NovelToon NovelToon
Nadira Atau Naura

Nadira Atau Naura

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:21.4k
Nilai: 5
Nama Author: Embunpagi

Aku hampir gila, karena dihadapkan pada dua wanita.
Nadira adalah gadis pilihanku, sedangkan Naura adalah gadis pilihan ibu.
Jika tetap mempertahankan Nadira, maka hati ibulah yang akan tersakiti, tetapi jika memilih wanita pilihan ibu, maka aku harus siap melihat Nadira terluka dan kecewa.

lalu aku harus bagaimana? Apa aku bisa mencintai wanita pilihan ibu seperti aku mencintai Nadira?

hai...mampir yuk di cerita terbaruku!
jangan lupa like dan komen ya.. terima kasih...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 16

Rafka membiarkan gadis itu menonton kejahatannya sendiri.

"Satu.. dua.. tiga..." Rafka menghitung dalam hati.

Dan benar saja, mulut Nadira menganga tidak percaya dengan isi video yang menampilkan dirinya sendiri.

"Raf..ini..i-ini ti-tidak benar, Raf. Ka-kamu percaya sama aku kan?"

Seketika Nadira turun dari pangkuanku.

Aku melipat tangan di dada. Menatap Nadira dengan ekspresi wajah datar dan dingin.

"Sayang..kamu tahu aku kan? Kita sudah empat tahun saling mengenal. Kamu lihat perjuangan aku nungguin kamu nikahi kan? Jadi tidak mungkin aku melakukan hal bodoh seperti video di ponsel kamu."

" Nadira, kamu tahu enggak? Kalau kamu mau buat sesuatu itu harus dipikir kembali. Naura hamil, kalau dia celaka, kemungkinan besar, bayinya juga akan celaka."

Tiba-tiba Naura bersujud di bawah kaki ku, "maafkan aku Rafka, aku khilaf..."

Nadira menangis terisak di depanku.

Sebenarnya ada rasa iba melihat orang yang kucintai menangis hingga bahunya terguncang, tapi mengingat Naura hampir celaka, aku juga tidak bisa membenarkan perlakuan Nadira.

Aku diam sejenak, menarik napas panjang, mungkin ini saatnya aku melepaskan Nadira dan mempertahankan Naura.

Setelah Nadira cukup tenang, "Nad, bangunlah!"

Nadira duduk di sampingku, tangannya menyapu wajahnya yang sembab.

Dia menatap lekat wajahku penuh harap.

"Nadira.. mulai hari ini, aku lepaskan engkau selamanya."

Ucapku penuh penekanan.

"Yang..kamu jangan asal ngomong dong. Gak mungkin hubungan kita selesai hanya karena masalah sepele."

Aku mengernyit kening, heran. Masalah sepele katanya?

Aku bergidik ngeri. Lama-lama Nadira seperti punya penyakit psikopat. Mungkin kemarin Naura, tapi esok..bisa jadi ibu, atau yang lebih parah, aku akan menjadi sasaran terakhirnya.

"Raf, kamu tahu kan? Kalau hubungan kita selesai, itu artinya aku juga akan mengakhiri hubungan kita." Ancamnya.

Aku sudah bosan mendengar ancaman Nadira. Dan mulai hari ini aku akan belajar tidak perduli.

"Raf.." Nadira mengguncang bahuku.

Aku bangkit dari duduk, dan berpamitan pada Nadira. Tapi...Nadira berlari ke dapur.

Aku berusaha tidak perduli, meski Nadira akan menyakiti dirinya sendiri.

Aku juga yakin, Nadira tidak mungkin mengakhiri hidupnya.

Aku sudah duduk dibalik kemudi dan siap meluncur meninggalkan Nadira, meninggalkan masa lalu kami, meninggalkan cintaku..

"Raf..." Nadira berlari ke depan mobil,

Tangannya menggenggam sebuah pisau dapur.

"Aku akan mati Raf."

Aku tidak turun sama sekali, justru aku membunyikan klakson beberapa kali, berharap Nadira segera menyingkir.

Tapi..sepertinya aku salah. Nadira nekat memotong pergelangan tangannya.

Sial!

Aku turun dari mobil, Nadira sudah tergeletak bersimbah darah.

Tidak ingin Nadira mati konyol, aku segera membawanya ke rumah sakit terdekat.

"Suster tolong suster.." aku berlari mondar mandir meminta bantuan suster yang sedang berjaga. Aku takut jika Nadira mati konyol karena mati kehabisan darah.

Beruntungnya suster-suster di sini sangat sigap melayani pasien yang darurat. Nadira langsung ditangani oleh dokter.

Aku merasa lega sekarang.

***

Sudah pukul sepuluh malam. Hatiku sedikit resah. Yang ada di kepala saat ini adalah ingin segera pulang dan bertemu dengan Naura.

Entah kenapa akhir-akhir ini aku sering merindui Naura. Sedang apa ya gadis itu sekarang? Apa dia pernah merasa khawatir jika aku belum pulang?

GR banget sih aku?

Baru saja memikirkan gadis sederhana itu, eh tahu-tahu ada pesan singkat darinya,

[ Mas, kenapa belum pulang?]

Ah, rasanya telingaku ingin terbang satu, segitu bahagianya melihat Naura khawatir.

Dengan cepat jari-jari ku mengirim balasan pesan untuk Naura,

[Aku masih ada urusan, maaf ya. Mungkin malam ini gak bisa pulang.]

[Kamu hati-hati di rumah, jangan lupa kunci pintu dan jendela, sayang.]

Aku terkekeh sendiri, berani-beraninya memanggil Naura dengan panggilan sayang.

Sadar woi sadar!

Aku sudah memberi kabar pada orang tuanya Nadira. Beruntung mereka masih di Indonesia. Mungkin satu atau dua jam lagi datang.

Sebagai lelaki sejati aku harus bertemu langsung dengan orang tua Nadira agar tidak terjadi salah paham antara aku dan Mereka.

***

Dan benar saja,

Setelah menunggu selama satu jam setengah, akhirnya orang tua Nadira datang juga.

Sebagai anak yang diajarkan sopan santun, aku segera menyalami kedua orang tua Nadira.

Melihat anaknya tergolek lemah di ranjang rumah sakit, tangis mama Nadira pecah. Beliau sangat syok melihat keadaan putri semata wayangnya.

Papa Nadira mengajak aku keluar dari ruangan. Kami duduk di lorong rumah sakit yang sepi.

Papanya Nadira terdiam sejenak, kemudian ia bertanya padaku.

"Apa yang terjadi sebenarnya?"

Aku menceritakan semua permasalahan secara detail. Tidak ada yang dikurangi dan ditambahi.

Lelaki paruh baya itu menghela napas berat, " dia putri semata wayang kami, apa pun keinginannya selalu berusaha kami penuhi. Menikahlah dengan putriku. Dia sangat mencintaimu. Aku sudah tahu status mu, lelaki beristri. Jadikanlah putriku istri kedua mu!"

Aku terhenyak mendengar permintaan papa Nadira.

Tidak pernah terlintas di benakku, jika aku akan melakukan poligami.

" Putriku sering bercerita tentangmu. Dia rela mengobati rasa sakitnya saat kamu harus menikah dengan perempuan pilihan ibumu, sekarang..dia nekat bunuh diri karena kamu mengakhiri hubungan dengannya, jujur, sebagai orang tua, aku merasa sedih. Selama ini aku bisa memberi apa yang bisa aku beri, tapi, aku tidak bisa membeli cinta lelaki yang diinginkan oleh putri ku sendiri. Tolong, jangan pikirkan mahar dua milyar itu, yang paling penting, nikahi putriku.!"

"Aku sudah beristri, om."

" Tidak masalah, yang terpenting kamu bisa adil pada keduanya. Aku yakin, putriku tidak keberatan."

"Nanti aku pikirkan kembali permintaan om. Aku pulang dulu, om."

Aku berpamitan pada papanya Nadira. Biarlah Nadira menjadi urusan mereka sekarang.

***

Suara bel berbunyi berkali-kali, aku yang tertidur lelap pun terbangun.

Aku sejenak memulihkan kesadaran, melihat jam di dinding. Sudah pukul dua dini hari. Apa mas itu mas Rafka?

Aku segera berjalan ke depan, tetapi sebelum membuka pintu, terlebih dahulu aku mengintip dari balik jendela. Menyingkap sedikit gorden jendela.

Aku bernapas lega, ternyata yang membunyikan bel rumah adalah mas Rafka.

Tanpa keraguan, aku segera membuka pintu.

Tapi... Baru saja pintu terbuka, tiba-tiba menyeruak bau amis yang membuat perutku mual. Baju mas Rafka penuh dengan noda merah seperti darah.

Aku langsung menutup mulut dan hidung menggunakan kedua telapak tanganku.

"Mas.. bau-bau..."

Aku berlari ke dapur dan memuntahkan isi perutku di wastafel.

Hueeekkk...

Isi perutku akhirnya keluar juga.

Ya Allah..bau apa ini sebenarnya? apa yang terjadi dengan mas Rafka?

Aku memilih duduk di dapur. Berusaha menetralkan tubuhku yang terasa lemas akibat muntah tadi.

Terdengar guyuran air dari kamar mandi.

Baguslah kalau mas Rafka segera mandi.

Tidak berapa lama mas Rafka muncul dengan aroma yang jauh lebih segar.

"Sudah gak bau lagi, kan?"

Aku mengangguk, " kamu kenapa mas? Kenapa bisa bau amis? Baju kamu kena noda darah siapa?"

Aku memberondong mas Rafka dengan beberapa pertanyaan sekaligus.

"Nadira nekat bunuh diri."

Sontak aku terkejut, menutup mulutku dengan telapak tanganku.

Ada rasa tidak percaya jika Nadira harus berbuat nekat mengakhiri hidupnya.

"Jadi bagaimana keadaannya sekarang mas? Nadira enggak papa, kan?"

Drtttttt....

Ponsel mas Rafka bergetar.

"Tidak ada namanya." Gumam mas Rafka.

"Angkat mas, mana tahu penting."

Mas Rafka menekan tombol hijau, ia juga membuat jari telunjuknya di depan bibirnya, memintaku untuk diam sejenak.

"Nadira... Iya, kenapa?"

Hayo...ada yang tahu siapa yang menelpon mas Rafka? Kira-kira bagaimana keadaan Nadira ya?

Yuk silahkan komen dan tinggalkan jejak ya...

1
Endang Supriati
jgn mau bakik sama rafa,dirimu cuma bayangan nadira.
klu mau balik suruh sivrafa sujudv7 hari 7 malam siang dan malam. terus diiviioin.
terus anaknya sipelakor kamu syruh buang kerumah orang tua nadira atau bawa ke panti sosial.
najis amat kamu sampai gila stress dan amenesia.
Embunpagi: kakak...gemes ya sama Rafka😆
btw, terima kasih ya sudah mampir 😄
total 1 replies
Endang Supriati
mau balik sama naura ! suruh buang anak sipelakor
Endang Supriati
klu sy jd naura! tuh bayi pelakor! kekeb sama bantal.
Endang Supriati
ya,jgn mau sama rafa, biar anaknya dpt ihu sambung yg kejam anaknya ydk diurus.
Endang Supriati
nanti diurusin naura , bawa ke panti aduhan di luar pulau, biar rasa dan biar dia gila kaya naura.
Endang Supriati
terus anaknya nadira tdk punya mata,tangannya kecil satu,kakinya cuma satu. udh gitu perempuan pula.
Miss.Circle
bagus
Sondang Sartika Lumbanraja
egois rasak nk tohhh
Ambo Nai
jangan jadi laki2 egois yg bisa menyakiti hati wanita.semoga bayi Nadira bukan anak rafa
Mutia Mutmainnah
update lagi ka🙏
Yovita Amalia putri
gtu doang crta nya. yaallah ending ny ga sesuai ekspetasi😂
Embunpagi: ☺️☺️🙏
total 1 replies
Yovita Amalia putri
salah Naura sendri klo dia ga kuat sehrus ny lepas aja tu lakik ga guna. terakhir bnyk fikiran berefek sm kandungannya, anak nya mati malah jadi gilak
Yovita Amalia putri
pusing lama2
Yovita Amalia putri
loh perasaan di bab sebelum nya nadira udah pernah jumpa ibu raffa sekali jadi otomatis uda tau dong. tp knp di bab ini di bilang ibu tau dari mana nadira. acem toh certa nya inu
Sondang Sartika Lumbanraja
nahh kan saat kamu tidak bisa apa apa tempat kembali yaa ibu muu
Alby Mukfu
Bukannya dulu Rayyan bilang mau cerai SM Nadira ya,terus dia nyesel Ken si Nadira jg udah gk perawan tp kok akhirnya mlh pilih Nadira & ninggalin Naura Krn gila, semoga Naura dpt pengganti Rayan & mertua mendukung,biar Rayan& Nadira dpt blsn dr Arthur nya🤭
Iis Dawina
mudah" an siih ga..karma buat mereka
Embunpagi: amin..
terima kasih sudah mampir kk☺️
total 1 replies
Mesra Turnip
Thor !!!! pebadaraannn
Embunpagi: pebadaraaan itu apa yah? 😄
terima kasih ya sudah mampir😄
total 1 replies
Endang Supriati
mudah2an anaknya mati,biar nadira merasakan kehilangan anakk.
seperti appa! sakit. udhh gitu nadira kena racun dr air ketuban yg nyerang syaraf dan janntung. mukanya menyot ke kiri. tangan lumpuh,kaki lumpuh sebelah.
Embunpagi: wah ..ini pasti fansnya Naura😄
terima kasih ya sudah mampir😄
total 1 replies
Sondang Sartika Lumbanraja
gimana nihh apakah selamat
Embunpagi: tunggu up nya ya..
terima kasih sudah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!