu ASSSIIIIUUUU
nene Situmorang
astaga
sebelumnya aku kira piktor itu nama orang😁
nene Situmorang
kamu kuat meili
nene Situmorang
buahahahahah
ya ampunn
bikin orang tua sport jantung lah
nene Situmorang
edannn
nene Situmorang
satu sama
nene Situmorang
aaawwwww
nene Situmorang
nenek nenek ajaib
nene Situmorang
aku juga serasa ikut kasmaran loh mel🤣
nene Situmorang
huahhh
baper ya elahhh
RitaTandi
Luar biasa
nene Situmorang
huahhh

bikin iri terus
nene Situmorang
danu kamprett dehhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!