NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Bertemu Kembali

Setelah seharian kuliah dan lanjut ke toko bunga, Gisel merasa sedikit kelelahan mungkin karena harus berurusan dengan antrian Panjang pendaftaran BEM.

“Kak, Gue masuk tidur dulu yah” Pamit Fina yang memang sengaja Gisel siapkan tempat tingga untuknya dilantai dua ruko.

Fina merupakan anak yatim piatu yang 2 tahun Lalu Gisel beri pekerjaan karena mendengar Fina yang mendapatkan musibah yaitu ayahnya yang meninggal karena kecelakaan kerja sedangkan Ia hanya tinggal bersama ayahnya setelah Ibunya meninggal saat melahirkannya.

“Iya gue juga nggak lama pulang kok lagi nungguin kak Mark aja” jawab Gisel dengan senyum ramahnya.

Tidak lama kemudian pintu toko kebuka, dan benar saja itu adalah Mark saudara Gisel yang selalu menjemputnya jika Gisel pulang malam.

“Gue ngerepotin yah kak?” tanya Gisel karena melihat wajah sang kakak yang tampak kelelahan.

“Nggak dong, lagian kalau liat adik, kakak yang jelek ini rasanya cape kakak ilang” Tawa Mark menggoda adiknya yang kadang lucu namun juga jahil kepadanya.

“Kok jelek sih, kalau gue jelek kakak juga jelek dong kan kata Mama kita mirip” protes Gisel karena Mark mengatainya jelek.

“Ya udah ayo balik, Fina udah tidur?” Tanya Mark berbasah basi, karena biasanya Ia selalu melihat Fina yang menemani Gisel saat menunggunya.

“Iya udah, sepertinya dia agak kelelahan.” Jawab Gisel dengan sedikit kasihan pada Fina yang tidak mau diajak tinggal dirumahnya.

.

.

“Gi, Lu udah dapet pesan keterima anggota BEM?” Tanya Karin yang baru saja duduk disamping Gisel

“Udah, Gue keterima” jawab Gisel dengan senyum manisnya.

“Lu pada daftar BEM?” Tanya Candra yang berada dibelakang keduanya.

“Lu ngagetin deh” Kesal Karin

“Gue nanya doang, Lagian kenapa sih nggak bilang sama Gue kalau ikut BEM kan kalian nggak usah repot-repot daftar” ucapnya dengan santai.

Karin dan Gisel saling memandang dengan menaikan sebelah alisnya lalu berbalik memandang Candra.

“Kenapa kalian liatin gitu?” Tanya Candra yang risih ditatap keduanya.

“Wahh Gue lupa bilangin ke kalian kalau Kak Haikal dari fakultas Hukum yang merupakan ketuan BEM itu adalah kakak kandung Gue” sambungnya dengan wajah tanpa dosa.

“Apa..?” Gisel dan Karin menjawab dengan bersamaan.

“Kok Lu nggak bilang sih, kan kita bisa minta tolong sama Lu aja” Kesal Karin.

“Jadi kemarin kita nggak nemuin Lu pas daftar BEM?” Tanya Gisel, karena Ia juga sempat mendengar rencana teman barunya itu yang juga ingin mendaftar BEM.

“Iya, Gue udah ngasih berkas gue sama kakak gue” jawabnya santai

“Ih nyebelin banget sihh……” Kesal Karin.

Candra hanya nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal, Ia merasa tidak enak dengan kedua teman barunya itu karena mereka susah payah mengantri sedangkan Ia hanya menunggu hasil saja, yang sudah pasti keterima.

“Tapi kalian lolos kan?” tanya Candra

“Iya, bentar kita udah ikut penyambutan anggota baru” jawab Gisel dengan tatapan kesalnya.

“Udah sih nggak usah kesal-kesal, nanti sebagai gantinya Gue kenalin sama anggota inti BEM yang ganteng-ganteng” Tentu saja Candra akan menjual kakak dan teman-teman kakaknya yang digandrungi banyak kaum hawa.

“Boleh deh, Gue juga penasaran sama kak Haikal yang katanya ganteng banget” Jawab Karin antusias, bahkan Ia sepertinya sudah melupakan kekesalannya pada Candra.

“Jangan lupa Kak Haikal itu kakak Kandung candra, pasti mukanya nggak jauh beda” Gisel mengingatkan Karin lalu membalikan badanya menghadap kembali ke depan.

Karin juga ikut menghadapkan badanya ke depan dan membisiki Gisel “Tapi Candra nggak jelek loh” lalu tawa keduanya pelan karena melihat profesor yang akan mengajar dikelasnya telah masuk.

.

“Kal, gimana Lu udah dapat berkas cewe yang kemarin?” tanya Juan yang melihat Haikal melamun.

“Iya Gue udah nemuin kok” jawabnya dengan senyum tipis yang entah bermakna apa.

“Emang buat apaan sih?” Tanya Juan dengan raut kuatir.

“Nggak papa kok, Gue Cuma salah orang doang” Jawab santai tanpa memalingkan pandangannya pada Juan.

Juan sudah tidak menanggapi lagi, Ia tahu betul bagaimana Haikal, baginya Haikal tidak akan merahasiakan hal penting yang seharusnya diketahuinya, dan jika Haikal tidak bercerita itu memang tidak seharusnya dia ketahui.

Ting(tanda pesan masuk pada ponsel Haikal)

Room Chat Haikal

Selin : Kal Gue minta tolong dong Seli n:ke toko buku,…!

Haikal : Gue sibuk Sel, hari ini ada penerimaan anggota BEM baru

Selin : Kali ini aja Kal, Gue bakalan berusaha nggak nyusahin Lu lagi kok nanti

Haikal : Gue nanti temenin setelah pembukaan penerimaan.

Haikal membuang nafasnya kasar setelah berbalas pesan dengan Selin yang merupakan mantan kekasihnya. Entah kenapa sampai sekarang Ia masih tidak tega untuk menolak membantunya.

“Selin?” Tanya Jeno yang kehadirannya tidak disadari Haikal karena sibuk berbalas pesan dengan Selin

“Nggak penting, Gue ke toilet dulu yah” pamitnya lalu menyimpan ponselnya diatas meja tempatnya duduk,

“Gue Heran, Haikal tuh profesional banget dengan berbagai hal tapi dia nggak bisa banget buat nolak Selin, padahal Selin jelas-jelas selingkuh kan” kesal Jeno melihat Haikal yang me lempeng ketika berhadapan deng Selin sang mantan.

“Mungkin dia punya alsan buat itu semua, Lu tau kan dia nggak bakal mau diatur” Juan mengingatkan Jeno bagaimana sahabat mereka itu.

“Oh iya urusan sama nyokap Lu udah beres?” Tanya Juan yang setahunya Jeno telat datang karena ada urusannya dengan ibunya.

“Iya udah” jawabnya singkat lalu duduk di kursi samping Juan.

Juan hanya menganggukkan kepalnya mendengar jawaban simpel Jeno.

.

Haikal menggusar rambutnya yang basah lalu menatap wajahnya pada pantulan cermin yang ada dihadapannya.

“Gue harus nyari tahu dia siapa, Gue yakin nggak salah orang” ucapnya meyakinkan dirinya lalu Kembali membasuh mukanya dengan air yang masih mengalir.

Haikal yang masih merasa gusar keluar dari kamar mandi dan naik kelantai 4 untuk menikmati udara dari rooftop gedung tersebut.

Gedung tersebut merupakan Gedung yang digunakan sebagai secretariat BEM pada lantai 3 dan dibawahnya oleh himpunan jurusan yang berada di kampus Bunga Bangsa, sedangkan lantai 4 terdapat beberapa kursi dan meja yang sudah tidak dapat dipakai.

Kini Haikal mengambil sebatang rokok yang ada di sakunya untuk menenangkan pikirannya. Ia bukan orang yang merokok aktif namun untuk beberapa saat jika pikirannya terlalu rumit Ia akan mengisap rokok ditempat yang jauh dari orang lain agar asapnya tidak mengganggu.

Haikal melihat jam yang ada dipergelangan tangannya, kurang lebih 20 menit lagi kegiatan penerimaan anggota BEM baru akan dimulai, Ia sudah melihat beberapa Mahasiswa yang mulai memasuki Gedung dari tempatnya kini berada. Dan matanya tertuju pada salah satu perempuan yang berjalan manuju Gedung tesebut.

“Sepertinya kita memang berjodoh” Bibirnya terangkat memperlihatkan senyum smirk nya. Setelah itu Ia mematikan rokoknya yang baru setengah dan kembali ketempat sebelumnya bersama Juan dan Jeno

.

“Kak…” Panggil Candra yang melihat Haikal yang hendak masuk kedalam ruangan BEM.

Haikal hanya menyambut Candra dengan senyum tipis.

“Gi ini bukan yang di kantin kemarin nggak sih?” Karin menyenggol bahu Gisel

“Iya yang temannya matanya hampir hilang” Balas Gisel yang tatapannya tertuju pada Haikal.

“Pantesan kemarin cewe-cewe di kantin pada heboh, ternyata dia ketua BEM” Karin berbisik pada Gisel.

Haikal hanya melirik kedua perempuan itu lalu menganggukkan kepalanya pada Candra, dan masuk kedalam ruangan.

Candra berbalik memperhatikan kedua temannya,

“Lu pada ngapain bengong disitu sih?” tanya Candra pada kedua temannya.

“Nggak papa kok, Ayo keburu telat” Ajak Gisel lalu menarik tangan Karin untuk jalan beriringan bersama Candra.

.

“Gi, menurut Lu gimana kakaknya Candra?” Tanya Karin dengan berbisik karena saat ini acara penerimanya sedang berlangsung.

“Ganteng sih, tapi buka tipe Gue” jawab Gisel cuek

“Iya sih, Lu kan sukanya sama yang jamet hehehe” Goda Karin yang dihadiahi tatapan tajam Gisel.

Setelah beberapa rangkaian acara kini fokus orang-orang beralih pada Haikal yang meninggalkan acara yang belu selesai dengan tampak buru-buru.

“Eh Kakak Lu mau kemana tuh?” Tanya Karin pada Candra yang juga menatap kepergian kakaknya.

“Nggak tahu, Gue nggak mau ngurusin urusan pribadi kakak Gue” jawab Candra dengan cuek namun tetap saja tatapnya sedikit kuatir pada kakaknya entah karena apa.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!