Gracella Eirene, gadis pendiam yang lebih suka bersembunyi di dunia imajinasi, Ia sering berfantasi tentang kehidupan baru, tentang cinta dan persahabatan yang tak pernah ia rasakan. Suatu hari, ia terpesona oleh novel berjudul 'Perjalanan cinta Laura si gadis polos', khususnya setelah menemukan tokoh bernama Gracella Eirene Valdore. Namun, tanpa ia sadari, sebuah kecelakaan mengubah hidupnya selamanya. Ia terbangun dalam dunia novel tersebut, di mana mimpinya untuk bertransmigrasi menjadi kenyataan.
Di dunia baru ini, Gracella Eirene Valdore bertemu dengan Genta, saudara kembarnya yang merupakan tokoh antagonis utama dalam cerita. Genta adalah musuh tokoh utama, penjahat yang ditakdirkan untuk berakhir tragis. Gracella menyadari bahwa ia telah mengambil alih tubuh Grace Valdore, gadis yang ditakdirkan untuk mengalami nasib yang mengerikan.
- Bisakah Gracella Eirene Valdore mengubah takdirnya dan menghindari nasib tragis yang menanti Grace Valdore?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afizah C_Rmd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 18
Grace melangkahkan kakinya untuk pertama kalinya di perpustakaan sekolah ini. Matanya menangkap suasana tenang dan damai yang menyelimuti ruangan. Cahaya matahari sore yang lembut merembes melalui jendela kaca besar, menerangi rak-rak buku yang menjulang tinggi. Aroma kertas dan tinta lama tercium samar, berpadu dengan aroma teh melati yang mengepul dari cangkir di meja seorang siswa.
Beberapa siswa sibuk dengan urusan masing-masing. Di sudut ruangan, dua siswa perempuan berbisik pelan, asyik berdiskusi tentang buku yang mereka baca. Di dekat jendela, seorang siswa laki-laki dengan kacamata tebal sedang asyik membaca buku tentang sejarah, sesekali mencatat poin penting di buku catatannya. Di tengah ruangan, seorang siswa perempuan dengan rambut panjang terurai sedang duduk di lantai, bersandar pada rak buku, fokus membaca novel tebal.
Grace melangkahkan kakinya ke salah satu rak, matanya menjelajahi deretan buku yang tertata rapi. Ia mencari buku yang diinginkannya, jari-jarinya menelusuri judul dan sampul buku dengan pelan.
Suasana tenang dan damai di perpustakaan membantunya fokus dan menikmati proses pencarian buku yang diinginkannya, ia mengambil beberapa buku penting untuk tugas sekolahnya.
Setelah itu, ia pergi ke rak lain mencari beberapa buku novel untuk dia baca. Sebuah buku dengan sampul gambar bocah imut dan lelaki tampan di sampingnya menarik perhatiannya.
Grace mengambil buku itu tetapi tidak sampai berusaha berkali kali tetapi tidak berhasil membuatnya kesal "Sialan, siapa sih naruh buku tinggi gini nggak tau apa gue gk nyampe bikin kesal aja" umpat Grace
"Butuh bantuan nona cantik" sebuah suara berat tepat disamping telinga Grace kaget dan hampir jatuh.
"Oh, maaf mengagetkanmu nona cantik" ucap lelaki itu membantu Grace
"Hmm" Grace mengalihkan pandangannya melihat ke samping pria itu, ia terdiam menatap wajah tampan pria itu.
"Puas memandangnya nona cantik," kata Alzar, senyum tipis terukir di bibirnya. Matanya berwarna cokelat tua, berbinar-binar, dan memancarkan aura hangat. Rambutnya yang hitam legam sedikit berantakan, menambah pesona maskulinnya. Ia menunjuk ke arah meja yang kosong di dekat jendela, sinar matahari sore menerpa wajah Grace, membuat pipinya merona merah muda.
"Ah, ma maaf," ucap Grace, suaranya sedikit gemetar. Ia merasa malu karena ketahuan sedang menatap Alzar dengan intens. Jari-jarinya memainkan ujung roknya, menunjukkan rasa gugupnya. Matanya masih tertuju pada Alzar yang berjalan di depannya, jantungnya berdebar kencang, seolah ingin melompat keluar dari dadanya.
"Tidak tidak harusnya gue yang minta udah bikin nona cantik ini kaget," kata Alzar, suaranya terdengar lembut dan menenangkan. "Tadi gue lihat nona cantik ingin mengambil buku yang mana biar gue ambilkan."
"Ah, yang sampul biru itu," jawab Grace, menunjuk buku yang dimaksud.
"Nih," kata Alzar, menyerahkan buku itu dengan senyum ramah. "Dengan senang hati, kita belum kenalan kan gue Alzar, Alzar Anthaleo Senaga."
"Grace," jawab Grace pendek, ia berusaha tenang dan menormalkan ekspresi wajahnya seperti biasa.
"Hmm, oke habis ini lo mau kemana?" tanya Alzar, matanya masih menatap Grace dengan penuh perhatian.
"Cari tempat duduk," jawab Grace acuh, menyembunyikan rasa gugupnya.
"Oh, kalo gitu ikut gue," kata Alzar, menawarkan tangannya untuk menuntun Grace.
'Ugh, kenapa aku jadi gugup gini sih?' batin Grace, jantungnya berdebar kencang. 'Tapi tapi dia ganteng banget, aku harus tenang, oke.'
Grace tidak menerima uluran tangan Alzar, karena tidak terbiasa bersentuhan dengan lawan jenis, ia menolak dengan sopan. "Ah, maaf aku tidak terbiasa bersentuhan dengan lawan jenis."
"Tidak masalah, ayo," jawab Alzar, memahami keengganan Grace.
Mereka berdua berjalan menuju meja yang kosong di dekat jendela. Alzar menarik kursi untuk Grace, menunjukkan sopan santunnya. Grace duduk dengan hati-hati, mencoba untuk mengatur napasnya yang sedikit tersengal-sengal.
"Jadi, Grace, lo kelas berapa?" tanya Alzar, mencoba untuk memulai percakapan.
"Kelas 11," jawab Grace singkat.
"Oh, gue kelas 12," jawab Alzar. "Lo jurusan apa?"
"Ips," jawab Grace acuh.
"Gue juga," jawab Alzar. "Lo suka pelajaran apa?"
"Hmm, Seni,"
"Oh, ya gue sukanya matematika," jawab Alzar. "Lo suka baca buku apa?"
"Aku suka baca novel," jawab Grace.
"Gue juga suka baca novel," jawab Alzar. "Lo suka genre apa?"
"Banyak sih, hampir sempurna kecuali Genre horor," jawab Grace.
"Loh, kenapa?," jawab Alzar.
"Gak tertarik aja sih, gak seru rasanya,"
"Oh, ya kalo gitu biasanya nih paling banyak baca novel apa?" jawab Alzar.
"Hmm, aku biasanya suka baca genre transmigrasi gitu dan juga putri palsu dan putri asli, seru banget pokoknya. Apalagi di aplikasi Fizzo tau kan, aku sering baca di situ. Lo sendiri gimana?" Grace mulai merasa nyaman menjawab lebih banyak
"Kalo gue suka yang fantasi gitu, cerita nya seru dan juga kemampuan kemampuan keren. Aku juga suka yang transmigrasi apalagi ke zaman kuno keren abis pokoknya," jawab Alzar, matanya berbinar-binar saat membicarakan topik favoritnya.
"Wah, gue juga suka yang kayak gitu tapi tergantung isi cerita nya nah gue suka nya tuh cerita gitu tuh komik," jawab Grace semangat
"Oh, lo suka komik juga?" tanya Alzar, tertarik.
"Em, apalagi liat karakter karakter nya yang ganteng dan cantik sempurna banget," jawab Grace tersenyum.
"Seriusan lo suka komik? Gue juga suka banget! Apalagi yang genre fantasi, keren abis! Lo suka komik apa?" tanya Grace, suaranya tiba-tiba bersemangat. Matanya berbinar-binar, menunjukkan kegembiraannya menemukan seseorang yang memiliki minat yang sama dengannya.
Rasa gugupnya lenyap seketika, sikap acuh dan dingin nya bahkan tidak terlihat, digantikan oleh kegembiraan yang tulus. jika ada yang melihat perubahan sikap Grace tidak akan menyangka jika Grace ternyata memiliki sikap banyak bicara jika membahas masalah minatnya.
Grace dan Alzar terus mengobrol hingga lupa waktu. Mereka membahas dunia novel, komik, dan berbagai hal lainnya. Suara tawa mereka bergema di perpustakaan yang biasanya sunyi. Bahkan saat bel berbunyi, mereka masih asyik berbincang, seolah waktu berhenti untuk mereka berdua. Grace merasakan jantungnya berdebar kencang, kali ini bukan karena gugup, melainkan karena kegembiraan menemukan seseorang yang memiliki minat yang sama dengannya.
...----------------...