NovelToon NovelToon
AFTER FIVE YEARS

AFTER FIVE YEARS

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Pernikahan Kilat / Cerai / Beda Usia / Pelakor / Mengubah Takdir
Popularitas:47.3k
Nilai: 5
Nama Author: yaya_tiiara

Sassy Savannah menempelkan kepalanya di kaca jendela kereta, yang akan membawanya kembali ke tanah kelahirannya. Lima tahun bukan waktu singkat, untuk mengubur kenangan yang telah terjadi. Apalagi harus kembali berhadapan dengan orang dari masalalunya, yang hingga saat ini masih bersemayam di lubuk hatinya paling dalam. Rasanya malas harus kembali bertemu dengan mantan suaminya, yang mencampakkannya dengan semena-mena.
Aidan Darma Saputra, lelaki yang dicintainya sekaligus di bencinya. Dia telah menorehkan sebuah kesakitan, juga sekaligus kebencian dalam jiwanya. Hanya karena sebuah aduan tidak berdasar yang di tuduhkan padanya, dia dengan teganya mencampakkan dirinya.
Dengan kekuatan yang tersisa, Sassy bisa keluar dari istana yang mengurungnya selama ini. Berbekal tekad kuat dan dorongan semangat dari ke dua orangtuanya, Sassy melanjutkan hidup jauh dari lelaki yang di cintainya sekaligus orang yang mematahkan harapannya bisa bersanding hidup bersama sampai ajal memisahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Sassy memutuskan untuk ke kamar kecil terlebih dahulu, ia ingin menenangkan deburan hatinya yang bergemuruh. Pertemuan tidak terduga yang terjadi dengan Nyonya Rianty, membuatnya harus kembali mengingat masa lalu. Ia terduduk di atas toilet, dengan kaki gemetar. Inilah yang harus di hadapinya, bertemu dengan orang-orang yang pernah berseteru dan menyakiti perasaannya. 'Ah, dunia memang sempit sekali' keluh Sassy, sambil memejamkan matanya.

Setelah dirasanya cukup kuat dan langkah kakinya tidak goyah, ia memutuskan kembali ke acara pesta. Dari kejauhan, terlihat Bian masih bercengkrama dengan koleganya. Dengan satu tangan memegang minuman dan tangan yang lainnya dalam saku celana bahannya, sang bos tampak berwibawa. Ia memuji bosnya, yang tampan dengan sejuta pesona. Tak jarang banyak mata wanita memandang memuja, tapi Bian acuh saja. Terbuat dari apa sih? hati Pak bos.

Sambil mengambil minuman dari pelayan yang melintas, Sassy bergerak menghampiri Bian. Saat itu juga bosnya bertatapan dengannya, dan melambaikan tangan.

"Oh ya Ibra, kenalkan asisten ku Sassy" ucap Bian, begitu ia sudah berhadapan dengan bos dan temannya.

Laki-laki yang dipanggil Ibra, langsung tersenyum dengan ramahnya. Lalu mengulurkan tangannya,dan di sambut Sassy dengan sopan.

"Ibrahim" katanya, dengan genggaman tangan hangat. "Senang berkenalan dengan anda."

"Saya Sassy" balasnya.

"Ibra ini, teman kuliah ku dulu" tanpa di minta Bian menerangkan.

Sassy hanya ber-oh saja, sebagai jawaban. Ia berdiri diantara ke duanya, dengan wajah terlihat jemu. Tak begitu memahami tentang pembicaraan mereka, karena yang ada dalam benaknya saat ini adalah kasur empuknya. Bisa di bayangkan betapa menderitanya Sassy, sudah bekerja selama enam hari di tambah dengan acara tambahan. Selain ingin memejamkan matanya, dan menikmati tidur tanpa terganggu oleh siapapun.

Seakan dapat membaca pikiran asistennya, Bian mengakhiri pembicaraannya dan berjanji untuk bertemu kembali di lain kesempatan. Ia menarik pergelangan tangan Sassy, lalu menaruh gelasnya di meja terdekat.

"Ayok, kita pulang" ucap Bian, masih memegang tangan asistennya.

Sassy rasanya bisa bernafas lega, bosnya ternyata lelaki penuh pengertian. Kakinya sakit, karena tidak terbiasa memakai sepatu dengan heels tinggi. Ia lebih senang menggunakan sepatu sneaker untuk segala jenis kegiatannya, termasuk pergi ke kantor. Selain pekerjaannya menuntutnya untuk bertindak cekatan, ia pun lebih banyak bekerja di lapangan mengawal sang bos.

Dari dulu Sassy memang berpenampilan sedikit tomboi, jarang memakai gaun ataupun merias diri. Sempat berubah ketika telah menikah dengan Aidan, namun kini kembali ke penampilan awal. Ia lebih nyaman seperti apa adanya, tanpa perlu repot-repot menjadi orang lain.

Sassy berhenti berjalan ketika sampai di lobi, ia lalu duduk di sofa yang ada di ruangan resepsionis.

"Kenapa?" tanya Bian, ketika merasakan tangannya di tarik ke arah sofa.

"Duduk dulu, aku mau periksa kaki ku. Kayaknya, lecet deh" jawab Sassy, sembari membuka heels tujuh sentinya. " Tuh kan, bengkak!"lanjutnya, memperlihatkan tumitnya yang memerah.

"Harus dibiasakan pake heels, supaya gak kaget kakinya" ucap Bian asal.

"Ah, si bos ada-ada aja! Apa hubungannya lecet, dengan kebiasaan pake heels?" tanya Sassy merengut.

"Ya udah, kamu diem di sini. Saya mau ambil mobil dulu, jangan kemana-mana."

"Aduh bos, saya gak akan hilang kali."

"Siapa tau, badan mu kan kecil!?"

Tanpa menunggu jawaban dari Sassy, sang bos melangkah cepat kearah petugas palet. Ia menyerahkan kunci kontak mobilnya, lalu menghampiri asistennya.

"Yuk, mobilnya udah siap!"

Dengan tertatih-tatih, Sassy melangkahkan kakinya. Sambil memegangi tangan Bian, ia berjalan berdampingan. Namun sebelum memasuki mobil, suara seorang wanita memasuki gendang telinganya. Terlihat Clara tersenyum manis, berjalan bersama tunangannya. wajah Aidan tampak terkesiap, melihat Sassy bersama seorang pria.

"Sassy! Aku tunggu kamu di salon ku, malah gak datang-datang" rajuk Clara, ketika mereka telah berhadapan.

"Maaf Clara, aku sekarang bekerja. Jadi, kamu tau lah..." Sassy mengangkat pundaknya, seolah pasrah.

"Tapi lain kali, harus datang lho. Aku punya berita gembira buat mu..."

"Apa itu?" tanya Sassy penasaran.

"Aku akan segera menikah!" ucap Clara, dengan mata berbinar-binar. "Kenalin, ini calon suami ku" lanjutnya, menarik tangan pria di belakangnya agar berdiri sejajar dengannya. "Aidan, teman ku Sassy yang sering ku ceritakan."

"Hai!" sapa Aidan pendek. Ia berusaha tampil sewajarnya, di depan Sassy. Untuk menghilangkan kegugupannya, Aidan memasukkan ke dua tangannya ke dalam saku celananya.

"Hai juga" balas perempuan muda itu, mengikuti sikap Aidan yang pura-pura tidak mengenalnya. "Selamat ya, Clara. Jangan lupa surat undangannya" ucap Sassy manis.

"Malah aku ingin kamu jadi bridesmaids ku, dan kekasih mu juga. Iya kan, sayang" ujar Clara, menatap tunangannya meminta persetujuan.

"Jangan merepotkan teman mu, Clara. Barangkali dia sibuk? dan gak ada waktu buat hadir." acuh sekali kalimat yang keluar dari belahan bibir Aidan.

"Pak Bian ini, bos saya" terang Sassy, merasa tak enak hati. Ketika Clara menyebut bosnya sebagai kekasih.

"Iya, sekarang belum. Saya sedang berusaha meluluhkan hatinya" timpal Bian, merangkul pundak Sassy.

"Aduh... romantisnya, jadi inget waktu kamu ngelamar aku" Clara menatap Aidan, dengan segenap cintanya. Sedangkan yang di tatapnya, terlihat salah tingkah.

Sassy membuang muka, menghindari kontak mata dengan Aidan. Ia segera melepaskan tangan yang bertengger di pundaknya, tanpa membuat sang empunya tersinggung.

"Clara, aku duluan ya" pamit Sassy, setelah berbasa-basi sejenak.

Mereka saling melambaikan tangan, Sassy berjalan bersama Bian.

"Laki-laki itu, mantan suami mu bukan?!" tanya Bian berbisik. Ia memakai sabuk pengamannya, dan menatap Sassy sekilas.

"Hmm, kamu tau dari mana?" tanyanya penasaran

"Umn, Rian pernah cerita tentang kamu."

"Oo ya, seberapa banyak?"

"Lumayan banyak, sampai aku ingin nonjok muka mantan mu" Bian berkata dengan geram.

"Kok, kamu yang ngegas sih?"

"Karena aku tau, bagaimana rasanya di posisi kamu?"

"Emangnya, kamu pernah ngalamin" cibir Sassy.

"Bukan aku, tapi adik Bunda pernah mengalaminya." ucap Bian dengan wajah berubah sendu. "Ia bercerita banyak tentang kehidupan pernikahannya yang tidak bahagia, karena suaminya selalu menuruti kehendak orangtuanya."

"Oh, gitu ya!"

"Ya! Aku selalu berharap bertemu dengan mantan mu, setelah mendengar penuturan Rian. Mantan mu itu, laki-laki pengecut yang berlindung di ketiak ibunya."

Benar apa yang di katakan Bian, kekuatan ibunya mempengaruhi segenap pikiran Aidan. Ia terlalu takut menenteng Nyonya Rianty, walau tau perbuatan ibunya salah. Tapi kini Sassy bersyukur, sudah lepas dari keluarga toxic itu. Hanya tinggal bertemu dengan Cindy, sepupu Aidan yang membuatnya harus menerima kenyataan pahit. Di talak sang suami, tanpa bisa membela diri.

'Sungguh miris, bukan?' batin Sassy kelu.

      ****

1
ida martinah
owalah...mbulet ae ...banyak tokoh yg ga benernya....nanti tertular lgi....kwkwkwkw
Uthie
strees
Uthie
murahan 😌
Uthie
Good 👍😏
Uthie
sok pede 😏
Uthie
Susah kalau masih berada dalam ketiak orang tua yg egois 😤
Uthie
Good Sassy 👍😏
Uthie
tentulah.. mantan yg disakiti harus tampil terdepan 👍👍👍👍😝
Uthie
Wahhhh... Sassy juga haru move on dong... tunjukkan pada mantan, kau bisa tanpanya 👍🤨
Uthie
baru mampir 👍♥️
Rohmi Yatun
yup harusnya bgtu kmu sassy.. tegas.. kalo ngandalin bian mah lama2 rumah tangga lo bubrah..
lanjut Thor😘
Rohmi Yatun
double up donk Thor 😘😘
ida martinah
sopo meneh iki. ...
ida martinah
owalah embo.....semuanya salah ga ada yg bener.....
sur yati
hah kasian bgt kmu Sassy punya suami dulu ma skrg hampir sama
sur yati
buang ke laut sessy
Rohmi Yatun
beri pelajaran tu ama bian.. sassy jgn diam aja.. gemes banget jdinya😇😇
Rohmi Yatun
kak author .. ditunggu up selanjutnya ya.. lama banget ni baru nongol.. semoga kedepannya gk ada kendala lg dgn akun nya ya🤗🤗
Putu Suciptawati
kutunggu ya akkak
Rohmi Yatun
ni mana lanjutannya yaaa... /Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!