NovelToon NovelToon
Tanpa Cinta (Istri Kedua)

Tanpa Cinta (Istri Kedua)

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Trilia Igriss

Tak pernah terpikirkan sebelumnya jika Aruna harus menikah setelah kehilangan calon suaminya 1 tahun yang lalu. Ia dengan terpaksa menyetujui lamaran dari seorang pria yang ternyata sudah beristri. Entah apapun alasannya, bukan hanya Aruna, namun Aryan sendiri tak menerima akan perjodohan ini. Meski demikian, pernikahan tetap digelar atas restu orang tua kedua pihak dan Istri pertama Aryan.
Akankah pernikahan tanpa cinta itu bertahan lama? Dan alasan apa yang membuat Aruna harus terjebak menjadi Istri kedua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Trilia Igriss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Masa lalu yang tak bisa kembali

"Aruna dimana Bi?" Tanya Aryan yang badu saja sampai di rumah Aruna pagi ini. Ia cepat-cepat menemui Istri keduanya karena hatinya merasa tak tenang karena Ia menginap di rumah Gita. Tak bisanya Ia merasa khawatir pada Aruna yang jelas bukan orang yang Ia pedulikan. Apa ke rumah anak kecil yang bernama Alice? Sebenarnya siapa Alice itu? Dan mengapa Aruna begitu peduli pada anak yang jelas bukan saudaranya? Pikir Aryan menerka kemungkinan Aruna pergi.

"Bu Aruna pulang ke rumah Bu Isma, Pak. Subuh tadi berangkatnya."

"Loh kenapa tidak beritahu saya, Bi?"

"Maaf Pak. Saya kurang tahu. Saya kira Bu Aruna sudah memberitahu Bapak tentang ini."

"Tapi Ibu diberitahu kan Bi?"

"Sepertinya begitu Pak. Setahu saya, kalau Ibu Sundari tidak memberi izin, Bu Aruna tidak akan berani pergi."

"Pergi sih pergi Bi.tapi saya suaminya. Kenapa tidak minta izin sama saya?" Bi Ima tak menanggapi. Ia sendiri merasa bingung sendiri tak tahu harus menjawab apa. Sebab baginya Aruna terlihat seperti orang yang tidak Aryan inginkan.

"Mungkin karena Anda sedang bersama Bu Gita, jadi Bu Aruna tidak berani menghubungi Anda." Jawab Bi Ima pada akhirnya. Aryan hanya memijit dahinya kemudian kembali berlalu dari rumahnya melajukan mobil yang entah akan kemana.

...----------------...

"Kamu pulang sendiri? Suamimu mana?" Pekik Isma yang terkejut akan kedatangan Aruna seorang diri.

"Mas Aryan lagi di rumah Mbak Gita, Bu." Jawabnya begitu santai. Benar, Isma tak bisa protes saat mendengar menantunya berada di rumah istri pertamanya.

"Terus kamu pulang mau apa?" Tanya Isma kemudian.

"Apa aku gak boleh kangen sama Mama? Sama Oma juga. Aku mau ketemu Oma sebentar. Besok aku pulang lagi ke rumah Mas Aryan."

"Aih hanya satu malam?" Aruna mengangguk lalu menyandarkan kepalanya di bahu sang Ibu. Pada saat itu, tekanan di hatinya terasa berkurang. Aruna tak lagi merasa bimbang, Ia memejamkan matanya yang mulai terasa panas.

"Jujur sama Mama. Kamu mau kemana? Tujuan utama kamu bukan Mama dan Oma kan?" Sudah seperti cenayang, Isma begitu tepat menebak isi pikiran Aruna yang memang ingin mengunjungi tempat lain selain rumahnya.

"Aku cuma mau jalan-jalan aja di sini Ma. Ingin melepaskan rindu."

"Hari ini tepatnya satu tahun Athar meninggal. Kamu gak berniat ziarah ke makamnya kan?" Aruna tak menjawab, Ia memilih beranjak dan tersenyum sebelum berlalu meninggalkan sang Ibu di ruang tamu. Tak bisa dipungkiri, Ia pulang memang ingin berziarah ke makam Athar yang nama dan bayangannya masih melekat di hati Aruna.

...----------------...

"Assalamualaikum, Bu." Terdengar suara seseorang mengucap salam dari luar. Gegas Isma menghampiri dan membukakan pintu memastikan siapa orang yang bertamu ke rumahnya. Alangkah terkejutnya, Isma mendapati Aryan yang datang pun seorang diri.

"Aryan?" Pekiknya hingga Ia terlupa menjawab salam dari sang menantu meski sudah terucap saat di dalam.

"Apa Aruna ke sini, Bu? Kata bi Ima, Aruna pulang ke rumah Ibu." Tak ingin berucap, Isma mengangguk pelan menanggapi pertanyaannya. "Apa Aruna bilang juga kalau kami tidak bertengkar, Bu?" Lanjutnya kembali mendapati jawaban dengan anggukan kepala saja. Bedanya, kali ini Isma sedikit tersenyum untuk meyakinkan Aryan bahwa Aruna tidak mengadu apa-apa. "Sekarang Aruna dimana Bu?" Kali ini, Isma menghela nafas dalam sejenak sebelum Ia menjawab.

"Aruna baru saja pergi ke rumah Oma nya."

"Kalau begitu saya minta alamat Oma, Bu."

"Tapi kalau seandainya Aruna tidak ada di rumah Oma, kemungkinan Aruna ada di makam." Sontak saja Aryan mengernyit mendengar penuturan Isma tersebut. Makam? Mengapa makam? Pikir Aryan. Namun Ia tak ingin mencari tahu lebih dalam, Ia hanya mengangguk mengerti saja dan langsung menyusul Aruna setelah Isma memberikan alamat rumah Oma dan juga letak makam yang dimaksud.

...----------------...

"Apa kamu bertengkar dengan suamimu?" Tanya Oma membuat Aruna berhenti mengaduk teh yang aya di depannya. Gulanya masih belum larut, namun Ia terpaksa menghentikan karena ingin menjawab lebih dulu.

"Nggak Oma. Aku dan Mas Aryan baik-baik aja."

"Oma masih heran sampai sekarang, Una. Kenapa kamu mau-mau saja dijodohkan dengan orang yang sudah beristri. Padahal masih banyak laki-laki yang belum menikah yang ingin menikahi kamu." Dengan menghela nafas gusar, Oma tak bisa menahan kekesalannya akan keputusan yang diambil cucu kesayangannya itu.

"Susah jalannya mungkin, Oma." Ujarnya kembali tersenyum seraya meletakkan cangkir teh di hadapan Oma. "Aku ke makam dulu ya, Oma. Setelah itu baru ke sini lagi." Imbuhnya. Oma tak menjawab atau pun menanggapi, Ia hanya menatap dalam wajah sendu Aruna yang terasa tidak seperti biasanya.

"Kemana senyum kamu yang dulu, Una?"

'Deg!' Apa terlalu kelihatan? Apa senyumnya memang menghilang? Bukankah baru saja Ia tersenyum. Aruna tak ingin membahas perihal dirinya, Ia bergegas pergi ke suatu tempat yang memang menjadi tujuan utamanya mengapa Ia kembali ke kampung halamannya. Dengan berjalan kaki, Ia menyusuri jalanan yang terhitung ramai dengan lalu-lalang warga. Di sini Ia merasakan sebuah ketenangan setelah 2 bulan terakhir harus melihat wajah Aryan yang membuatnya sakit kepala. Tak sedikit orang yang menyapanya selama Ia berjalan menuju tempat pemakaman yang ada di tempat itu.

Di sisi lain, Aryan masih belum menemukan alamat yang Ia cari. Menoleh ke sana-kemari pun tak kunjung mendapatkan hasil. Ingin bertanya, namun pandangannya mendadak tertuju pada sosok yang tak asing baginya. Cepat-cepat Ia menghampiri, namun sosok itu memasuki sebuah jalanan pertigaan yang dimana di sana penuh dengan kuburan manusia. Ternyata benar, Aruna pergi ke makam. Namun makam siapa yang Ia tuju? Tak ingin menahan rasa penasaran, Aryan turun dari mobil dan mengikuti Aruna secara diam-diam. Ia melihat Aruna berhenti di satu makam dengan batu nisan yang memiliki nama "Rey Atharayhan" meninggal di tanggal 03 Agustus.

"Agustus? Sekarang? Dan dia meninggal 1 tahun yang lalu. Siapa dia? Siapa pemilik makam itu? Dan... kenapa Aruna menangis tersedu-sedu begitu?" Gumam Aryan yang tak bisa menerka siapa yang ada di dalam kuburan itu. Melihat tangis Aruna yang seperti menyayat hati, Aryan hanya bisa menerka bahwa sosok Rey Atharayhan adalah orang yang paling Ia sayangi.

"Aku gak bahagia Athar. Kamu bilang, aku akan temukan bahagia aku setelah kepergian kamu, tapi nyatanya? Aku hanya dimanfaatkan untuk kepentingan mereka saja. Mereka tidak benar-benar menyayangi aku." Lirihnya semakin pilu menangis di samping batu nisan dengan nama yang sudah tak bertuan itu.

"Aku gak bisa temukan pengganti kamu. Dia jauh lebih buruk memperlakukan aku. Salah kalau aku rindu pada orang yang sudah meninggal sementara aku sudah menikah? Sakit rasanya Athar."

Semakin dekat Aryan menghampiri Aruna, Ia semakin paham bahwa pemilik nama itu bukanlah keluarganya, melainkan kekasih masa lalu Aruna. Yang membuatnya gusar, bukan karena Athar masih dicintai hebat oleh istrinya, tapi mengapa Aruna begitu niat sampai-sampai mengunjungi makam Athar sejauh ini? Apakah cintanya begitu besar sehingga Ia kalah dengan orang yang sudah meninggal? Apa begini yang dirasakan Aruna ketika melihatnya bersama Gita? Sial. Kebimbangan mulai muncul dibenak Aryan yang mulai merasa cemburu melihat Aruna begitu hebat mencintai orang lain, tapi tidak dengan dirinya.

...-bersambung...

1
Siti Khoiriah
sakut banget ja aruna😭😭😭😭😭
Jumiah
menjadi istri ke2 bukan menyelesaikan masalah mallh menambah penderitaan .
berlipat lipat ,
memikiran gk masuk akal sehat..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!