Genre: Action, Adventure, Comedy (?) Fantasy, Isekai, Magic, Romance (?), Single Heroin, System
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fallen Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16 [ Melawan Raja ]
"Masalah pertama telah diselesaikan!"
"Sekarang kita akan membahas masalah yang kedua!"
Juru bicara mengumumkan, yang membuat Alice merasa bingung sementara Leo dan Ragna sudah menebak permasalahannya.
'Kurasa ini adalah alasan raja membawa kita berdua ke pengadilan.' Pikir Leo.
[Aku tebak ini karena pertarunganmu dengan Ragna!] Eve berkata dengan penuh keyakinan tetapi Leo memiliki pendapat yang berbeda dengannya saat dia membalas. 'Tidak, aku yakin bukan itu alasannya.'
Pada saat ini, juru bicara menoleh ke arah raja dan memberi isyarat dengan hormat sebelum raja menganggukkan kepalanya, tanda bahwa dia memberi persetujuan.
Raja mengamati Leo dan Ragna sebelum berkata, "Aku mendengar kabar kalau semua monster di dungeon Verinus telah dibunuh! Sebagai orang yang baru-baru ini datang ke kerajaan Estasia, jujur, aku mencurigai salah satu dari kalian berdua!"
Setelah jeda sejenak, Raja bertanya, "Jadi, siapa diantara kalian yang melakukannya?"
Mendengar pertanyaan raja, Leo menjawab dengan jujur, "Aku yang melakukannya."
Setelah Leo mengatakan itu, orang-orang di pengadilan segera memandang Leo dengan tatapan terkejut. 'Ada orang yang bisa mendeteksi kebohongan di tempat ini. Jadi kebohongan hanya akan memperumit situasi saat ini.' Pikir Leo.
Raja menatap Leo dan berpikir, 'Aku tidak menyangka kalau orang yang menaklukkan dungeon Verinus adalah orang semuda ini. Aku harus memastikan apakah dia punya niat jahat kepada kerajaanku!'
Raja kemudian berdiri dari tahtanya dan melompat ke area bawah pengadilan sebelum menatap ke arah Leo dan berkata, "Nak, aku ingin melihat siapa kau sebenarnya!"
"Eh, apa maksudnya?" Leo menatap ke arah raja yang menatapnya dengan tatapan serius dengan bingung.
Raja mencabut pedang dari sarung yang ada di pinggangnya dan berkata, "Dengan pedang ini, aku ingin melihat apa kau punya niat jahat kepada kerajaanku. Jika kau benar-benar orang yang menaklukkan dungeon Verinus, maka terimalah tantanganku!"
"Yang mulia, apa anda serius?" Juru sedikit terkejut dengan tindakan rajanya.
Gustave mendengus, "Pertarungan adalah cara tercepat untuk menyelesaikannya!"
"Jadi, apa jawabanmu?"
"Baik! Aku akan menerima tantanganmu, tapi aku punya satu permintaan!"
"Oh, apa permintaanmu?" Raja mengangkat alisnya sambil menatap Leo dengan rasa ingin tau sebelum Leo tersenyum kecil dan berkata, "Tolong hapus hukuman yang akan diberikan kepada adikku!"
"Kak..." Alice menatap Leo dengan terkejut, tapi dia segera tersenyum saat hatinya terasa hangat karena kepedulian kakaknya.
"Baik. Jika kau bisa menahan semua seranganku, kau menang, dan aku akan menerima permintaanmu!"
Jawaban Gustave membuat Leo tersenyum sebelum dia berkata, "Terima kasih atas kemurahan hatimu, yang mulia!"
"Kak, hati-hati!"
Mendengar ucapan Alice yang terdengar khawatir, Leo menganggukkan kepalanya dan segera mengambil Flame Sword dari Storage sebelum dia membuat posisi bertarung.
Gustave memberi isyarat kepada salah satu kesatria yang mengawalnya untuk memulai pertandingan sebelum Kesatria itu menganggukkan kepalanya dengan hormat dan segera berkata, "Mulai!"
Setelah tanda dimulainya pertandingan, Gustave langsung menghentikan kaki kanannya ke tanah dan bergegas ke arah Leo dengan kecepatan tinggi.
'Bahaya!' Leo mengangkat pedangnya untuk memblokir serangan raja saat gelombang kejut menghancurkan lantai di bawahnya.
Raja mengangkat alisnya, sedikit terkesan.
Serangan lain datang dari kiri, dan Leo Segera memblokir serangannya menggunakan pedangnya sebelum dia melompat menjauh dari Gustave. 'Dia kuat!' Pikir Leo.
Gustave tidak membuang waktu dan segera melesat ke arah Leo dengan kecepatan yang sangat cepat, dan dalam sekejap dia tiba di depan Leo, yang membuat Leo terkejut dengan kecepatannya.
CLANG! CLANG! CLANG!
Pedang Leo dan Gustave berbenturan berkali-kali dengan keras hingga menciptakan percikan api di udara namun tidak ada satupun serangannya yang mengenai Leo karena Leo berhasil menangkis semua serangannya menggunakan pedangnya.
CLANG!
Setelah bentrokan terakhir, mereka berdua melompat mundur dan menjauh satu sama lain saat konfrontasi diatur ulang.
"Aku tidak menyangka kau bisa memblokir semua seranganku!" Raja memandang Leo dengan terkesan.
"Hehe! Jadi, apa aku menang?" Leo tersenyum. Namun tangannya sedikit gemetar akibat bentrokan sebelumnya.
"Kalau begitu, ini adalah serangan terakhir!" Pedang di tangan raja bersinar terang saat jumlah mana yang sangat tinggi meresapi pedangnya.
'Sudah kuduga, itu bukan pedang biasa!' Leo menatap pedang lebar di tangan raja dengan tatapan waspada.
Raja Gustave mengarahkan pedangnya ke arah Leo dan berkata, "Jika kau bisa menahan serangan ini, maka kau menang!"
Melihat ini, Leo juga tidak tinggal diam dan dia segera menyalakan api di bilah pedangnya sebagai balasan, yang membuat raja Gustave menyipitkan matanya.
Saat dua orang itu menatap satu sama lain, dalam pandangan semua orang Leo dan raja tiba-tiba menghilang dari tempatnya dan muncul di tempat lain sebelum pedang Leo dan pedang Gustave bertabrakan.
CLANG!
Gelombang kejut besar tercipta akibat benturan pedang mereka hingga merobohkan beberapa orang di ruangan itu sementara Ragna mengangkat tangannya dan membuat penghalang menggunakan energi magic di depannya untuk melindungi dirinya dan Alice dari gelombang kejut.
"Ugh!!!" Leo terdorong mundur sejauh tujuh meter, namun dia menstabilkan posisinya dengan cepat sambil sedikit terengah-engah saat dia menatap ke arah Gustave sambil tersenyum.
Melihat Leo berhasil menahan serangannya, Raja segera memasukkan pedangnya ke dalam sarungnya sebelum dia menghela nafas.
Melihat hasil telah ditentukan ini, kesatria yang sebelumnya diminta Gustave untuk memulai pertandingan akhirnya mengumumkan, "Pertarungan berakhir."
"Horee!!" Alice melompat dan mengangkat tangannya dengan gembira dan langsung pergi ke arah Leo dan memeluknya.
Leo tersenyum dan mengangkat tangannya untuk mengelus kepala Alice sebelum dia menoleh ke arah Gustave dan berkata, "Jadi yang mulia, Apa kami bisa keluar dari sini?"
Gustave mengangguk, "Ya, aku sudah memastikan kalau kau bukan orang jahat. Jadi kau boleh kembali ke tempatmu!"
'Bukan orang jahat? Aku sedikit penasaran bagaimana cara dia menilaiku.'
"Nak, namamu Leo kan?" Tanya Gustave.
"Ya, namaku Leo, tepatnya Leonis!"
"Lalu, apa kau seorang petualang?"
"Aku bukan seorang petualang. Aku hanya seorang pengembara yang bebas." Leo tersenyum, julukan pengembara yang bebas terdengar bagus.
"Begitu ya! Sayang sekali." Raja menggelengkan kepalanya dan berbalik pergi sebelum berkata kepada bawahannya, "Antar mereka bertiga keluar!"
"Baik, yang mulia!"
Menuruti perintah raja, kesatria yang membawa mereka bertiga ke pengadilan sekarang mengantar Leo, Alice, dan Ragna keluar dari pengadilan.
Setelah mereka bertiga keluar dari pengadilan, mereka sekarang sedang duduk di dalam restoran dan menikmati minuman dingin untuk merayakan kebebasan mereka.
"Uwaah~! Minuman segar adalah yang terbaik!" Alice berkata dengan ekspresi puas, lalu dia menatap ke arah Leo dan ingin mengatakan sesuatu tetapi dia merasa ragu.
Merasakan tatapan Alice, Leo berhenti meminum minumannya dan segera mendongkak untuk menatap ke arah Alice sebelum bertanya, "Ada apa?"
"Itu, aku... Aku minta maaf!" Alice menurunkan pandangannya dengan ekspresi menyesal.
"Alice, apa kau menyesal karena telah membunuh seseorang?" Leo bertanya sambil menatap lurus ke mata Alice.
Alice menjawab, "Aku tidak menyesal. Lagipula, mereka adalah orang yang jahat. Jika mereka masih hidup, mereka hanya akan terus melakukan hal yang akan dilakukannya kepadaku kepada orang lain."
Mendengar jawaban tegas adiknya, Leo tersenyum dan berkata, "Itu bagus. Yang penting adalah kau tidak menyesal dengan apa yang kau lakukan."
"Benar, tidak perlu menyesal karena membunuh sampah masyarakat seperti mereka." Ragna menimpali.
"Kak, Ragna..."
Alice menatap Leo dan Ragna dengan sedikit terkejut sebelum dia tersenyum manis.
Awalnya dia berpikir kalau Leo akan kecewa dengan perbuatannya. Tapi sepertinya dia berpikir terlalu jauh. Lagipula tidak mungkin kakaknya akan membencinya kan?
"Oh, iya! Apa yang kau rasakan saat kau melawan raja kerajaan ini? Apa kau bisa mengalahkannya?" Ragna bertanya dengan penasaran.
"Tidak." Leo menggelengkan kepalanya sebelum berkata, "Dengan kekuatanku saat ini, aku tidak yakin bisa mengalahkan raja. Bahkan jika aku mengeluarkan semua yang aku punya, kupikir itu hanya akan berakhir dengan hasil seri."
"Tapi..." Leo tersenyum, "Jika kita berdua bertarung bersama dengan seluruh kekuatan kita, aku yakin kita bisa mengalahkannya."
"...Jika itu terjadi, maka aku tidak akan mengecewakanmu!" Ragna tersenyum.