NovelToon NovelToon
Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:43k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Naya wanita cantik yang berumur 27 tahun mendapati dirinya terbangun didunia novel sebagai pemeran tambah yang berakhir tragis. Naya merasuk kedalam tubuh Reka remaja cantik yang berusia 18 tahun. Reka memiliki keluarga yang sangat amat menyayanginya, mereka rela melakukan apapun demi kebahagiaan Reka. Meskipun memiki keluarga yang sangat amat mencintainya sayangnya kisah percintaan Reka tidak berjalan dengan baik. Tunangannya Gazef lebih memilih pemeran utama wanita dan meninggalkan Reka. Reka yang merupakan pemeran tambahan akhirnya menjadi batu pijak untuk kebehagian Gazef dan Rosa, Reka harus mati demi kebahagiaan pemeran utama dalam novel.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Bel pulang sekolah berbunyi, menandakan berakhirnya hari yang panjang di kelas. Semua murid bersiap untuk pulang, merapikan buku-buku mereka dan memasukkan ke dalam tas. Reka sedang merapikan bukunya ketika guru, Pak Budi, mendekatinya dengan setumpuk buku tugas di tangannya.

"Reka, bisa tolong bawa buku tugas ini ke ruang guru?" tanya Pak Budi, sambil tersenyum ramah.

"Tentu, Pak. Saya akan segera membawanya," kata Reka mengangguk, menerima tumpukan buku tugas dari tangan Pak Budi.

"Terima kasih, Reka. Hati-hati ya," balas Pak Budi sebelum beranjak keluar kelas.

Dengan hati-hati, Reka menyusun buku-buku tugas tersebut agar tidak terjatuh. Dia memasukkan buku terakhirnya ke dalam tas, kemudian mengangkat tumpukan buku tugas dan mulai berjalan menuju ruang guru. Di sepanjang koridor, dia melewati teman-temannya yang sedang bergegas pulang, beberapa dari mereka melambai dan tersenyum padanya.

Sampai di ruang guru, Reka mengetuk pintu perlahan sebelum masuk. "Permisi, Pak Bu, saya membawa buku tugas dari kelas," katanya dengan sopan.

"Terima kasih, Reka. Letakkan saja di meja sini," kata Ibu Yuli, salah satu guru yang sedang berada di ruangan itu, tersenyum dan mengangguk.

Reka meletakkan tumpukan buku dengan hati-hati di meja yang ditunjuk oleh Ibu Yuli. "Sudah, Bu. Apakah ada lagi yang perlu saya bantu?"

"Tidak, itu saja. Terima kasih banyak, Reka. Kamu bisa pulang sekarang," jawab Ibu Yuli dengan ramah.

"Baik, Bu. Selamat sore," Reka pamit, lalu keluar dari ruang guru dengan perasaan lega karena sudah membantu.

Saat Reka berjalan kembali ke kelasnya untuk mengambil tas, dia melihat Rosa sedang diseret oleh beberapa murid di koridor. Rosa terlihat memberontak, mencoba melepaskan diri, namun kekuatannya tidak cukup untuk melawan mereka.

Mata Reka tertuju pada pemandangan itu. Rosa, dengan tatapan panik dan putus asa, melihat ke arah Reka, seolah-olah meminta pertolongan. Namun, Reka hanya menghela napas dan memutar matanya dengan malas.

"Tidak ada hubungannya denganku," batin Reka sambil berjalan pergi.

Tanpa menghiraukan permohonan diam-diam dari Rosa, Reka melanjutkan langkahnya menuju kelas, membiarkan Rosa diseret paksa oleh murid-murid lainnya.

Setelah mengambil tasnya, Reka memeriksa sekali lagi apakah semua bukunya sudah tersimpan rapi di dalam. Dia mengangkat tasnya dan melemparkannya ke bahu, lalu berjalan keluar kelas.

Reka menuruni anak tangga satu per satu, merasakan setiap langkah yang menghantarkannya lebih dekat ke pintu keluar. Suara gemuruh dari murid-murid lain yang juga sedang bersiap pulang terdengar di sekitarnya, namun Reka tetap fokus pada tujuannya.

Begitu dia mencapai halaman sekolah, dia melihat mobil jemputan keluarganya sudah menunggu di sana. Sopir keluarga mereka, Pak Darto, duduk di belakang kemudi sambil tersenyum ramah begitu melihat Reka mendekat.

"Selamat sore, Non Reka," sapa Pak Darto, membuka pintu mobil untuknya.

"Selamat sore, Pak Darto," jawab Reka sambil memasuki mobil. Dia duduk di kursi belakang, meletakkan tasnya di sampingnya, dan menghela napas lelah.

Mobil mulai bergerak, meninggalkan halaman sekolah. Reka menatap keluar jendela, memperhatikan pepohonan dan jalanan yang mereka lewati.

Mobil melaju dengan mulus, membawa Reka menjauh dari hiruk-pikuk sekolah menuju kenyamanan rumahnya.

Mobil sampai di depan mansion, pak Darto keluar terlebih dahulu lalu membuka pintu mobil bagian penumpang untuk Reka. Dengan langkah santai, Reka keluar dari mobil dan menuju pintu masuk mansion yang megah.

Begitu dia masuk, suasana yang tenang dan nyaman menyambutnya. Reka berjalan menuju lift, namun sebelum sampai, dia bertemu dengan Kael dan Arsan yang sedang berbincang di lorong.

"Yahoo, kunti bogel ku, kamu sudah pulang," sapa Arsan dengan nada ceria.

Reka memutar mata malas mendengar sapaan dari Arsan. "Kenapa kamu tidak pulang bersama dengan Kael?" tanya Arsan sambil tersenyum lebar.

"Aku tidak tahu Kael dekat dengan kakak," jawab Reka dengan nada malas.

"He.. Hei.. Ada apa dengan wajah cemberutmu itu? Apa Gazef melakukan hal yang buruk lagi? Bukankah tadi pagi kamu sangat bersemangat membuatkan bekal untuknya," tanya Arsan, mencoba menghibur.

"Dia membuangnya dan mempermalukan aku," jawab Reka dengan suara yang dipenuhi kekesalan. "Aku sangat kesal saat mengingat kata-katanya yang merendahkan aku. Rasanya aku ingin meremas wajah jelek dan buruk rupanya."

Tanpa sadar, Reka meremas wajah Arsan dengan kuat. Arsan terlihat meringis saat tangan Reka meremas dan mencubit pipinya.

"Oi, sakit! Lepasin, kunti bogel!" teriak Arsan sambil mencoba melepaskan cengkeraman Reka.

Kael, yang berdiri di samping, hanya bisa tertawa kecil melihat interaksi mereka.

Reka melepaskan tangannya dari wajah Arsan dengan enggan.

"Maaf, Kak. Aku sangat kesal dengannya hingga tanpa sadar meremas wajah jelek dan buru rupamu kak," kata Reka, menghela napas panjang.

"Buruk Rupa katamu!... Fyuhh tenang dia adik mu," kata Arsan sambil mengusap dadanya. "Tidak apa-apa, aku tahu kamu sedang kesal. Tapi lain kali, cubitlah bantal, bukan wajahku," balas Arsan sambil mengusap pipinya yang merah.

Dengan sedikit senyum, Reka melanjutkan langkahnya menuju lift, meninggalkan Arsan di belakang tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

" Cowok brengsek itu benar-benar membuatku semakin tidak menyukainya. Apa sebaiknya aku memberinya pelajaran ya?" kata Arsan dengan nada serius.

Reka berhenti sejenak, menatap Arsan dengan alis terangkat. "Kamu serius, kak? Apa yang kamu rencanakan?" tanyanya dengan nada penuh rasa ingin tahu.

"Oh, aku punya beberapa ide yang mungkin bisa membuatnya berpikir dua kali sebelum merendahkan orang lain lagi," kata Arsan tersenyum licik.

Apa yang akan kakak lakukan padanya? Apa kakak akan menghajarnya atau mematahkan kakinya atau merobek mulutnya atau memotong lidahnya yang tidak punya sopan santun itu? Yang mana yang akan kakak lakukan?" tanya Reka dengan antusias, matanya bersinar penuh semangat.

"Bagaimana jika kita melakukan semua yang kamu katakan tadi... Tunggu sebentar, kenapa kamu tiba-tiba jadi psikopat kemarin sore? Biasanya kamu akan menangis saat aku bilang akan menghajarnya hingga babak belur," kata Arsan terkejut mendengar kata-kata Reka, Arsan menatap Reka dengan heran.

Reka menyilangkan tangannya di dada dan mengangkat bahu. "Itu dulu. Sekarang aku tidak mencintainya lagi, jadi kakak boleh melakukan semua yang aku katakan tadi," jawab Reka dengan nada tegas.

Arsan tertawa, terdengar puas.

"Nah, ini... Ini baru kunti bogel bantet kesayangan ku," katanya sambil merangkul Reka.

"Terima kasih, Kak. Aku hanya ingin dia tahu bahwa dia tidak bisa seenaknya memperlakukan orang lain," kata Reka tertawa kecil, merasa sedikit terhibur oleh kata-kata Arsan.

"Reka, apa kamu benar-benar tidak memiliki perasaan lagi pada Gazef?" tanya Kael dengan nada cemas.

"Tidak, semua perasaanku sudah hilang," jawab Reka dengan tegas, wajahnya terlihat tenang.

"Syukurlah," gumam Kael, merasa lega mendengar jawaban Reka.

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Jika kakak akan memberikan pelajaran padanya, jangan lupa untuk mengajakku," kata Reka sambil masuk ke dalam lift.

Kael memperhatikan Reka yang masuk ke dalam lift, hatinya berdegup dengan kencang. Perasaan bahagia tiba-tiba meluap di dalam dadanya, seperti gelombang kehangatan yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Apakah kesempatan untuk memiliki Reka akhirnya menghampirinya?

Dia merasakan getaran yang berbeda kali ini, getaran yang membuatnya merasa hidup. Senyum tak terbendung merekah di wajahnya, dan matanya berbinar penuh harapan. Setiap detik terasa begitu berharga, dan Kael merasa seperti dunia hanya terdiri dari dirinya dan Reka.

Namun, di tengah kebahagiaan yang meluap-luap, Kael juga merasa gugup. Apakah perasaannya akan membalas perasaannya? Apakah Reka juga merasakan hal yang sama dengannya?

Kael menggigit bibir bawahnya, berdebat dengan dirinya sendiri, mencari jawaban dari pertanyaan yang menghantuinya.

⚠️Tolong berikan Like dan Komentar sebagi bentuk dukungan ya!! Agar author semangat untuk menulis, tidak susah kok tinggal tekan 👍🏻 dan 💬 nextss saja sudah cukup. TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA DAN MENINGGALKAN KOMENTAR DAN LIKE⚠️

1
Batara Kresno
Luar biasa
Murni Dewita
👣
Yui
Luar biasa
Dede Mila
baca
Aisyah Suyuti
seru
Black Moon
Masih nunggu up nya, Thor.
renaa.
di chapter sebelumnya si arsan manggilnya cebol, trs micro sister, lah skrg malah kunti bogel 🙂
zakia Mutmainah
kenapa harus nolak reka? padahal kalo reka sama kael itu pasti cocok banget
Black Moon
Kalo Gw jadi Kael juga pasti mikirnya ke arah situ, sabar ya Kael tapi bukan itu yg mau dibicarakan 🙈
✓🥀 forever
suka/Heart/

smngt Thor
Moly
Lanjut...
charis@ŕŕa
up 1 lg dong
Erni Nofiyanti
pusing bacanya muter2,
Erni Nofiyanti
kirain mukanya rusak
Midah Zaenudien
cukup bagus cuma aku belum faham alur x
@ImIm: *Biar typo
@ImIm: Reka aka naya dipaksa sama author buat mengikuti cerita novelnya dimana Reka aka naya harus mati. Karena Reka menolak dan mencoba mengubah alur cerita biara tidak mati akhirnya author (penulis novel) memutar waktu. Dibagian pertama Reka berhasil memutuskan pertunangan tapi Reka tidak tahu kalau keluarganya mencelakai Rosa dan Gazef pemeran utama dalam cerita novel makanya Reka sempat bingung kenapa dia tiba-tiba ke tarik kembali ke awal cerita dimana dia masih berstatus tunangannya Gazef. Dibagian kedua dimana Reka menembak Gazef disitu titik awal Reka sadar kalau terjadi sesuatu yang buruk kepada pemeran utama maka Reka akan di tarik paksa kembali ke titik awal cerita.

Semoga paham dengan penjelasannya
total 2 replies
Black Moon
Ditunggu up selanjutnya, semangat Author
Lippe
kata cebol dengan berat hati masih keterima. Tapi..... MICRO???
semungil itu😭😭😭😭
Neng Rusyanah
Luar biasa
Grey
apa jangan² karena perasaan kael? author nya terlalu terobsesi sama peran si kael? atau author nya terobsesi sama ending dari pemeran utama yg dia ciptakan?
Grey
kirain gegara kata rawrr nya😂🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!